PROLOG

668 72 11
                                    

الـــسَّـــلَامُ وَعَـــلَـــيْـــكُـــم وَرَحْـــمَـــةُ الـــلّٰـــهِ وَبَـــرَكَـــاتُـــه
🌹اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹

Happy reading 🤗

***

"jangan lupakan kewajiban kita sebagai umat muslim terutama sholat lima waktu, dimanapun itu dan kapanpun itu kerjakanlah sebelum malaikat Izrail menghampiri kita dan menjemput kita dari dunia yang fana ini."

_kyai Muhammad Idris Al-'Alimin_

***

Tidak di sangka. Setelah sekian lamanya para santri menunggu, di hari ini adalah hari dimana para santri akan berlibur, sudah nampak sepasang paruh baya yang berdiri di depan ndalem tengah berbicara dengan pengasuh pondok pesantren Miftahul muta'alimin yang bernama kyai Idris juga istrinya, nyai Fatimah.

Terdengar suara langkah kaki. Yang ternyata tampak seorang gadis remaja berjalan mendekati para paruh baya itu, senyuman yang gadis itu terus lemparkan, dengan tangan yang membawa barang-barang miliknya, yang tentunya untuk di bawanya pulang ke rumah.

"Assalamu'alaikum," ucap seorang gadis remaja itu seraya menyalami tangan kedua orang tuanya,  tidak lupa juga menyalami tangan Bu nyai.

"Waalaikumusssalam warahmatullah," Jawab mereka serentak.

Nyai Fatimah tersenyum saat salah satu gadis sudah berada di hadapannya, melihat ia juga salah satu santriwatinya.

"Anak kamu, sudah menjadi gadis saja," nyai Fatimah berucap kepada bunda Inayah. Orang tua dari santriwati itu.

"Alhamdulillah," jawab bunda Inayah.

"Bau-bau punya mantu nih."

Mendengar ucapan nyai fatimah, semua orang di buat terkekeh. Sementara sang gadis yang di bicarakan mereka menyenggol lengan bundanya dengan rasa yang malu-malu.

"Sudah di bawa semua barangnya?" tanya bunda  inayah kepada anaknya.

Hafizah tersenyum "Sudah Bun," jawab Hafizah sembari mengangguk. Yah, nama gadis itu adalah Hafizah.

"Kyai, Bu nyai, kami izin bawa anak kami pulang kerumah di  liburan kali ini," izin ayah syahid kepada pengasuh pesantren Miftahul muta'alimin. Kyai idris.

"Tentu kami izinkan, dan kamu hafizah... " Kyai Idris menjeda ucapanya sejenak.

"jangan lupakan kewajiban kita sebagai umat muslim terutama sholat lima waktu, dimanapun itu dan kapanpun itu kerjakanlah sebelum malaikat Izrail menghampiri kita dan menjemput kita dari dunia yang fana ini," lanjut kyai Idris berbicara kepada Hafizah.

"Baik kyai akan Hafizah ingat selalu," jawab Hafizah yang di angguki oleh kyai dengan senyumnya.

"Kyai harap, nantinya saat kamu sudah berada di rumah, kamu menerapkan kebiasaan baik yang kamu lakukan di pesantren ini."

Hafizah mengangguk. "Na'am, kyai."

Kyai Idris selalu melemparkan senyumnya.

"Kalau gitu kami izin pamit kyai, Bu nyai," pamit yang ke-dua kalinya di ucapkan oleh ayah syahid. Ayah Hafizah.

gus mif ? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang