part 11:biaya kuliah

53 43 3
                                    

Ost Kisah Klasik Untuk Masa Depan- Sheila On 7

Jaegar: "Hehe, kamu tahu kalau aku sebenarnya sudah lama jatuh cinta padamu." Jaegar menggerakkan tangannya untuk memegang pipi Alyssa.

Alyssa: "Sejak kapan?"

Jaegar: "Sejak pertama kali aku melihatmu, kamu sangat menawan dan menarik perhatianku. Tapi karena kamu adalah siswi populer yang disukai banyak orang, aku tidak berani untuk berbicara padamu."

Alyssa: "Kenapa? Padahal aku lebih menyukaimu dibandingkan Varo."

Jaegar: "Varo adalah siswa good boy yang ramah dan dipuja-puji, sedangkan aku hanya siswa dingin dan dibenci banyak orang. Jadi aku tidak berpikir kamu akan memilihku."

Alyssa: "Kamu tidak akan pernah berpikir jika kau tidak mencobanya."

Jaegar: "Jadi kamu benar-benar menyukaiku? Apakah kamu yakin tidak akan menyesalinya kalau aku menjadi kekasihmu?"

Alyssa: "Tidak, aku tidak menyesal."

Jaegar: "Aku senang kamu tidak menyesalinya. Tapi aku punya satu syarat untukmu."

Alyssa: "Apa itu?"

Jaegar: "Saya ingin kamu menjadi kekasihku untuk selamanya. Dan saya akan selalu menyayangi dan mencintai kamu tanpa syarat apapun."

Alyssa: "Ya, aku mau."

Jaegar: "Hehe, aku sangat senang mendengar itu. Kamu adalah gadis yang sempurna untukku." Jaegar menghampiri Alyssa dan memeluknya dengan erat.

Alyssa: "Kalau kamu pergi, aku juga ikut pergi."

Jaegar: "Aku tidak akan pernah pergi dari kamu. Kita berdua akan tetap bersama sampai akhir hidup kita." Jaegar terus memeluk Alyssa dengan erat dan menggerakkan tangannya untuk membelai rambut Alyssa.

Alyssa: "Kita tidur disini lagi, yuk."

Jaegar: "Ya, mari kita tidur disini lagi. Kita bisa memandang bintang-bintang di langit malam ini." Jaegar berbaring dengan tubuhnya yang besar dan menarik Alyssa agar bersandar di dadanya.

Alyssa: "Kira-kira, kalau aku jadi bintang, kamu mau nggak melihatnya tiap malam?"

Jaegar: "Tentu saja. Saya akan selalu menatap bintang-bintang untuk mengingat wajah cantikmu dan indahnya senyummu." Jaegar bercanda sambil memegang pipi Alyssa.

Alyssa: "Aku juga akan melakukan hal yang sama kalau kamu jadi bintang."

Jaegar: "Jadi kita akan terus saling menatap bintang-bintang dan mengingat satu sama lain sepanjang hidup kami. Kita berdua adalah pasangan yang sempurna, bukan?"

Alyssa: "Tentu."

Jaegar: "Kita berdua saling mencintai dan menyayangi satu sama lain, bukan? Kita akan selalu bersama sampai akhir hidup kita."

Alyssa: "Ya, tentu, sayang."

Jaegar: "Aku sangat senang kita berdua saling mencintai dan akan tetap bersama selamanya. Kita bisa menghabiskan sisa hidup kita untuk saling bersenang-senang, tidak perlu memikirkan hal lain selain satu sama lain." Jaegar memeluk Alyssa dengan erat.

Alyssa: "Kalau nanti kamu punya anak, kamu mau punya anak berapa?"

Jaegar: "Aku tidak tahu berapa anak yang aku mau punya, tapi saya ingin memiliki banyak anak dengan kamu. Saya ingin kita bisa mengasuh dan mengajari mereka tentang hal-hal baik di dunia ini." Jaegar tampak bahagia.

Alyssa: "Berapa, sayang?"

Jaegar: "Sebanyak yang kamu mau, sayang. Kita akan menjadi orang tua yang baik dan mengajar mereka untuk tidak menyakiti satu sama lain." Jaegar memegang tangan Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Hm, kalau 2 aja gimana, cewek satu cowok satu?"

