BAB 7

24 2 0
                                    

Rain:
"Kabari gue kalau Lo udah sampai rumah."
____

Ini adalah beberapa waktu setelahnya dikala gadis itu sudah berada di perjalanan pulang.

Ivanna membaca pesan yang di kirim Rain tanpa membalasnya.

"Besok sebelum Pajar menyingsing mobil sudah terparkir di basement apartemen." Titah Ivanna pada seseorang.

"Baik nona." Jawab sang supir.

Sesampainya di apartemen Ivanna berkemas karena saat ini sudah menunjukan waktu malam. Pasca kejadian, ia tak langsung pulang ketempat huniannya, karena ada beberapa hal yang harus ia kerjakan.

🐝🐝🐝

Room chat Ivanna dan Rain

Ivanna:
Maaf baru bales chat lo. Gue udah di rumah.

Balas Ivanna sembari membuka laptop bertujuan untuk mengerjakan tugas.

Rain:
Besok Lo masuk kelas jam berapa?

Ivanna:
10 pagi

Rain:
Oke besok Lo mau gue jemput atau nggak? (Tawar Rain)

Ivanna:
Boleh, tapi gue mau Lo datang ke apartemen gue jam 8 pagi gimana?

Rain:
Oke

Ivanna mengirimkan lokasi tempat tinggalnya kepada Rain.

🐝🐝🐝

Pov Rain...

"Gimana Rain aman cewek Lo?" Tanya Arkan pada Rain yang baru saja tiba di ruang tengah.

"Dia bukan cewek gue. Besok gue tanya kedia." Rain mengambil jelly coklat yang ada di atas meja lalu memakannya.

"Kalau boleh tau tu cewek siapa?" Tanya Arkan.

"Ivanna." Singkat Rain duduk di sofa.

Semua teman-temannya mengangguk paham.

"Pencarian Lo tentang cewek yang udah bantu Lo di rusun terbengkalai kemarin gimana?" Tanya Raka.

"Dia? Masih gue cari sampai sekarang. Gue cuman punya satu petunjuk yaitu bau tubuh tu cewek. Kalau suara gue nggak pasti karena malam itu hujan lebat. Gue masih berasumsi terhadap seseorang cuman gue nggak mau bertanya kepada yang bersangkutan." Jelas Rain sembari memakan kacang rebus.

"Oke, tapi Lo heran nggak sih kok bisa ada cewek malam-malam, hujan, petir ada di tu rusun." Raka curiga.

"Nobody knows, mana tau dia berteduh disana?" Jawab Rain.

Semua teman-temannya kagum dan serentak tepuk tangan. Malam ini mereka menemukan Rain yang dulu telah kembali.

"Tapi? Ada sesuatu hal yang menjadi pertanyaan besar bagi gue." Gumam Rain.

Seketika membuat semuanya terdiam sejenak.

"Kenapa?"

"Tidak ada, seiring berjalannya waktu pasti gue bakalan menemukan jawabnya."

"Yah, lu nggak seru Rain gimana sih." Kesal Ruby.

🍂🍂🍂

Pagi harinya...

Rain sudah tiba di basement apartemen tempat dimana Ivanna tinggal.

Rain:
Gue udah di basment.

Setelah mengirimkan pesan singkat tersebut Rain melihat sekitar. Parkiran di penuhi oleh kendaraan roda empat yang terbilang cukup mahal. Begitu juga dengan hunian wanita tersebut berada di lingkungan yang setara.

"Sekaya apa ni cewek?" Celetuk Rain, lalu melihat seseorang keluar dari Lift.

Rain mengendari mobilnya mendekati gadis itu kemudian berhenti tempat di depannya.

Ivanna pun langsung masuk kedalam mobil kemudian berkata, "maaf membuat mu lama menunggu, dan terimakasih juga sudah nurutin perkataan gue." Ivanna tersenyum melihat Rain.

"Sama-sama, Lo mau kemana sepagi ini keluar?" Tanya Rain fokus menyetir.

"Sarapan, ayo kewarung kopi dulu. Lo mau apa?"

"Samain aja."

"Oke, kamu tidak ada kelas hari ini?"

"Nggak, gue mikirin projek akhir gue."

Wanita itu mengangguk sebagai jawaban.

"Lo kenapa kadang-kadang manggil Lo gue atau kamu aku?" Rain keheranan.

"Tidak ada, gue kayak gitu tergantung situasi dan kondisi aja."

Rain menggeleng, kini mereka sudah berada di kawasan warung kopi yang Meraka tuju. Setelah melakukan pemesanan melalui drive Thru kini mereka sedang berada di parkiran untuk menunggu pesanan di antar.

Tepat di seberang mereka ada mobil yang baru saja tiba. Kemudian keluar lah dua orang yang Rain kenal yaitu Melvin dan Melanie.

Melvin merangkul Melanie memasuki warung tersebut dengan gontainya.

"Lo kenal mereka?" Tanya Ivanna tiba-tiba.

Rain melihat Ivanna lalu berkata, "kenal, yang cewek itu Melanie dan yang cowok Melvin anak Maxentia Harapan." Jelas Rain.

Tok...
Tok...

Seseorang mengetok mobil Rain ia hendak mengantarkan pesanan mereka, "terimakasih." Ivanna mengambilnya, kemudian pelayan itu pergi meninggalkan mereka bersamaan dengan mereka meninggalkan tempat tersebut.

"Oh, bukanya tu cowok yang kalah balap Ama gue beberapa waktu lalu ya."

"Yah Lo benar sekali. Lo minum sama makan aja dulu."

"Nggak nanti pas udah di kampus aja, lagian juga dekat."

Sesampainya di daerah kampus mereka berada di parkiran dan masih berada di dalam mobil menikmati sarapan.

"Ada selai toping di sudut bibir Lo."
Rain dengan sigapnya mengambil tisu, "sini gue bersihin."

Ivanna terdiam...

Rain menyibakkan rambut Ivana kebelakang telinganya kemudian membersihkannya dengan hati-hati. Jarak di antara mereka memang cukup dekat. Rain menatap Ivanna dan wanita itu juga membalas tatapan mata Rain.

Hal itu berlangsung beberapa saat hingga salah satu dari mereka berdeham.

"Sorry." Mereka mengatakan kata yang sama serentak.

"Gue ke kelas dulu terimakasih untuk traktirannya." Ivanna keluar mobil membawa sarapan dan tasnya.

Rain yang melihat hal tersebut hanya bisa tersenyum dikala melihat wanita itu lari meninggalkannya.

"Ivanna?" Gumam Rain dikala ia mengingat tato bertulisan nama tersebut di belakang telinga gadis itu.

___

Berlanjut ya!!!

LUCIFER Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang