26. cemburunya seorang gus

87 16 27
                                    

الـــسَّـــلَامُ وَعَـــلَـــيْـــكُـــم وَرَحْـــمَـــةُ الـــلّٰـــهِ وَبَـــرَكَـــاتُـــه
🌹اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹

Janlup, vote and komen🙏

Bismillahirrahmanirrahim...

"Saya serius. Itu menurut kamu. Kalau menurut saya, kamu persis seperti bunga, bahkan lebih. Kamu itu pendamping saya yang begitu indah. Cantik, nyaman dipandang, memancarkan keharuman, sampai saya tidak mau berpaling dari kamu."

_Muhammad Miftah hafidz Al-'Alimin_

***

"Gus mif?"

Hafizah mendongak melihat keadaan suaminya. Yang Hafizah lihat, wajah suaminya memang nampak datar, namun sorot matanya yang begitu tajam mengarah kepada Daniel. Sepertinya, Gus miftah kali ini tengah benar-benar memendam amarahnya, karena dirinya.

Tak bisa di pungkiri, Hafizah menunduk lesu, ia hanya pasrah dengan apa yang akan terjadi selanjutnya. Jantung Hafizah berdetak tak karuan, rasa cemasnya terus saja menghantuinya, sepertinya ini adalah sebuah masalah yang memang menurutnya sangat fatal, karena sudah berduaan dengan lelaki yang bukan mahram, apalagi tanpa seizin suaminya.

Gus miftah masih memberikan sorot matanya kepada Daniel, lalu ia dengan sekejap melirik ke sang istri. Netranya melihat sebuah bucket bunga yang berada di tangan istrinya, lalu dengan cepat ia kembali menatap Daniel.

"Pak Daniel, apa yang sedang di lakukan? Berduaan dengan santriwati? Di tempat penampungan sampah?" Pertanyaan itu, Gus miftah melontarkannya dengan sangat bertubi-tubi.

"Maaf gus miftah. Bukan saya berduaan dengan santriwati di sini. Mungkin Gus miftah hanya salah paham," ucap Daniel yang mengelak.

"Bukan berduaan? Salah paham? Sudah jelas-jelas saya melihat kalian berdua disini, masih berucap bukan berduaan? Dimana? Apakah ada orang lain selain kalian, disini?" Ujar Gus miftah yang memang dirinya tidak melihat siapapun di wilayah itu. Masih tak habis pikir, masih saja berbicara tidak berdua. Jelas-jelas Gus miftah sedari tadi melihat mereka dari kejauhan.

"Oke Gus. Gus benar, saya berduaan dengan santriwati ini," tunjuknya kepada Hafizah, sementara Gus miftah, tidak melirik sedikitpun. "Tapi kami hanya sedikit mengobrol aja, tidak lebih." Daniel yang mencoba menjelaskannya, apa yang mereka lakukan.

"Sedikit mengobrol, sampai memberikan bucket bunga? Jika ada orang luar yang melihatnya, maka itu akan merusak nama naik kalian. Status kalian sekarang, benar-benar di jaga dalam Islam. Saya tanyakan, pak Daniel. Apakah anda belum memahami peraturan disini?" Sepertinya, Gus miftah benar-benar ingin sekali mengeluarkan amarahnya, namun dirinya harus menahannya. Sebab itu, ia terus saja memojokkan Daniel, dengan terus memberikan ucapan yang menurutnya harus di ucapkan.

Sementara keadaan Hafizah, Hafizah sedikit meremas bucket di tanganya. Ia tak tau, setelah ini Hafizah harus berbuat apa. Mendengar cara bicara Gus miftah saja, sudah sangat jelas bahwa memang Gus miftah marah terhadap pak Daniel, dan dirinya. Pikiran Hafizah yang tentunya sangat kacau, memikirkan hal kesana kemari.

"Bunda.., apakah kesalahan Hafizah fatal? Gus mif marah?" Batin Hafizah. Rasanya dia ingin berkonsultasi dengan bundanya, apa yang harus ia lakukan setelah ini. Yang pastinya, ia harus mencari cara untuk meminta maaf kepada suaminya, seperti yang di ajarkan oleh bunda Inayah.

gus mif ? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang