chenle dan jisung masuk ke dalam kamar, mereka belum pisah kamar kerena permintaan jisung.
chenle masuk ke dalam toilet, ia berdiri di depan kaca. menatap dirinya yang terlihat sangat lemah. merepotkan orang lain dan juga menyusahkan dirinya sendiri.
chenle mengambil ponselnya, membuka galeri khusus maminya dan juga tentu dirinya. ia kembali mengingat memori bersama maminya.
bahkan chenle tidak tahu apakah haechan masih hidup atau tidak, sudah makan atau belum. dan lain sebagainya.air mata mulai turun dari wajah sempurna milik chenle, chenle sangat merindukan haechan. chenle rela mati di tangan mark kalau itu salah satu syarat agar bisa bertemu dengan haechan.
chenle menutup kedua mata yang mulai sembab itu, tahun ke tahun ia hanya berharap bisa bertemu dengan haechan.
chenle memutar video lama yang jaemin kirimkan untuknya.
"chenle hati hati nak"
haechan merekam chenle yang sedang lari larian di taman"halo mami, mami adek mau itu"
chenle menunjuk penjual balon."adek mau itu? ayok beli"
sambil berjalan haechan tidak berhenti merekam chenle. bagi haechan setiap langkah chenle adalah waktu dan langkah yang sangat berharga"mau yang mana adeknya?"
tanya penjual itu sambil tersenyum karena penampilan chenle yang sangat lucu."yang itu, yang warna biru!"
chenle menunjuk warna balon yang ia inginkan dengan senyum lebar.video itu berdurasi empat puluh detik,
selama video itu diputar chenle semakin menangis.jaemin sadar kalau hanya jisung yang turun dari atas, kemana chenle? padahal biasanya chenle dan jisung selalu bersama kapanpun dan dimanapun.
"chenle nya mana ji? tumben banget sendirian"
tanya jaemin menoleh sebentar dan kembali mengaduk daging dan bumbu untuk makan malam."lagi mandi diatas, bun. nanti ji main ya mungkin pulangnya agak malem hehe"
pantas sekarang jisung membantu jaemin.
ternyata ada maunya."main lagi? chenle ikut gak? boleh aja main, asal ga aneh aneh"
jisung tersenyum dan mengecup pipi bundanya."kalo chenle ji gatau, anyway makasih ya bundaa"
sekali lagi jisung mengecup pipi bundanya.jisung duduk di sofa, ia sedang menunggu ayahnya yang katanya sebentar lagi sampai tapi sudah lima menit belum muncul.
"bunda! ayah kemana sih bun kok lama banget?"
tanya jisung sambil mengecek dari jendela."gatau ji! coba telfon aja takut kenapa napa"
jaemin dan jisung berteriak karena jarak antara mereka yang lumayan jauh."kenapa sih ji? kok teriak teriak?"
tanya chenle sambil memegang bahu jisung."nungguin ayah dari tadi ga pulang pulang, padahal katanya bentar lagi sampe"
jisung menutup tirai jendela dengan kecewa dan menyusul chenle yang sudah duduk di sofa."makin di tungguin tuh pasti makin lama ji, coba kalau kamu ga inget ayjie bilang bakal pulang cepet. pasti kamu kaget"
jisung menyandarkan kepalanya di bahu chenle yang sudah wangi."iya tau, tapi ini beneran udah lama banget. gua mau keluar soalnya"
jisung memeluk chenle dari samping. wangi khas chenle sangat enak di hidungnya."jangan ngendusin leher aku ji, geli tau! lagian mandi sana kamu bau matahari tau gak"
jisung langsung bangkit dari duduknya dan mencium pipi chenle.
KAMU SEDANG MEMBACA
way back home
Fanfictionhaechan menikah dengan seorang pria mapan hingga mempunyai seorang anak lelaki yang selalu di jadikan pelampiasan emosi suaminya, haechan selalu menyalahkan dirinya yang tidak bisa memisahkan saat anaknya yang sedang di siksa oleh suaminya namun che...