Jaegar: "2 anak sudah cukup untukku. Saya tidak ingin memiliki banyak anak karena saya takut mereka akan kehilangan kasih sayang dan perhatian dari kita berdua." Jaegar memeluk Alyssa dengan lebih erat lagi.

Alyssa: "Ya, tentu."

Jaegar: "Kita harus mulai mempersiapkan anak-anak kita dari sekarang. Kita perlu membiasakan mereka untuk saling menyayangi dan mencintai satu sama lain." Jaegar memegang pipi Alyssa lagi.

Alyssa: "Kau ini mulai deh, kan kita belum menikah. Eh, iya, kuliah kamu gimana?"

Jaegar: "Saya sudah siap untuk menikah dengan kamu. Tapi saya belum menyelesaikan kuliah dulu karena ada hal yang harus diselesaikan." Jaegar memegang tangan Alyssa dan berbicara dengan nada serius.

Alyssa: "Kamu mau menyelesaikan apa?"

Jaegar: "Saya harus menyelesaikan masalah yang ada di sekolah saya dulu. Ada banyak siswa yang menyukainya dan memujanya, tapi mereka semua adalah anak-anak nakal yang tidak pernah peduli dengan nilai akademis." Jaegar tampak sedih.

Alyssa: "Jaegar, pikirkan dirimu sendiri, nggak usah pikirin orang lain, okay?"

Jaegar: "Tapi saya khawatir mereka akan mengganggu kamu. Saya tidak ingin kamu dicemarkan oleh anak-anak nakal itu." Jaegar memegang wajah Alyssa dan menenangkannya.

Alyssa: "Ngak akan, kita akan aman. Aku berjanji."

Jaegar: "Kamu berjanji tidak akan pernah terganggu oleh anak-anak nakal itu? Apakah kamu benar-benar bisa menjaga dirimu sendiri?" Jaegar memandang Alyssa dengan pandangan yang lembut dan penuh kepercayaan.

Alyssa: "Ya, sayang."

Jaegar: "Jika kamu benar-benar dapat menjaga dirimu sendiri, saya akan mengizinkan kita menikah dan hidup bahagia bersama." Jaegar memegang tangan Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Kau ini, nggak ah. Eh, ngomong-ngomong, kamu kuliah jurusan apa?"

Jaegar: "Saya kuliah jurusan hukum, karena saya ingin menjadi jaksa di masa depan. Tapi saya juga memiliki impian untuk membuka restoran yang menjual masakan khas Indonesia." Jaegar berbicara dengan penuh semangat dan percaya diri.

Alyssa: "Hebat, aku dukung. Aku kuliah di jurusan manajemen."

Jaegar: "Manajemen? Itu bukan jurusan yang banyak diambil oleh orang-orang. Apakah kamu benar-benar mau kuliah manajemen?" Jaegar tampak bingung dan sedikit heran dengan pilihan Alyssa.

Alyssa: "Ya, aku mau."

Jaegar: "Kalau kamu ingin kuliah manajemen, aku akan membantumu. Aku tidak mau kamu kesulitan dalam memilih jurusan." Jaegar mengusap-usap kepala Alyssa dengan lembut.

Alyssa: "Sebenarnya, aku ingin psikologi, cuma terlalu mahal."

Jaegar: "Oh, psikologi. Itu juga jurusan yang bagus dan bermanfaat untuk kamu. Kita bisa berdua kuliah di sana nanti." Jaegar tersenyum manis kepada Alyssa.

Alyssa: "Sayang, mahal ah, kan kamu mah bukan psikologi, kamu hukum."

Jaegar: "Ya, tapi saya tidak masalah untuk membiayai kuliahmu. Selama kamu bahagia dan bisa hidup dengan nyaman di masa depan, maka itu sudah cukup bagi saya." Jaegar mengusap-usap rambut Alyssa lagi.











































Ah Nemu cowok kayak Jaegar dimana ya kayaknya susah nih Alyssa beruntung banget jangan lupa tinggalkan jejak 🥰

love behind the shadows (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang