Antara minyak dan air, bukan nya padam malah makin tersulut, gue angkat tangan ngadepin dua jurig ini
-sena otw ubananSore harinya saat Rafi bangun dari tidur nya, ia mencuci wajah dan menggosok giginya. Ternyata dia baru sadar di dalam setiap kamar seperti nya tersedia kamar mandi. Gila fasilitas nya GK kaleng-kaleng, karena merasa nyawa dan wajah nya udah gak kucel Rafi memilih keluar kamar.
Ia melihat sekeliling kebetulan kamarnya di lantai dasar jadi dia gak susah susah buat turun tangga. Saat dirinya akan menuju ke arah dapur ia melewati ruang TV dan disana ia melihat satu sosok yang agak asing tengah terduduk lesu menonggak kan kepala nya ke sandaran sofa dan menaruh tangan nya di wajah menutupi mata nya.
Orang itu masih menggunakan stelan kantor, jas nya dibuka dan di Sampir kan di tangan nya, tas tergeletak di bawah dekat kaki pria itu. Karena hanya menggunakan kemeja biru dengan lengan digulung, Rafi dapat melihat seberapa lelaki itu sangat menjaga otot badannya.
Hanya sebentar Rafi memperhatikan sampai suara yang ia kenal membuat nya buyar pada pikirannya.
"Eh udah bangun, mau nyemil fi? Kalau mau makan masih nunggu nanti yak fi, kebetulan semua penghuni kost udah di rumah jadi makan malam nya bareng ya it's okey kan?"
"Hah, iya sen Santai aja"
Rafi memang baru tau tadi ternyata dia dan beberapa penghuni disini seumuran, dia baru tau dari Sena tadi siang saat ia akan beberes bajunya. Sena menawarkan diri untuk membantu nya, ya Rafi sih sangat senang ya dibantu. Dan saat sesi bantu bantu itu dirinya banyak menerima informasi, tenyata Sena itu pemilik rumah ini dan rumah ini ternyata punya nama, namanya Jagawana House lucu kata Rafi mah.
Terus ternyata mereka seumuran, dan yang lebih mengejutkan Rafi, ada dua orang lagi yang se umur an sama dia. Kata Sena sih salah satunya yang tadi siang teriak-teriak an cuma prihal nanya Sena nitip apa.
Sena juga sepertinya dapat informasi baru akan penghuni kost an satu ini, ternyata Rafi suka melukis dan dia adalah mahasiswa semester akhir yang nunggu wisuda juga. Tapi berbeda dengan nya yang sewaktu waktu harus ambil spesialis lagi, Rafi mah enggak.
Lagi juga ternyata si Rafi sudah mendapatkan jadwal wisuda nya dan wisuda nya sebulan setelah wisuda dirinya, wah bisa kebetulan gitu ya.
Kembali pada kondisi saat ini, setelah Sena berucap demikian Sena duduk di sofa yang ada pria itu, kemudian melepas kan tangan yang menutupi mata itu, Rafi hanya diam memerhatikan dari sofa single.
Iya dia juga ikutan duduk, soalnya kan bingung juga mau ngapain.
Sena memperhatikan Janu, kemudian ia mengambil tangan Janu yang tadi ia pindah kan ke paha pria itu, kalau Janu tidur dengan posisi seperti itu tangan nya akan keram.
Sena mulai memijat telapak tangan pria itu, Rafi masih terus memperhatikan gerakan gerakan yang dilakukan Sena, jika dilihat lagi Sena seperti seorang ibu yang sedang mengurus anak nya. Teduh sekali Rafi liat nya.
"Henggghh" lenguhan itu terdengar dari pria ber kemeja itu.
"Bangun jan, jangan tidur disini. Kalo capek tuh langsung ke kamar kan udah sering gue bilang"
"Kalau keram gimana?"
"Hmmm" hanya deheman yang menjadi jawaban pria itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS
FanfictionKisah tentang sena dan teman-temannya. Luka nya, sakitnya, bahagia nya, tawa nya, marah, khawatir dan kecewa. kalian akan dibawa ke dalam banyak nya Lika liku kisah para pemuda ini. "Gue beruntung ketemu bapak kost kaya lo Na" -janu "Sebagai penghu...