7

470 34 12
                                    

Hallo semuanya, di sini mau mauu kasihh tau dulu ya. Sebelum kalian lanjut membaca. Memang aku mengambil alurnya berdasarkan alur asli. Tapi, khusus di FF ini, tidak 100% alurnya benar dan sesuai sama yang aslinya ya. ^^
Seperti yang ku bilang, aku tidak terima dengan ending Mui di manga nya. :v
Akhirnya, akupun membuat plot cerita baru.~ Jadi jangan kaget ya klo alurnya bedaaa sama yang di manga/ anime nya. Sekian.

***

Haganezuka muncul dan berkata

‘selanjutnya serahkan saja padaku’

Dan selalu seperti itu. Bahkan dia merebut pedang itu secara paksa.

***
Setelah pelatihan itu, Tanjiro kembali ke ruangannya dan ternyata di sana sudah ada Muichiro.

“Mu-Muichiro-san??”

Muichiro hanya menatap datar Tanjiro. Lalu membuang wajahnya. Tanjiro yang melihat hal ini langsung mengingat pertengkaran mereka beberapa hari lalu serta kesalahannya. Jadi dia meletakkan kotak Nezuko lalu kemudian duduk di hadapan Muichiro dan menggenggam tangannya.

“Muichiro-san, maafkan aku. Sungguh aku tidak bermaksud mengabaikanmu atau tidak membelamu beberapa hari kemarin.”

Muichiro menatap tangannya yang digenggam oleh Tanjiro. Dan dia melihat ada banyak memar serta dia melihat tampilan Tanjiro yang kacau.

“Kau berlatih lagi?”

Tanjiro langsung melepaskan tangan Muichiro lalu dia menggaruk kepalanya.

“Yah, begitulah. Pelatihan 3 hari dua malam sangat membantuku.”

“Dengan siapa kau berlatih?”

“Kotetsu dan bonekanya.”

“Boneka?”

“Ya boneka yang kau perebutkan kuncinya.”

Yah mengingatnya saja sudah membuat Muichiro kesal. Tanjiro menyadari jika Muichiro mulai merasa kesal lagi. Jadi dia berkeringat.

“Ah lupakan itu, Muichiro-san. Ku dengar malam ini penginapan memasakan makan malam yang enak. Jadi ayo kita makan bersama.”

Muichiro tetap diam dengan tatapan tajamnya. Dan ini membuat Tanjiro menatapnya ragu.

“Emm, apakah kau mau?”

“…”

“Ti-tidak mau.... Ya?”

***

Saat ini, Tanjiro, Muichiro dan Neuko sedang tidur bersama. Namun Tanjiro terlihat mengkerutkan dahinya.

*Tanjiro Pov

‘Tanjiro LARILAH!!!!!!!!!’

Tidak, aku tidak ingin lari kemanapun. Tanganku? Kemana perginya  tangan kiriku? Tidak, selama aku masih bisa membawa pedang, maka aku akan terus maju.

‘ARGHHH!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!’

Waktu berjalan begitu lambat bagiku saat melihat para pilar itu mati. Dan suasananya berubah. Aku tidak melihat keberadaan Nezuko. Tetapi pandangan selanjutnya selalu saja muncul. Semuanya mati.

‘Tanjiro, terimalah ini sebagai jurusmu sendiri.’

Apa? Suara siapa ini? Aku tidak melihat apapun. Namun kemudian aku melihat ada sebuah cahaya yang sangat bersinar terang dan terasa menusuk mataku.
Aku membuka mataku dan langsung terbangun. Tubuhku berkeringat dan nafasku terenga-engah. Aku memeriksa tangan kiriku lalu melihat ke sekitarku. Ternyata keadaan masih baik-baik saja.

(END) (TanMui) Always With You (いつもあなたと)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang