Hridaya Ishaan

17 4 0
                                    

Hai gimana kabar kalian?
Semoga baik ya
Kalau gk baik boleh cerita in di komen
Enjoy 🙌🏻⭐



Pagi itu setelah mendapatkan kabar bahwa si ibu kost nya akan menjual rumah tempat lelaki itu tinggal sementara. Ia sedikit ketar ketir sebab kini dirinya sedang berada di kota kelahiran nya.

"Ah, anying naha anjeun teu ngawartosan sateuacanna?"

" Ya udh nanti aing balik, makasih ya bang udah ngabarin. Nitip barang-barang gue ya bang"

"Iya, kemungkinan sampe Sono malem bang"

"Oke makasih bang"

"Alah sia, ada wa'e nasib-nasib"

"Kunaon sih A'? Dari tadi aku liat aa marah-marah w'e di telepon"

"Gpp, cuma kesel aja. Kamu teh gk sekolah dek?"

"Sekolah atuh A', ini aku mau berangkat mau pamit atuh sama kamu. Titip ambu dulu ya. Teu naon kan?"

"Iya geulis, kamu teh sekolah aja, di rumah mah gampang nanti urusan aa"

"Duit saku ada?"

"Masih ada kok"

"Ya udh ini, buat pegangan ya"

"Ih si aa, atuh gak usah"

"Udah wa'e pegang dek, kan nanti aa balik lagi ke Jogja."

"Ya udah makasih ya A' ".

Gadis itu pergi setelah menitipkan sang ibu pada kakak lelaki nya itu.

Sedangkan lelaki tadi, menghembuskan nafas nya lelah. Niat hati ketika mendapatkan libur dari sang atasan ia akan melepas rindu dengan kembali pulang ke kampung halaman.

Tapi yang dia dapatkan malah kabar sang ibunda yang jatuh sakit, jika begini siapa yang ingin ia salah kan?

Tapi pemuda itu tetap sangat berterima kasih pada sang adik, Ishaan biasa dipanggil Haan. Nama pemuda tampan yang sekarang sedang menatap langit-langit plafon ruang tidur minimalis nya.

Haan atau biasa di panggil Hida oleh sang ibunda, adalah lelaki kelahiran Bandung. Kini usia pemuda itu memasuki 24 tahun, berbeda 7 tahun dengan sang adik perempuan.

Hida adalah anak pertama dari dua bersaudara, ia adalah seorang perantau yang mengadu nasib di kota orang. Berharap ia bisa menemukan cara untuk melepaskan tali kekang dari leher sang bunda dan adiknya.

Hida lelaki itu sedang memikirkan kenapa keluarga bisa serumit ini, mau holiday malah meydey hadeuh.

Malas berfikiran yang membuat nya malah pusing lebih baik ia melihat kondisi sang ibunda, yang tadi habis meminum obatnya dibantu sang adik. Lelaki itu keluar dari kamar nya dan melangkah menuju kamar sang ibu, saat ia buka pintu itu ia dapati sang ibunda yang terbaring.

Hida mendekat ke ranjang sang bunda mengelus jemari nya, perempuan yang melahirkan dan merawat nya ini sedang menahan sakit. Hidaa sudah mencoba membujuk sang ibu untuk rawat inap di RS.

Tapi ambu nya menolak mentah-mentah keputusan si sulung, akhirnya karena tidak mau berdebat berujung menyakiti perasaan sang ambu Hida akhirnya mengalah.

Setelah sebentar mengecek kondisi sang ibu, Hida keluar dari kamar itu dan melangkah menuruni tangga. Lelaki itu mau menghilang kan penat nya dengan menghirup nikotin.

Ini masih pagi tapi lelaki itu malah menghembuskan asap rokoknya, yah bagaimana kini kepalanya benar-benar penuh hahhh.

Ia pikir setelah sang ambu berhasil putus hubungan dengan para bedebah itu, kehidupan ia, adiknya dan sang ambu akan membaik. Ternyata ia salah, harus nya dulu ia boyong saja ke dua perempuan tersayang nya ikut ke tanah sang sultan (Jogja).

POLARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang