bab 03

5.9K 477 17
                                    

selamat membaca..

thanks buat yang baca🤟🏻

▬▬ι══════════════ι▬

"Hai!"

Sirenia menatap seniornya dengan tatapan bingung.

"Lo saudaranya Zayn kan?"

Sejenak Sirenia termangu, fakta satu itu adalah sesuatu yang hanya dia dan keluarga inti yang tahu, termasuk Zayn.

"Eh, bukan kak."

"Oh, bukan ya? Kalo gitu gue minta izin buat jadi pacar Zayn ya." Medussa memberikan wink pada gadis manis itu sebelum berlalu pergi.

Sirenia terdiam sebentar, jadi pacar kak Zayn?

Gadis berpenampilan manis itu menatap punggung Medussa yang sudah jauh, "emang bisa? Kak Zayn kan sukanya sama aku."

_______

Zayn mengangkat alis melihat gadis yang baru menolak dirinya itu mengambil tempat duduk di sampingnya.

Menghiraukan pandangan dua kacung Zayn, Medussa bertopang dagu melihat Zayn yang sedang makan siang.

"Tawaran lo masih berlaku, Zay?"

Zayn menghentikan suapannya, menoleh menatap gadis yang juga sedang menatapnya.

Menaruh sendoknya sedikit kasar, Zayn memfokuskan pandangannya pada kelinci angkuh satu ini.

"Kenapa?" Zayn menatap penuh minat.

Medussa terdiam, "kalo masih berlaku, gue milih opsi satu."

Zayn menarik sudut bibirnya, "dan lo berharap gue bangkitin nenek lo dari kubur?"

"Telat, sayang." lanjut cowok itu.

Medussa mengigit lidahnya kuat, menahan untuk tidak memaki cowok gila didepannya.

Dengan senyum dibuat se natural mungkin, Medussa mengelus pundak lebar Zayn.

"Ga peduli, gue maunya jadi pacar lo." Medussa sedikit goyah saat melihat tatapan Zayn menggelap.

Zayn meraih tangan kecil yang mengelus pundaknya, meremas pelan dengan pandangan yang masih menatap Medussa.

"Yakin, hm?" Zayn membawa tangan halus itu ke wajahnya, memejamkan matanya menikmati wangi lembut yang menyeruak dari tangan kecil itu.

Medussa menelan ludahnya kasar, perlahan gejolak mual mulai timbul, tidak! Dia tidak boleh menggagalkan rencananya.

Dengan hati-hati, Medussa menarik tangannya dari genggaman Zayn.

"Jangan pegang-pegang kalo lo belum iya'in permintaan gue." Medussa bangkit dari duduknya.

"Lo bisa hubungin gue nanti. Bye calon boyfie!"

Medussa pun berjalan keluar dari Phantom cafetaria, tempat yang hanya di khususkan untuk siswa terpilih, seperti anak donatur ataupun pendiri sekolah karena itu pula, cafetaria ini sangat sepi, hanya ada belasan murid yang lalu lalang didalamnya.

MEDUSSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang