Sakit. [END]
Satu kata yang memiliki arti segalanya. Sakit apa? oh jangan tanyakan hal itu pada lelaki macam Zayyan ...
Zayyan berpikir, sakit apa yang dimaksud? entahlah ia terlalu 'Bersahabat' dengan rasa sakit yang bertambah dengan hadirnya se...
Sing dan lex berjalan beriringan menuju rumah sakit. Seperti janji mereka tadi, bahwa mereka akan kembali saat kelas selesai.
Mereka memasuki gedung rumah sakit tanpa curiga sama sekali. Mereka yakin, jika zayyan baik baik saja.
Lex berhenti, membuat sing menoleh kebelakang. "Sing, zayyan gapapa kan? Entah kenapa perasaan gw gaenak." Sing terdiam.
"Zayyan gapapa selama elektokardiogram ga bunyi." Ucap sing membuat lex menatap sang sepupu.
"Kalo bunyi gimana?"
Sing menghela nafas, "udah ayo cepetan, zayyan nungguin."
Saat sampai didepan kamar rawat zayyan, mereka terkejut akan kedatangan dokter yang setia menunggu sing dan lex. Sang dokter mengatakan berita yang membuat mereka berkeringat dingin.
"Maafkan kami tuan muda sing dan tuan muda lex, kami tidak dapat menjaga zayyan dengan baik selama tuan muda tidak ada." Sing menunduk dengan tangan terkepal erat. Karena ia tidak suka basa basi tentang zayyan, jadi ia menyuruh dokter untuk memberi tahu ke intinya saja.
"Dok, to the point bisa ga?" Suara berat sing mengintrupsi keadaan. Lex menangis dalam diam sambil menunduk.
"Pasien kami, zayyan. Sedang berada di ruang isolasi." Mendengar kata 'isolasi' membuat mereka berdua mendongak dengan mimik wajah terkejut.
"Kalau tuan muda ingin menjenguk, kami persilahkan ikuti saya." Sang dokter pergi mendahului diikuti sing dan lex dengan perasaan campur aduk.
Setelah sampai, mereka kompak menangis melihat keadaan zayyan sekarang. Yang namanya ruang isolasi, tidak ada yang boleh memasuki ruangan kecuali sang ahli medis.
Tadi, sing ingin menerobos jika saja sang dokter tidak menghadangnya.
Lex menyentuh dinding kaca ruang isolasi. Menatap zayyan yang sedang memeluk lutut dengan tatapan kosong serta tubuh bergetar hebat.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sing hancur, hancur sehancur hancurnya. Melihat seseorang yang ia cintai, terpuruk karena dirinya. Seharusnya tadi ia membolos saja. Dan tidak meninggalkan zayyan sendirian.
Sing membatin 'pasti ada yang ga beres, gamungkin zayyan tiba tiba jadi gitu tanpa sebab' . Sing tersadar, menarik tangan lex yang menempel pada dinding kaca lalu menyeretnya ke arah sang dokter.
"Dok, CCTV nya ada?" Sang dokter mengangguk lalu kembali mengarahkan sing dan lex pergi ke ruangan berkamera tersebut.
●●●●
"Zayyan!" Mereka berdua kompak terkejut saat seorang pria yang diyakini lex sebagai ayah dari zayyan berteriak.
Mereka mendengarkan kata hina yang terucap dari bibir ayah zayyan. Sing reflek terkepal erat saat melihat pria brengsek itu menampar zayyan, sedangkan lex sudah menangis mereog hingga pingsan. Sing tetap tabah di posisinya.