Flashback...
Waktu masih menunjukkan pukul 03:15 AM.
Dimalam ketika Melvin meminta Melanie masuk ke kamarnya. Mereka menikmati malam yang panas di atas ranjang bersamay. Hal ini bukanlah hubungan badan yang pertama kali mereka lakukan.
Pacaran mereka memang terbilang cukup berlebihan. Anak-anak Aloysius sudah sering kali memperingati mereka tetapi tidak ada satupun yang mengiyakannya.
Melvin memiliki karakter yang keras kepala sangat batu jika diberikan nasihat, sedangkan Melanie tak ada yang tau seperti perilaku yang menonjol pada dirinya. Karena Melvin yang lebih mendominasi di antara hubungan keduanya.
"Vin?" Panggil Melanie melihat kekasihnya yang baru keluar dari kamar mandi berbalut handuk dari pinggang hingga betis, dan rambut yang basah perawakan orang yang baru siap mandi.
"Sudah bangun? Ada apa?" Melihat Melanie mencium sekilas bibir kekasihnya yang masih baring di tempat tidur berbalut selimut tebal untuk menutupi tubuhnya yang naked.
"Sudah, beberapa waktu belakangan gue kurang enak badan, dan bulan ini gue udah telat." Ucapnya takut melihat Melvin yang duduk di pinggiran tempat tidur.
"So?" Melihat Melanie mengeluh rambut kekasihnya.
"Gue hamil. Gue minta pertanggung jawaban Lo."
"Waaah, benarkah?" Melihat Melanie yang kini posisi setengah duduk menghadap dirinya.
"Kenapa respon Lo kayak gitu Vin? Seakan ini candaan bagi Lo. Gue takut orang tua gue marah. Lo mau tanggung jawab kan?" Memegang tangan Melvin kemudian mencium tangan pemuda berdarah Korea itu. Ia duduk sempurna menghadap laki-laki itu.
Melvin tak menjawab, dia malah melumat bibir kekasihnya itu dengan rakus, tanganya menekan tekuk wanita itu agar ciuman mereka lebih menghanyutkan.
Hal itu terjadi cukup lama. Melanie mendorong tubuh Melvin hingga ciuman mereka terhenti. Jarak keduanya sangat dekat.
Melvin tersenyum remeh, "haha, kasian." Wajah ibanya mengelus rambut Melanie sayang.
"Akkkkhhhh." Teriak Melanie, ia memegang tangan Melvin yang tiba-tiba menjambak rambutnya.
"Lo bodoh atau bagaimana sih? Dengan mudah gue percaya ucapan Lo iya?" Berdiri menguatkan tarikan pada rambut Melanie. Hingga terjungkal kebelakang.
"Sayang sakit. Aaaaakkkkhhhh!!" Berteriak berusaha melepaskan tarikan.
"Yang tidur dengan Lo buka gue aja tau nggak?" Menyeret tubuh Melanie hingga wanita itu jatuh dari tempat tidur tanpa melepaskan Jambakan menuju toilet.
"Sakit vin!" Tangisnya pecah, memegang tangan Melvin hingga kaki-kaki itu melepaskan Jambakan tersebut.
Melanie kini tersandar di sudut dinding tepat di depan pintu toilet. Ia menangis menutup mulut.
"Sakit ya?" Memasang wajah kasihan bertekuk lutut tepat di antara kedua paha wanita itu
"Jawab pertanyaan gue mel, anak yang Lo kandung bukan anak gue kan?" Melepaskan dekapan tangan Melanie yang menutupi mulutnya.
"Lo pikir gue tidur sama siapa? Lo orang satu-satunya yang tidur Ama gue vin." Menangis dengan nada suara meninggi.
"Lo lupa? Gue nggak suka liat Lo nangis dan bentak gue sayang. Pliss berhenti lah meneteskan air mata." Pinta Melvin.
"Vin gue mohon hmm?" Memohon melihat Melvin menghapus air mata dengan suara lembut.
"Gitu dong baru pacar gue yang baik." Menumpukan lutut di perut Melanie tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCIFER
Teen Fiction"Lucifer adalah satu kata yang menurut gue indah. Walaupun ini menggambarkan sesosok yang sangat menyeramkan, Jangan kita pikirkan itu, tapi bayangkan saja Lucifer itu bentuk makna seberapa bahagianya gua buat mendapatkan cinta lu na, lu cahaya bagi...