chenle terbangun saat merasakan tangannya sakit, ia melihat maminya tertidur pulas dengan menjadikan tangan chenle sebagai bantal kepalanya." mami.. "
" sayang? apa yang sakit nak? "
" ngga ada mami, karna lele liat mami lele jadi sehat lagii "
" masa sihh "
"ih bener mami, lele sayang banget sama mami eh sama papi juga "
" pinter, makasih ya sayang. mami juga sayangg banget sama chenle "
" hihi, lele tauu kok mamii "
" gemesnyaa "
___________________________
" ngapain harus gua jenguk? udah sembuh kan dia "
" dia belum sembuh mark "
" buktinya kata haechan aja pulang hari ini, berarti udah sembuh dong? "
" seenggaknya lu anterin dia pulang mark, ga capek lu di cap brengsek sama haechan? "
" gua bahkan ga peduli jen, mau mereka ninggalin gua juga gaakan bikin gua mati tuh? "
" brengsek beneran ya lo ternyata! "
" gua dari dulu gini jen "
" ngga, lu berubah mark.. "
" terserah "
_______________________
" yeyy chenle pulang! "
chenle merentangkan tangannya ke atas dan bersorak ria." lele hebat! nanti mami beliin chenle hadiah "
" mau mau! "
" okee, sekarang kita siap siap terus pergi cari hadiah buat lele, ok? "
"okeyy mamii "
setelahnya mereka melakukan pembayaran dan segera pergi dari rumah sakit.
sebelum ke rumah haechan berhenti di depan toko mainan anak, chenle yang tidak sabar membuka pintu dan berlari masuk ke dalam toko itu" chenle! jangan lari sayang "
haechan berlari mengejar chenle dan memegang tangannya." hehe, maaf mami soalnya lele udah ga sabar mau beli mainan! "
" lele ga sabar ya? yaudah ayo kita cari mainan yang chenle mau "
berjam jam mereka menelusuri toko itu namun chenle belum juga menemukan mainan yang ia mau.
" jadi chenle mau mainan yang mana sayang? sudah mau malam loh "
" sebenarnya chenle mau mami, tapi lele takut di ledek sama jie.. "
" emang lele mau apa? "
" itu.. "
chenle menunjuk ke arah rak boneka di ujung toko, haechan tersenyum. ia menarik tangan chenle menuju rak boneka itu." nah chenle mau yang mana sayang? "
" yang itu mami yang dino "
" mau yang itu aja? ada yang lain ga? "
" ndaa, mau itu aja "
" okee deh, kita bayar ya "
mereka pergi menuju kasir dan membayar boneka yang chenle mau. chenle sangat senang sampai meninggalkan maminya yang masih melakukan pembayaran.
" chenle, mami kan bilang tunggu "
"maaf mi, chenle soalnya senang bangett!"
"bagus kalau chenle senang, ini hadiah buat chenle karna chenle hebat dan sabar melawan sakit chenlee, makasih ya sayang"
" hihi iya mami "
________________________" udah sehat tu anak? "
saat haechan dan chenle memasuki rumah mereka di kagetkan dengan adanya mark di dalam." mark? kamu kok udah pulang? "
" gua disini salah, ga di rumah juga salah "
" aku kan cuma nanya mark? "
" pertanyaan lo itu konyol, udah jelas gua disini "
" emm.. mami "
" eh iya sayang kenapa nak? "
" lele ke kamar ya.. "
" iya sayang, sendiri gapapa? "
" gapapa mami "
mark hanya menonton drama anak dan istrinya yang menurutnya alay itu. setelahnya ia menarik tangan haechan karna ia ingin berbicara empat mata dengannya.
" mark lepas! "
" kita harus bicara chan "
" bicara apa lagi mark?, tentang kamu selingkuh? "
" bukan, gabisa disini kita harus cari tempat yang kemungkinan besar chenle gaakan masuk "
" cih, yasudah di ruang kerja kamu aja "
" oke "
mark melepaskan gandengan tangan nya dan berjalan mendahalui haechan, haechan hanya berjalan malas karena harusnya ia menemani chenle tidur malam ini.
namun daripada suaminya memgamuk ia lebih memilih pasrah dan mengikuti langkah suaminya.
saat haechan sudah masuk ke ruang kerja mark, mark menutup pintu dan menguncinya." jadi kamu mau ngomong apa? "
" aku mau kita cerai "
haechan terdiam mendengar ucapan mark.
ia tidak apa jika mark terus menyakiti hatinya asal status chenle akan tetap punya orang tua yang lengkap." gabisa, chenle masih butuh kita mark! "
" kalau lu mikir kaya gitu, berarti mending chenle kita tinggal aja sendiri. "
" kamu.. kamu gila mark! "
haechan menampar pipi mark dengan air mata yang mengalir deras ke pipinya.__________________________
tbc
janlup votee, follow yaww
KAMU SEDANG MEMBACA
way back home
Fanfictionhaechan menikah dengan seorang pria mapan hingga mempunyai seorang anak lelaki yang selalu di jadikan pelampiasan emosi suaminya, haechan selalu menyalahkan dirinya yang tidak bisa memisahkan saat anaknya yang sedang di siksa oleh suaminya namun che...