"Oh itu tidak buruk. Malahan adalah pilihan yang bagus Mui-san."
"Ah begitu. Tanjiro, ini sangat enak aku mau lagi!"
Aku hanya tersenyum dan memberikannya. Karena aku tau betul jika hal seperti ini selalu saja terjadi. Walaupun dirinya memprotes jika ku berikan banyak makanan, namun aku tau jika pada akhirnya dia akan menyukainya.
***
Setelah selesai makan, Muichiro langsung tertidur berbantakan pahaku. Dan aku mengelus rambutnya.
"Mui-san, tentang di desa pedang, apakah kau benar-benar sudah mendapatkan kembali ingatanmu?"
"Ya. Aku sudah mendapatkannya."
Dia beranjak bangun lalu duduk di sampingku sambil menghadap ke arah diriku.
"Apakah kau mau mendengarnya?"
"Ya jika kau mengizinkannya."
"Tentu saja boleh. Kau adalah kekasihku dan orang yang ku sayangi. Dan lagipula karena kau lah aku menjadi ingat tentang ini. Jadi saat aku melawan iblis rembulan itu, aku sempat terjebak dalam jurus iblisnya dan nyaris saja mati jika Kotetsu-kun tidak menolongku."
"Apa?! Mati?!?!"
"Ya. Nah di saat itulah aku mendengar suaramu dan mengingat semuanya. Ternyata ayahku adalah seorang penebang pohon dan aku memiliki saudara kembar. Kami tinggal di sebuah pegunungan. Namun sampai suatu ketika penyakit ibuku semakin parah, ayah berusaha mencari obat. Namun ayahku malah mati karana saat itu sedang badai dan jatuh ke dalam jurang. Sementara ibuku, meninggal karena sakitnya. Semenjak itu, aku dan kakakku hidup berdua. Amane-san pernah beberapa kali menemuiku dan kakakku. Namun kakakku selalu mengusir Amane-san. Sampai pada akhirnya, ada satu hari yang terasa sangat panas bagi kami berdua. Jadi kami memutuskan untuk membuka rumah kami pada malam hari. Dan iblis pun masuk. Dia membunuh kakakku yang berusaha melindungiku. Dan akupun tanpa sadar membunuh iblis itu dengan alat seadanya hingga matahari tebit. Aku menunggu seseorang menyelamatkan kami. Namun tidak ada yang datang hari itu. Sampai belatung menggerogoti tubuh kakakku yang sudah meninggal dan tubuhku juga digerogoti. Namun untungnya aku diselamatkan oleh Amane-san serta Oyakata-sama. Lalu aku mengalami amnesia."
Aku langsung menariknya kedalam pelukanku dan mengusap rambutnya.
"Kau sangat hebat Mui-san."
Aku merasakan usapan di punggungku. Dan aku tidak melepaskan pelukan itu sampai beberapa saat.
"Kau tenang saja Tanjiro. Aku baik-baik saja."Aku merenggangkan pelukan ku lalu menatap wajahnya.
"Mn. Aku akan selalu berada di sampingmu Mui-san. Dan aku akan selalu memastikan jika dirimu baik-baik saja."
Di detik berikutnya, aku terkejut karena Muichiro mencium bibirku. Ia menempelkan bibir kami cukup lama. Lalu kemudian menarik dirinya.
"Ya. Aku percaya itu. Terimakasih Tanjiro. Aku juga akan selalu membantumu di situasi apapun nantinya."
Kami sama-sama tersenyum dan kemudian kami kembali menempelkan bibir kami.
***
*Normal POV
Tanjiro berada di kediaman Muichiro selama 3 hari. Muichiro tentu terkejut dengan perkembangan Tanjiro yang sangat pesat. Ya, bisa di pastikan. Tanjiro berada di sana selama 3 hari bukan karena dia tidak bisa mempraktekkan apa yang diajarkan oleh Muichiro. Namun karena dia menemani Muichiro. Bahkan setelah 3 hari latihan, belum ada pemburu iblis yang menyusul. Namun Muichiro memerintahkan Tanjiro untuk melanjutkan latihannya di rumah pilar selanjutnya. Pilar selanjutnya adalah Mitsuri. Dia melatih kelentukan otot dan kelincahan tubuh. Tanjiro berada di sana selama 4 hari dan kemudian dia lanjut ke pilar Ular yakni Iguro Obanai.
Iguro Obanai melatih refleks serta cara menyerang dengan pedang. Karena Tanjiro sudah cukup menguasai dunia tembus pandang dan negara tanpa pamrih, jadi dia bisa dengan mudah lolos dari pelatihan Obanai dalam waktu 3 hari saja.
Keesokannya, Tanjiro tiba di kediaman pilar angin. Yaitu Sanemi. Dia sangat ingat jika pilar inilah yang melukai adik tercintanya! Sungguh dia sangat kesal dengan Sanemi.
"Kau jangan senang dulu karena dapat tiba di tempatku dengan cepat. Karena belum tentu aku akan menerimamu!"
"Tidak apa-apa. Aku tidak keberatan karena kau juga pernah menusuk Nezuko."
"Sialan, berani sekali kau bocah!"
Sanemi yang mudah marah langsung menyerang Tanjiro. Sementara Tanjiro dapat menangkis dan menghindar semua serangan itu dengan baik. Tanjiro masih cukup bersabar jadi dia tidak membalas serangan Sanemi. Sampai akhirnya Genya datang bersama pilar batu.
Pertarungan itu berhasil dihentikan. Dan Tanjiro diterima di rumah Sanemi. Namun keesokan harinya, Tanjiro tidak sengaja melihat Genya yang berbicara dengan kakaknya lalu menyelamatkan Genya dari pukulan Sanemi. Dan pertarungan pun terjadi lagi. Karena mendengar kegaduhan antara Tanjiro dan Sanemi lagi, akhirnya mereka berdua diperintahkan untuk tidak saling bertemu atau berdekatan satu sama lain untuk sementara waktu.
Tanjiro langsung pergi ke pilar selanjutnya yaitu pilar batu Gyomei.
Pelatihan fisik dari Gyomei bisa dikatakan sedikit namun sangat berat. Tanjiro saja sempat frustasi kala dia tidak dapat mendorong batu ke seluruh desa. Tetapi untungnya Genya memberitahu cara yang tepat agar Tanjiro dapat menggerakan batu tersebut. Dan diapun berhasil. Namun Tanjiro nyaris mati saat dirinya mengalami dehidrasi berat setelah mendorong batu itu.Pilar batu menyiramnya dengan air sambil membacakan doa-doa. Dia saja bahkan mengakui Tanjiro. Namun Tanjiro memintanya agar tidak mengakuinya secepat itu. Apalagi kejadian saat dia melawan iblis bulan atas di desa pedang. Karena menurutnya, para warga desa itu bisa selamat karena Nezuko-lah yang mendorongnya untuk selalu terus maju.
Mendengar pengakuan Tanjiro, Gyomei malah semakin mengakui dirinya dengan sepenuh hatinya. Jadi saat mendengar itu, Tanjiro hanya dapat terdiam dan tidak menyangkalnya lagi.
Setelah dari pilar batu, Tanjiro pergi menemui Tamioka. Sebenarnya Tamioka tidak menggelar pelatihan apapun.Namun Tanjiro harus menyampaikan beberapa hal padanya. Tanjiro terus mengikuti Tamioka selama berhari-hari. Hingga akhirnya pilar pernafasan air itu luluh dan ingin berbicara dengannya walau hanya sepatah dua kata.
Tetapi akhirnya Tanjiro dapat menyadarkan Tamioka dan bahkan berhasil membujuknya agar Tamioka mau mengakui dirinya sendiri sebagai pilar air.Tanjiro mengikuti pelatihan semua pilar kurang lebih selama 2 minggu saja. Dan tentunya baru dia saja yang berhasil lolos dalam semua pelatihan itu.
Mendengar Tanjiro yang sudah menyelesaikan semua pelatihan pilar, membuat Muichiro sedikit heran. Pasalnya itu sudah berlalu hampir dua bulan lalu. Tetapi Tanjiro tidak pernah mengunjunginya. Jadi kemana perginya Tanjiro?Muichiro bertanya pada semua pilar. Namun tidak ada yang tau keberadaannya. Tentu saja hal ini membuat Muichiro merasa sangat khawatir. Bagaimana jika Tanjiro menghadapi iblis bulan atas sendirian dan kemudian kalah?? Bukankah itu sangat berbahaya??? Jikapun dia ingin menolongnya, bukankah sudah sangat terlambat?!
***
Saat sedang mencari Tanjiro, Muichiro mendengar jika kediaman Ubuyashiki diserang oleh Muzan. Jadi dia dan semua pemburu iblis yang ada langsung bergegas ke rumah Kagaya. Saat mereka sudah dekat, terjadi ledakan yang sangat besar di rumah itu. Dan Muzan pun menampakkan dirinya. Tubuh Muzan sudah hampir hancur sepenuhnya. Namun kekuatan pemulihan milik dirinya sangat cepat. Tamayo sang iblis yang sangat membenci Muzan menahannya dengan jurus iblisnya. Saat para pilar menyerang, Muzan membawa mereka semua ke Kastil tanpa batas miliknya.
***
~T.B.C~Hayooooooooooooo
Karena di chap sebelumnya banyak yang komenn, jd aku Up cepat~~
Bentar lagi fight sama Muzann niiii uwhsjwjwhwjhw.. DI ARC INI TENTU AUTHOR SANGAT TIDAK MENERIMA MUI JADI KIKO YAA 😭😭😭😭😭😭
JADI YANG 1 OTAK SAMAA AUTHOR TENANG AJA!! KITA BUAT KOKUSHIBO MATI DI TANGAN TANJIRO!!!😎😎😎😎😎Btw selamatt hari raya Idul Adha bagi yang merayakan semuaa~~🫶
18 Juni 2024
KAMU SEDANG MEMBACA
(END) (TanMui) Always With You (いつもあなたと)
FanfictionMENGANDUNG SPOILER!!! Cerita ini adalah cerita TanMui (Tanjiro x Muichiro Tokito). Dan ini adalah lapak cerita BL atau GAY! Jadi jangan sampai salah lapak ya! *Setelah melawan iblis bulan Rui, Tanjiro dan teman-temannya menjalankan masa pemulihanny...