6.Menikah?

230 55 13
                                    

Assalamu'alaikum...
Jangan lupa kita kirimkan sholawat kepada nabi Muhammad Saw.

Jangan lupa membaca bismillah!!!

Happy reading 🤗
.
.
.

"Menikah bukan keputusan yang mudah, menikah adalah keputusan terbesar, pertimbangkanlah setiap pilihanmu. Libatkan selalu Allah agar tak salah pilih, biarkan Allah yang memilihkan."

_Muhammad Miftah hafidz Al-'Alimin_

"Ya Allah, jika orang yang hamba pilih ini baik menurutmu, maka mudahkanlah'

***

"Assalamu'alaikum." Salam hafizah.

"Wa'alaikumsalam." Jawab Gus miftah seraya membuka pintu ruangan.

"Afwan Gus, k-kami di suruh ustadzah Nita untuk menemui Gus." Hafizah merasa gugup di depan Gus miftah. Masih dengan pikiran mengapa dirinya harus menemui Gus miftah.

Gus miftah paham akan kegugupan itu karena memang gadis itu selalu gugup saat berbicara dengannya, ia juga beranggapan bahwa mungkin kepada orang lain pun seperti itu. Namun kenyataanya berbeda.

Akhirnya Gus miftah mengetahui  jika ustadzah Nita yang menyuruh mereka menemuinya maka itu sudah di pastikan santriwati yang mengikuti lomba.

Gus miftah mengangguk.
"Hafizah ya." Ucapnya karena memang ia sudah mengenali Hafizah.

"Masuk." Suruh Gus miftah kepada dua gadis di depannya, mereka pun mengangguk.

Gus miftah berbalik dan kembali memasuki ruangan yang di ikuti Hafizah dan Wulan di belakangnya. Karena memang Gus miftah yang menyuruhnya jika tidak mana berani mereka masuk.

Saat sudah berada di dalam, Gus miftah duduk di kursi khususnya itu.
"Silahkan duduk." Ucap Gus miftah kepada kedua santriwatinya.

Mendengar perintah gusnya kedua gadis itu duduk di kursi yang kosong dan berhadapan dengan gusnya.

Gus miftah sengaja menyuruh ustadzah Nita agar santriwati yang akan menemuinya membawa teman, karena dia tidak mau berduaan dengan yang bukan mahram apalagi di dalam satu ruangan.

"Siapa yang mengikuti lomba di antara kalian?" Tanya Gus miftah. Karena ada dua santriwati di depanya, Gus miftah tidak tahu mana yang mengikuti lomba dan mana yang hanya sekedar menemani.

"A-ana Gus." Jawab Hafizah gugup. Gus miftah mengangguk.

"Ekhm, saya menyuruh kamu ke sini tujuannya untuk membahas mengenai lomba nanti." Ujar pria itu dengan muka datarnya dan selalu menunduk.

"Na'am Gus." Jawab hafizah. Dalam hatinya berkata 'syukurlah ternyata hanya membahas persoalan lomba'.

"Saya sudah menyiapkan materinya, nanti kamu tinggal hafalkan saja."

"Na'am Gus."

Setelah itu Gus miftah memberikan satu lembar kertas print out yang sudah berisikan sebuah teks ceramah yang sudah Gus miftah susun.

gus mif ? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang