27.

277 37 5
                                    

tidak terasa sekarang mereka semua sedang menunggu keluarga dari pendonor mata yang akan memberikan mata anak mereka ke chenle.

"chenle takut mami.. kalau mereka galak gimana"
haechan menggenggam dan mengelus tangan chenle.

sejujurnya haechan juga sedikit gugup walaupun kemarin sempat bertemu dengan pendonor mata chenle.

"chenle tenang aja ya? nanti ibu sama bapaknya baik kok, nanti kenalan ya?"
jaemin memberi kan kata kata semangat, soalnya kalau sampai chenle takut bisa bisa operasi nya tidak jadi hari ini.

"tuh kata bunjie adek harus tenang, yang penting sekarang kamu berdoa biar operasinya lancarr. jadi adek bisa liat deh nanti!"

"okey mami, bunjie.. tapi nanti lama ga mami? lele mau di temenin mami aja.."
bukankah tadi chenle sudah mengiyakan perkataan jaemin dan haechan?
tapi ternyata dia masih agak ragu dan takut.

"mami gatau sayang berapa lama juga kayanya mami gabisa nemenin lele"

"kenapa mami? lele maunya di temenin mami.."
ucap chenle dengan nada sedih.
bagaimana jika nantinya chenle di culik oleh dokternya dan ia tidak bisa lagi bertemu dengan maminya?

itulah yang jisung ucapkan kemarin, sampai sekarang perkataan itu terus menghantuinya.

"karena kalau mami sama bunjie masuk ruangannya jadi sempit dong ya? jadi dokternya ga bebas geraknya sayang"
sebenernya alasan yang paling masuk akal adalah karena kebersihan dan kesterilan yang harus terjaga selama operasi.

tetapi anak sekecil chenle mana bisa langsung mengerti? dia bahkan belum belajar tentang itu.

"pilihnya ruangan yang besar dong mami, emangnya ruangannya kecil banget ya?"
haechan hanya tersenyum, karena semakin di jawab maka chenle juga semakin tidak berhenti bertanya.

"chan, udah di depan pintu ternyata"
ucap jaemin setelah mengecek siapa yang mengetik pintu kamar rawat chenle.

"oh iya? yaudah kamu tungguin chenle disimi dulu ya jaem, aku mau nyambut dulu kasian juga kalo nunggu kelamaan diluar"
jaemin mengangguk dan berdiri di samping chenle yang ketakutan.

"kon'nichiwa, anata no namae wa nanidesu ka?".  (haloo, nama kamu siapa?)
tanya orang itu setelah sampai di depan kasur chenle.

chenle sedikit kebingungan dengan bahasa asing itu, untung ada jaemin yang mengtranslate untuknya.

"watashi wa chenledesu"
(aku chenle)
ucap chenle dengan nada gugup.

"mada hazukashidesu yo ne? totemo kawaii". (masih malu malu ya? imut banget)
ucap wanita itu sambil mengusap pipi chenle.

haechan dan jaemin melotot karena mereka tidak membolehkan siapapun memegang pipi chenle kecuali orang terdekat karena pasti langsung iritasi.

tapi mereka diam saja karena demi chenle bisa melihat mereka rela melakukan apapun.

"bunjie, itu artinya apa? lele harus jawab apa?"
ucap chenle kebingungan dengan kalimat panjang itu.

"coba kamu ajak bicaranya pakai bahasa inggris, mereka bisa kok"
ucap jaemin. chenle melihat ke dua orang yang berdiri menatap chenle seolah olah menunggu chenle berbicara.

"im sorry, i cant speak japanese.."
(maaf aku tidak bisa berbicara bahasa jepang)

"ouh that's ok, so your name is chenle right?"
(ouh gapapa, jadi nama kamu chenle kan?)

chenle mengangguk dengan gemas.

"by the way, when will the operation start?"
(ngomong ngomong, kapan operasinya di mulai?)

way back homeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang