15. Cinta karena Allah

217 57 11
                                    

الـــسَّـــلَامُ وَعَـــلَـــيْـــكُـــم وَرَحْـــمَـــةُ الـــلّٰـــهِ وَبَـــرَكَـــاتُـــه
🌹اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹

Janlup, vote and komen!!
Ig:wp. Lylysasaa

Happy reading 🤗
.
.
.

***

Kedatangan Hafizah yang di iringi oleh kedua wanita paruh baya serta seorang ustadzah membuat semua Mata tertuju pada gadis memakai gaun putih itu.

Semuanya berdiri, betapa terkagum-kagum-nya mereka melihatnya, gadis itu berjalan sangat anggun. Terjadilah suara bising yang datang dari para ibu-ibu itu, semuanya memuji sang pengantin wanita.

Apa yang terjadi dengan Gus miftah? Jika kalian berfikir Gus miftah terus memperhatikan kedatangan Hafizah, maka jawabanya salah.

Gus miftah memang ikut berdiri bersama dengan orang-orang, ia juga di dampingi oleh kyai Idris di sampingnya. Lelaki ini, berbeda dengan pengantin pria lainya. Di saat yang lainya menikmati keindahan pemandangan di hadapanya, lelaki itu hanya menunduk dan hanya berdiam diri saja. Entah apa yang ada di pikiranya itu.

Langkah demi langkah telah terlewati. Hafizah sudah berada di hadapan Gus miftah, namun masih berjarak jauh. Di situ, ada ayah syahid yang meraih lengan putrinya itu.

"silahkan nak, mendekatlah kepada suami kamu. Cium tanganya," pinta ayah syahid kepada anak gadisnya itu yang sekarang sudah menjadi seorang istri dari lelaki yang ia percayakan.

Dengan perlahan, Hafizah mendekat ke tempat Gus miftah berdiri. Hafizah bersusah payah untuk menetralkan detak jantungnya, langkah demi langkah terus Hafizah lewati hingga akhirnya tibalah tepat di depan Gus miftah. Sementara Gus miftah, ia tidak sama sekali melirik ke arah istri-nya itu. Kepala yang hanya di tundukkan dengan pandangan yang terus menatap ke bawah.

Perlahan, Hafizah mengangkat tanganya hendak meraih tangan suaminya untuk dia cium. Gus miftah tidak merespon sedikitpun dan hanya berdiam diri saja. Gus miftah masih sama sekali tidak mengalihkan pandanganya.

"Gu-gus?" Panggil hafizah. Sama sekali tidak ada jawaban. Gadis itu merasa tidak enak sendiri. Hafizah menengokkan kepalanya ke tempat ayah syahid berada.

Ayah syahid mengangguk dan tersenyum. Hafizahpun membalas senyuman itu. Hafizah, gadis itu kembali menghadap Gus miftah. Ia mencoba untuk menetralkan dirinya. Ada apa dengan gus miftah? Apakah dia menyesal telah menikah dengan gadis seperti saya. Itulah, fikiran hafizah jadi melenceng kemana-mana.

Bukan hanya Hafizah. Semua orang yang berada di satu ruangan tersebut, yang tadinya penuh dengan suara yang mengiringi rasa kebahagiaan, namun kini, hening, tidak ada suara sedikitpun. Semuanya menatap ke arah dua pengantin baru itu. Apa yang mereka lakukan? Hanya berdiam diri saja? Bukanya mereka berlaku romantis setelah semua ini, namun, mereka berbeda dengan pengangin baru lainya.

"Hafizah." Setelah sekian menit menunggu, akhirnya, terdengar sudah suara lelaki itu. Ia sadar dengan ruangan yang sangat amat sepi, yang pasti, semua orang yang tentunya tengah memperhatikan mereka semua.

gus mif ? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang