Hallo gmn kabar kalian?
Sejujurnya aku sibuk bngt, karena udah masuk semester tua. Dan udah harus persiapan buat skripsi an, jadi aku mau timbun draf cerita dulu takut nya pas masuk masa padat aku gk bisa up cerita.
Enjoy ya🌼🙌🏻
Typo tandain 📍Sore hari di Minggu ke 4, tepat nya udah sebulan Sena di rumah itu. Dan sebulan juga Sena menyandang gelar bapak kost Jagawana dan terhitung ia sudah semakin menjadi cukup dekat dengan ke dua bokem di rumah nya.
Hari Minggu sore ini baik Sena dan ke dua itik nya itu sedang bersantai di pelataran belakang rumah, tadi Sena kebetulan membuat gorengan buat cemilan sore. Dan kebetulan lagi si boss muda Janu sedang berbaik hati membeli kopi di aplikasi ijo.
Mereka sedang menatap senja di hari itu di temani dengan beberapa bacotan antara Hida dan Janu.
"Ah hidup bangsat banget ya Jan,sen."
Kedua orang yang mendengar kan itu hanya diam asik menyimak si pemuda yang satu tengah misuh-misuh manjah.
"Sen bunuh orang dosa nya sebesar apa ya?"
Sena melotot kearah Hida, Janu hanya memasang muka julid atas pertanyaan yang keluar dari mulut sahabat nya itu.
"Da lu sehat?"
"Lu kenapa sih anjir, gua liat liat dari selesai lunch lo ngomel-ngomel Mulu da. Ada apa sih cerita da cerita"
"AKSHSBSMAKSJSKSK" teriak Hida sambil mengacak-acak rambut nya.
"Lu kenapa Hridaya" tanya Sena
HUFTTTTT.....
Helaan nafas besar yang sangat frustasi itu menjadi fakta yang agak memusingkan buat Sena dan Janu, mereka bingung itik satu ini sudah tantrum sejak siang tadi. Kata Janu sih, pasalnya pagi hari Hida baik-baik saja tuh.
"Da, kalau berat itu dibagi da. Kalau capek itu istirahat, kalau berisik tutup telinga nya terus kalau sakit di obatin. Satu lagi kalau kusut minta bantuan"
"Sebulan loh da, sebulan lo, gue, dan Janu udah jadi keluarga disini. Masih sungkan atau masih nganggep kita orang asing?"
Pernyataan dan pertanyaan Sena membuat Hida terdiam, tapi bukan hanya Hida nampaknya Janu pun ikut diam.
"Coba jelasin pelan pelan, Lo kenapa tantrum sampai segitunya?"
" Huft, gue bingung sen. Gue....gue ada something yang susah buat gue jelasin"
"Hmmm, gini aja loe jelasin yang bikin lu jadi tantrum aja"
"...." Hida menimbang apa yang di katakan Sena padanya.
"Jadi gini, misal kalau lu dapet surat tuntutan pidana dengan tuduhan kasus penggelapan dana tuh Lo bakal lakuin apa?" Tanya Hida.
"Hmmm, kalau Janu Lo bakal lakuin apa?" Tanya Sena balik pada Janu yang sedari tadi hanya menyimak.
"Gue ya sebagai seorang pembisnis, yang mungkin terjadi nya perang di pengadilan dengan pidana yang macem gitu, bakal ngelakuin beberapa hal sih da. Pertama cari umpan, kedua taro jebakan ke tiga tinggal Lo lempar aja tuh sangkar ke laut nanti tenggelam sendiri" Hida dan Sena mengerti apa yang disampaikan Janu, tapi bukan itu yang Hida ingin kan dari pertanyaan nya.
"Akhkkk taik, bukan Kitu atuh Jan yang aing mau CK."
"Wkwkwkw aneh aneh. Da kalau emang susah banget masalah nya coba Lo Konsul ke pihak yang ngerti, satu hal si da kalau Lo takut ya semakin mereka gampang buat ngejerat Lo nya" ungkap Sena sambil menatap Hida.
"Hahhh, iya sen aing ngerti cuma aing agak ke trigger aja. Pasalnya mereka mainnya terlalu Alus, macem belut yang udah licin tapi malah dikasih minyak urut"
KAMU SEDANG MEMBACA
POLARIS
FanfictionKisah tentang sena dan teman-temannya. Luka nya, sakitnya, bahagia nya, tawa nya, marah, khawatir dan kecewa. kalian akan dibawa ke dalam banyak nya Lika liku kisah para pemuda ini. "Gue beruntung ketemu bapak kost kaya lo Na" -janu "Sebagai penghu...