Tiara 23

30 3 0
                                    

Wira ingin menonjok lelaki yang sedang memegangi kedua pinggang Tiara. Sayangnya hal tersebut tidak dapat ia lakukan, berhubung Tiara sedang melakoni pekerjaannya. Gadis itu sedang melakukan pertunjukan lap dance. Setelah beberapa lama mengamati keduanya, Wira pun menempati sebuah bangku yang masih kosong. Disusul pelayan wanita yang menghampirinya untuk menawarkan menu.

"Pacarnya Tiara, ya, Mas?" tanya pelayan tersebut.

"Ya." jawabnya singkat, sembari memilih menu yang hendak dipesan.

"Dia lagi kerja tuh! Tumben juga dia dapat pesanan lap dance, mulai laris nih!" balas pelayan tersebut. "Mas cemburu nggak?"

Wira menyebutkan pesanannya tanpa menanggapi pertanyaan waiters tersebut, membuat sang wanita pergi dengan senyum kecut.

Wira kembali menoleh ke arah meja yang semula menjadi pusat perhatiannya, tampak Tiara masih menghibur seorang pelanggan disana.

🎤🎤🎤

"Hai!" sapa Tiara, sebelum mengecup bibirnya.

Gadis itu menempatkan diri di sebelah Wira, meraih sebotol air mineral untuk diteguk.

"Kenapa?" tanyanya, ketika Wira hanya menontonnya dalam diam.

Namun Wira menggeleng, mengalihkan perhatiannya pada makanan yang terhidang. Mulai menyantap makan malam diiringi kernyitan bingung di dahi Tiara.

"Tugasku udah selesai. Kamu masih mau disini atau langsung antar aku pulang?" tanya Tiara.

"Mampir ke hotel dulu gimana?" balasnya.

"Ke hotel? Mau ngapain?" tanya Tiara, selagi gadis itu memotong daging panggang di piringnya.

"Have sex." jawabnya singkat.

"Wira, kalau ngomong yang bener dong!" protes Tiara. "Ya udah, habis ini kita langsung pulang ke rumahku aja."

Wira melirik gadis itu, padahal jawabannya barusan serius.

🎤🎤🎤

"Selamat pagi!" sapa Kasih, begitu ia tiba di ruang tamu.

Pagi-pagi gadis itu kembali muncul di apartemennya membawakan sarapan. Seolah tidak terjadi apa-apa.

"Kukira Tiara ada disini! Padahal aku membawakan sarapan untuknya juga." ucap Gadis itu, seolah tengah merasa kecewa.

Lalu dengan ceria Kasih memulai obrolan. Baik dengannya maupun Luffy. Ngomong-ngomong tentang lelaki itu, Wira masih belum bicara dengannya sejak kejadian menyebalkan di dapur.

"Terima kasih sarapannya, Kasih. Aku pergi duluan." ucap Wira sebelum meninggalkan apartemen.

Sejak percekcokan di malam itu pula, ia pergi bekerja seorang diri, tidak lagi memberikan tumpangan untuk Luffy. Sedikit membuatnya merasa kesepian di sepanjang jalan. Satu tangannya terulur untuk menyalakan radio mobil.

🎤🎤🎤

"Keberatan aku duduk disini?" sapa Alan di suatu siang.

Wira sedang menyantap makan siangnya di kantin, sendirian, sebelum lelaki itu muncul.

"Kau siapa? Apa aku mengenalmu?" balasnya, berpura-pura.

Alan mencebik sembari duduk di hadapannya, memulai makan siang.

"Kudengar, kau pacaran dengan Tiara." celetuk Alan.

"Ya," jawab Wira. "Kakak ipar." lanjutnya, usil.

Alan menatapnya kesal. Lalu katanya, "Kukira kau segan untuk memacari adikku. Rupanya kau memang tidak tertarik pada Kasih!"

"Dia patah hati, kau tahu? Murung, mengurung diri di kamar. Bahkan tidak selera makan." ucap Alan.

TiaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang