19. berdua di ndalem

137 20 42
                                    

الـــسَّـــلَامُ وَعَـــلَـــيْـــكُـــم وَرَحْـــمَـــةُ الـــلّٰـــهِ وَبَـــرَكَـــاتُـــه
🌹اَللهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ🌹

Bismillahirrahmanirrahim..
Afwan semua, harusnya saya up kmaren, tapi sibuk, jadi baru bisa sekarang🙏

Janga lupa vote and komen!!

Oh ya, username akun saya udah ganti nama ya, begitupun dengan media sosial.
Follow akun Ig : @wp.hitamkabah

Happy reading🤗
.
.
.

***

"woyy, HAFIZAHHH!!" teriak Wulan dengan suara cemprengnya, hingga membuat para santriwati yang berada di dekatnya, semuanya menoleh ke arahnya.

"Ishh, berisik tau," protes intan seraya tangan yang menutup kedua telinganya. "Liat tuh, pada ngeliatin kamu."

"Hehe.. afwan, semua," ujar Wulan meminta maaf dengan cengengesan. Tidak terbayang, betapa malunya, namun, itu semua tidak berlaku bagi kepribadian gadis itu.

Mereka kini tengah berada di lapangan depan asrama putri. Sore ini, para santri tengah melaksanakan piketnya di hari yang akan menjelang malam ini. Seperti halnya Wulan yang tengah menyapu halaman, juga intan yang bolak-balik menyerop dan mengumpulkan sampah untuk dia taruh di tempatnya.

Mereka yang nampaknya sangat senang ketika melihat Hafizah yang mendekat dengan membawa banyaknya makanan di tanganya. Dengan antusiasnya, Wulan asal membuang sapu yang ia genggam, lalu berlari ke arah Hafizah.

Sementara intan, dirinya hanya menggelengkan kepalanya saja melihat tingkah aneh temanya itu.

"Giliran Hafizah bawa banyak makanan, langsung lari kejar Hafizah," dumel intan. Yang memang benar seperti itu yang intan lihat. Di setiap kali Hafizah yang membawa banyak makanan, maka Wulan yang pertama kali menghampiri Hafizah. Bukan karena Hafizah, melainkan karena makanan nya.

Intan menaruh sampah dedaunan ke dalam tempat sampah menggunakan serop. Kemudian, ia meletakkan seropnya di atas tanah yang dimana intan ikut melangkah menghampiri kedua temanya itu.

"Kamu pasti susah ya, bawanya, sini, aku yang bawa," ucap Wulan yang langsung mengambil alih beberapa kantung makanan dari tangan Hafizah.

"Eh.. iya.. syukron, wulan. Tapi, biar hafizah aja deh yang ba–"

"Udah, ga apa-apa, biar aku aja, pasti kamu cape." Belum sempat Hafizah melanjutkan ucapannya, dengan cepat wulan menjawabnya begitu saja.

"Hadeuh, giliran ada maunya aja, pasang tuh muka," sindir intan yang kini sudah berada di pinggir Wulan.

"Enak aja," jawab Wulan ketus. "Sebagai teman yang baik hati dan tidak sombong nan cantik seperti aku ini, ya.. udah sewajarnya membantu sahabat yang lagi kesusahan." Bangga wulan terhadap dirinya sendiri. Intan yang tidak ingin meladeni temanya itu, dia yang menampilkan wajah sinisnya terhadap Wulan.

"Kenapa liat-liat?.. iya, aku emang cantik. Jangan di liatin gitu lahh, takut aku." Mendengar ucapan Wulan, seketika intan begidig ngeri, bisa-bisanya ada manusia yang sepercaya diri seperti temanya itu. Rasanya, seluruh makanan yang berada di dalam perutnya, ingin segera melompat keluar.

gus mif ? [ON GOING]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang