15

530 35 13
                                    

Halloo semuaa!! Hmm, jujur sajaa beberapa hari ini aku cukup terkejut ya. Karena cerita ini kebanjiran notif. Mendadak banyak sekali pendatang baru hehe. Terima kasih ya!! Jadiii karena itu, akupun memutuskan untuk upload lebih cepat~

Nah, sebelum lanjut, aku mauu desclaimer dulu kalau cerita ini seperti yang ku bilang tidak 100% sama seperti aslinya, di mana ketika Muzan mati, iblis-iblisnya juga mati. Aku membuat alur cerita ini hanya untuk sebagai gambaran apabila ada iblis yang selamat dari infinity castle, atau ada iblis yang seperti Tamayo yakni dapat menciptakan iblis lain juga. Nah iblis yang Tamayo ciptakan bernama Yushiro. (*dan biar gk cepat tamat aja sih :v)

Sekian dan silahkan lanjut bacanya yak~ 🫡👍🙏

***

"Baiklah, aku harus pergi."

"Ya. Hati-hati Tamioka-san."

"Ya."

Tamioka pergi lalu Tanjiro pun masuk kedalam. Namun dia tidak menemukan Muichiro.

***
*Muichiro POV

Aku meninggalkan rumah lewat jendela. Jujur saja aku butuh udara segar! Aku ingin berjalan-jalan.

Apakah Tamioka sudah kembali ya? Hah, melihat kedekatan mereka sudah membuatku panas.

Aku bermain dan melihat-lihat isi hutan. Aku juga memetik beberapa buah saat perutku terasa lapar.

Tapi aku merasakan keberadaan mahluk lain selain diriku. Aku berbalik dan ternyata itu adalah beruang. Tunggu, bagaimana bisa ada hewan buas di sini?! Apakah aku sudah bermain terlalu jauh? Tidak tunggu dulu. AKU MELUPAKAN PEDANGKUU!!!!

Aku berlari menghindari serangan beruang itu. Satu pukulan darinya bisa mematahkan pohon.
Aku terus berlari hingga aku melihat Tanjiro yang berhenti di depanku.

"Mui-san, kau baik-baik sajaa?!"

Dia hendak mengecekku, namun aku segera memegang tangannya.

"Sebelum itu, tolong habisi yang di belakangku dulu Tanjiro!"

"Apa?"

Beruang itu sudah berada di belakangku dan hendak menyerangku. Namun Tanjiro sudah menghabisinya dalam sekejap.

"Apa kau baik-baik saja??"

Dia kembali menghampiriku lalu memeriksa tubuhku.

"Aku baik-baik saja Tanjiro. Terimakasih."

Dia memelukku lalu kemudian merenggangkannya kembali.

"Katakan, mengapa kau pergi dari rumah??"

Hmm bagaimana ini? Apakah aku harus berkata jujur? Atau sebaliknya? Namun melihat wajahnya, sepertinya Tanjiro sangat mengkhawatirkanku.

"Aku, melihat kau sangat dekat dengan pilar air. Jadi aku pergi."

Sial, aku sangat malu untuk mengakuinya. Aku memalingkan wajahku dan mengepalkan tanganku. Hah.. menyebalkan!

Aku mendengar Tanjiro mendekat kearahku. Lalu aku merasa tanganku di raihnya.

"Hanya kau yang ada di hatiku Mui-san."

Aku terkejut. Dia memahami diriku? Aku melihat kearah matanya. Sungguh rasanya api yang membakar hatiku tadi langsung padam.

"Aku memang dekat dengannya karena dia yang melepaskan aku dan Nezuko saat pertama kali. Dan ya, aku sempat berhutang budi padanya. Kau pasti mengerti bukan?"

Ya, aku mengerti. Tidak aku sangka, cemburu seperti ini dapat membakar akal sehatku juga.

"Mn."

Dia tersenyum dan kemudian menggenggam tanganku.

(END) (TanMui) Always With You (いつもあなたと)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang