Konsultasi kah?

6 1 0
                                    


Gak tau mau nulis apa di opening nya heheheh, seperti biasa aja
Typo tandain ya 🌼📍
Enjoy 🙌🏻

Pria ber kemeja putih itu sangat terlihat penat dan lelah, nampaknya kertas kertas berisikan jawaban ujian mahasiswa nya itu membuat dirinya sangat frustasi.

Sangat menjengkelkan sudah dia ajarkan, dia jelaskan dan dia praktekan tapi kenapa mahasiswa nya ini kebanyakan memiliki otak bebal begini sih.

Dia marah dan frustasi, tapi bukan pada mahasiswa nya. Nyatanya ia maklum karena memang kebanyakan hanya mahasiswa baru, alias anak baru lulus dari sekolah menengah atas.

Dirinya hanya menyalurkan emosi nya saja, ia sangat marah tapi entah harus ia salurkan kemana, ke teman satu profesi nya yang ternyata dijodohkan oleh mantan kekasihnya? Oleh orang tua mantan nya itu? Atau ia marah pada ayah nya yang seorang pendeta di Greja dengan pendirian teguh nya? Atauuu dia marah dengan ibu nya? Yang tak merestui nya? Atau sebenarnya dia marah pada tuhan karena selalu memberikan takdir yang selalu sulit.

Tapi sebenarnya dia hanya marah pada dirinya sendiri, terlalu banyak hal yang ia hindari sehingga selalu membuat masalah nya menumpuk.

Malam itu ia memutuskan untuk pulang saja, karena satu, matanya sudah sakit, dua, tubuh nya lengket karena keringat akibat aktivitas nya, dan alasan terakhir dia lapar.

Pemuda tampan yang sudah menjadi dosen selama 2 tahun di fakultas bisnis management itu berjalan menuju parkiran, dan berkendara dengan mobil hitam mengkilat itu, menuju rumah orangtuanya.

Ia pemuda itu masih tinggal dengan mama dan papa nya, sebenarnya bukan ia tak mau mandiri tapi ibunya yang menentang keras anak lelaki tunggalnya itu pergi dari rumah.

Sesampainya pria itu di rumah ia membuka pintu rumah nya menggunakan kunci cadangan yang kerap ia bawa.

Kemudian masuk dan kembali mengunci nya, ia tebak mama dan papa nya sudah larut ke alam mimpi. Pemuda itu memasuki kamarnya dan mengunci pintu kamarnya, 1 setengah jam setiap hari nya ia habiskan untuk berkendara pulang pergi ke rumah dan kampus tempat nya mengajar.

Lelah tentu, tapi mau bagaimana ia hanya pemuda yang sejak kecil hanya menurut dan selalu bilang iya, tidak penting pendapat nya di rumah ini. Yang penting hanya keputusan orang tua nya.

Melelahkan tapi itu lah kondisinya, anak si pendeta yang selalu membuat jemaat ibu-ibu membandingkan anak nya dengan diri nya.

Siapa sih yang gak mau punya anak atau menantu seperti nya, sudah pintar lulusan S2 universitas negri, cumlaude lagi.

Pekerjaan nya terjamin, ibu mana yang gak mau punya mantu macam dia. Ada satu, orang tua mantan nya, memang ia di ajar kan oleh papa bahwa semua manusia itu sama di ciptakan oleh sang kuasa.

Tapi keyakinan dan iman yang berbeda adalah pilihan masing-masing manusia, ketika seorang manusia mempercayai suatu hal dan mengimani nya maka itu lah yang ia pilih.

Seperti Niskala madhava, pria yang sejak lahir adalah anak dari pernikahan sang pendeta dengan salah satu jemaat nya sendiri yaitu ibunya, kisah cinta klasik sebenarnya. Ibunya adalah jemaat yang taat dan sering ikut berbagi kegiatan di Greja tempat papa nya berada.

Karena kata orang cinta datang karena terbiasa maka itu lah yang terjadi antara mama dan papa nya. Mereka akhirnya memutuskan untuk menikah di tahun itu dan lahir lah madhava, tapi kemudian dokter bilang mama nya sudah tidak bisa mengandung lagi karena kondisi tubuh yang tidak memungkinkan.

Dibesarkan di keluarga yang cukup religius membuat madhava menjadi pribadi yang cukup tenang dan selalu menjadi anak yang penurut. Orang tua nya pikir anak mereka adalah anak yang baik, nyatanya madhava hanya memerankan sosok anak yang diinginkan orang tuanya saja.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 16 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

POLARISTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang