12

369 26 4
                                    

Hallo semuanya!! Aku sudah sembuh total dan terima kasih buat dukungannya kemarin-kemarin ya. Sebagai hadiah, aku akan terobos ya. Hehe... INGATTT MENGANDUNG SPOILER!!!!!

***
'Tanjiro-kun, kau sudah sangat berkembang pesat. Tidak heran jika orang yang melihat mu seperti ini mengira kau adalah seorang pilar. Padahal dulu kau hanyalah seorang bocah lemah yang membawa kapak. Tak ku sangka kau akan tumbuh menjadi seperti ini.' -Tamioka.

***

* Muichiro-POV

Aku mengakui jika Tanjiro sudah lebih kuat daripada diriku. Dia saja bahkan pantas menyandang gelar pilar. Melawan dua iblis rembulan atas sekaligus pasti sangat menguras energinya. Namun aku tidak melihat perasaan apapun saat dirinya bertarung dan aku melihat tidak ada celah di antara mereka berdua.

Kecepatan Tanjiro luar biasa. Dia bisa menandingi iblis biru itu. Belum lagi teknik pernafasannya yang sangat sempurna. Sebenarnya apa saja yang sudah terjadi selama dua bulan ini?

*Tanjiro POV

Aku dapat melihat sturktur tubuhnya dengan sangat jelas. Akaza memiliki titik vital di leher. Jadi aku segera mengincarnya. Namun tetap saja. Tidak mudah melumpuhkan iblis bulan atas. Jadi aku sedikit bersabar sampai pada akhirnya aku mendengar suara pistol dan sesuatu menembus kepala Akaza serta kakinya.
Bau ini, adalah bau milik Genya. Dan aku langsung mengetahui posisinya. Genya berhasil menembak kaki Akaza. Namun seharusnya yang dia incar adalah leher.

"Dasar pengganggu! Kau hanyalah orang yang lemah!"

Melihat Akaza yang menyerang kearah Genya aku ingin menangkisnya. Namun Tamioka sudah memblokirnya terlebih dahulu. Dan kemudian Mui-san menyerangnya.

Aku ikut bertarung. Jika terus seperti ini, maka Tamioka dan Mui-san akan kehabisan energi. Tetapi jika aku mengakhirinya saat ini juga…

Tidak. Aku harus segera menyelesaikan ini.

"Pernafasan matahari jurus ke 11"

"Pernafasan matahari jurus ke 6."

Bagus, sampai saat ini Akaza terlihat sangat kebingungngan. Dan aku akan segera memenggal kepalanya.

"Pernafasan matahari jurus ke 5."

Dan kepalanya pun berhasil ku penggal. Akaza terlihat sangat terkejut. Namun seperti dugaanku. Dirinya mulai mencoba melawan takdirnya sendiri. Dan kemudian tubuhnya mulai membengkak.

Aku mendengar Genya kembali menembakkan beberapa peluru. Dan itu cukup menghancurkan tubuh Akaza. Tetapi aku melihat Akaza berlutut seolah-olah di hadapannya adalah orang yang sangat dia sayangi. Lalu tubuhnya menjadi abu.

Aku bernafas lega sebentar. Tetapi pandanganku agak berkunang-kunang.

"Tanjiro!"

Mui-san memelukku. Dan aku membalasnya.

"Kau membuatku sangat khawatir Tanjiro!"

"Maafkan aku Mui-san."

"Tanjiro?"

"Maaf Mui-san. Tetapi saat ini aku butuh tidur sebentar."

Yah aku sudah tidak tidur selama 2 hari sepertinya.

*Muichiro POV

Aku menahan tubuh Tanjiro saat dia ingin terjatuh. Tetapi Tamioka-san tiba-tiba merebutnya dari diriku.

"Kita tidak ada waktu. Ayo temukan Muzan. Aku akan menggendongnya."

Tamioka benar. Memang sudah tidak ada waktu lagi. Aku mencari keberadaan Genya
Namun dia sudah tidak ada. Jadi kami langsung bergegas pergi.

(END) (TanMui) Always With You (いつもあなたと)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang