selamat membaca..double up nii😇
▬▬ι══════════════ι▬▬
"Khal, kerjain dimana?" Medussa menatap Khalid serius, sedang yang ditatap juga ikut berfikir.
"Dirumah aku gimana?" Khalid menarik senyum lebar.
Medussa terdiam, dirumah Khalid? yang benar saja!
Tapi kenyataannya gadis itu kini terpana saat melihat rumah-tidak, mansion yang berdiri gagah dihutan yang masih asri. Orang kaya memang suka sekali membangun rumah anti sosial begini.
Medussa tersenyum canggung saat enam pelayan menyambut kedatangan dirinya dan Khalid juga membawakan barang-barang mereka.
"Ayo masuk, Ayve!" Khalid tersenyum ceria, sepertinya pemuda itu sangat senang dengan kehadiran Medussa dirumahnya.
Melewati jalan setapak yang menghubungkan dengan pintu masuk, dengan pilar-pilar tinggi yang menyanggah bangunan kokoh tersebut.
Dalam hati Medussa hanya dapat berdecak kagum, bahkan dikehidupannya dulu dia belum pernah melihat tempat tinggal sebesar ini. Rumah Zayn saja dia tidak tahu bentukannya hingga saat ini.
Padahal tujuan dirinya kemari adalah untuk mengerjakan tugas kelompok, tapi Medussa serasa sedang tamasya.
"Jadi Ayve, kita mulai? Khalid minta maaf ya nanti kalo nyusahin Ayve." Khalid yang sudah berganti baju rumahan itu meringis.
Ini pertama kalinya bagi Khalid ada yang mau menjadi teman kelompoknya tanpa paksaan, biasanya dulu saat ada kerja kelompok, cowok itu diasingkan oleh anggotanya.
"Eh, gapapa. Nanti kalo gue juga ada yang keliru tegur aja." Medussa tersenyum tipis.
Mereka berdua pun mengerjakan tugas kelompok dengan tenang walau sekali-kali Khalid tidak fokus.
Waktu menunjukkan pukul setengah 7 malam, tugas mereka pun selesai.
Medussa mengucek matanya yang terasa kering, dia lelah sekali. Sesampainya dirumah dia akan langsung merebahkan tubuhnya.
Sedangkan Khalid sudah setengah tidur disampingnya, meregangkan tubuhnya sesaat gadis itu beranjak keluar dari ruang belajar Khalid yang terdapat dilantai dua, dilihatnya kondisi rumah besar ini yang begitu sepi.
Kata Khalid sih, umi dan abinya sedang keluar negeri dari kemarin jadi hanya ada Khalid, Arsen beserta maid dan bodyguard lain.
Melangkah pelan, Medussa melirik berbagai furnitur yang ada dirumah ini. Hingga ditengah-tengah lorong lantai dua, dia melihat foto keluarga yang terpajang di dinding.
Satu wanita dan tiga pria, salah satunya adalah Khalid dan mungkin sisanya adalah ibu, ayah dan saudaranya?
Medussa berdecak kagum, visual timur tengah tidak usah diragukan lagi. Tatapannya menatap intens gambar wanita berhijab yang terlihat tegas tapi disaat bersamaan juga terlihat keibuan.
Berjalan lagi, gadis itu berhenti lagi didepan pintu kokoh berwarna hitam yang bertuliskan 'Khalid'.
Sepertinya ini kamar Khalid, sebenarnya ini kurang ajar tapi Medussa penasaran seperti apa kamar teman sebangkunya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDUSSA
Fantasybukankah hidup ini lucu? diberikan kehidupan untuk mengejar kematian. Medussa tau bahwa Zayn itu gila tapi apa memang segila ini? Karena Zayn, kematiannya datang lebih cepat. jika memang Tuhan masih memberikan sedikit belas kasih padanya, dia ingi...