Keesokan harinya, Seseorang yang tengah bermain ponsel di ruang tamu dikejutkan dengan kehadiran Leo.
Ia terkejut lalu menormalkan ekspresinya kembali. Jake menyuruh Leo duduk disampingnya dengan cara menepuk tempat kosong disebelah dirinya.
Kini mereka saling bertatap, berpikir sebelum beberapa buah kata Jake ucapkan.
"Zayyan teriak-teriak tadi. Bener kata lo, Zayyan Anxiety."
"Gw juga, Jake. Lex pengen nemuin zayyan, boleh ga?" Jake mendengus, sengaja mereka tak mempertemukan keduanya. Karena sifat egois mereka yang ingin memiliki, baik Zayyan maupun Lex, mereka tersiksa.
Beberapa kali pula Leo meminta pada Jake agar Lex bertemu dengan sahabatnya. bagaimanapun juga ia manusia, dan masih memiliki hati nurani.
"Ck! Oke, tapi cuma 20 menit. Kalo udah, ambil dia. Atau gw yang seret." Leo meringis setelah itu ia mengangguk.
Pergi dari hadapan Jake tak lupa mengucapkan terima kasih. Ia buru buru menghampiri kekasihnya, dan memberi kabar baik untuknya.
Cklek
Lex menoleh ke arah pintu, emosi kembali menguasai dirinya kala melihat bahwa Leo menatapnya.
"MANA ZAYYAN?!" Lex melempar sebuah boneka kearah Leo, bermaksud agar Leo mengatakan dimana Zayyan berada. Dengan menakutinya.
"Sayang, Jake ngebolehin kamu buat ketemu Zayyan." Lex terdiam, kemudian melompat dari ranjang menuju pintu yang terdapat Leo disana.
"Serius?" Lex tersenyum tipis, sangat tipis sehingga siapapun tak akan mengira bahwa pemuda itu tersenyum tanpa menelitinya.
Leo mengangguk kemudian mencoba menarik kecil pemuda dihadapannya, namun senyuman yang terukir diwajahnya berubah menjadi wajah pucat ketika disentuh olehnya.
"Jangan sentuh." Lex menatap kosong tangannya, membuat Leo semakin merasa bersalah.
Sementara itu, dikamar Zayyan ...
Zayyan menatap kosong tangannya yang dihiasi barcode dengan tatapan tanpa kehidupan. Setelah diperkosa bertubi-tubi oleh Jake, pria brengsek itu meninggalkannya dan menaruh beberapa pakaian untuk dirinya pakai.
Hancur sudah kehidupannya, untuk apa dirinya bertahan jika menjaga kesuciannya saja ia tak mampu? Zayyan bangkit sempoyongan menuju cermin full-body di pojok ruangan. Menatap penampilannya yang sudah seperti bukan manusia, karena terlalu jorok.
Rambut berantakan, pipinya menirus, kulitnya pucat, matanya menatap kosong, lehernya yang dipenuhi lebam karena perlakuan kasar dari Jake.
'Aku kotor.'
'Menjijikkan.'
'Ga pantes hidup.'
'Semuanya kecewa.'
'Ga becus.'
'Pembohong.'
'Menyedihkan.'
Dan kata yang paling sakit datang di kepalanya. Hingga tak sadar, ia ucapkan dengan lantang sembari memucul cermin dihadapannya hingga pecah dan kepalan tangannya mengeluarkan darah.
"Pembunuh!"
Pecahan kaca ada di mana-mana karena ulahnya, terlintas sebuah pemikiran diluar nurul yang ia akan lakukan sekarang.
Sekarang, ia lelah.
Ia berjongkok mengambil pecahan kaca sebelum sebuah suara meneriakinya.
Cklek
KAMU SEDANG MEMBACA
SICK ○○ ZAYSING [Xodiac] Ft. Jake Enh.
FanfictionSakit. [END] Satu kata yang memiliki arti segalanya. Sakit apa? oh jangan tanyakan hal itu pada lelaki macam Zayyan ... Zayyan berpikir, sakit apa yang dimaksud? entahlah ia terlalu 'Bersahabat' dengan rasa sakit yang bertambah dengan hadirnya se...