selamat membaca...
▬▬ι══════════════ι▬▬
"Hai, kita ketemu lagi," Medussa melirik sinis cowok yang tiba-tiba sok akrab dengannya.
Walau tak ada jawaban, Theodor tetap mempertahankan senyumnya membuat beberapa orang yang berpapasan dengan mereka terutama siswi memekik senang.
"Gue ga temenan sama orang jelek," usai mengatakan itu Medussa mempercepat langkahnya, namun Theodor tetap menyusulnya.
"Lo kenapa sensi banget sama gue?" Theodor akan merangkul Medussa tapi gadis itu langsung membungkuk membuat Theodor merangkul angin.
Theodor mendengus kesal, akan tetapi tetap mengekori Medussa, gadis yang dia tolong waktu itu.
Berjalan bersama walau terdapat jarak karena Medussa yang memberi jarak,
"Lo cantik."
"Gue juga tau." masih dengan wajah datar, Medussa merespon ucapan cowok sokab disampingnya tajam.
Sedangkan Theodor tertawa mendengar respon gadis itu, "jadi pacar gue mau?" walau masih terdapat sisa tawanya, sorot mata pemuda itu terlihat serius.
"Gak."
Saat akan kembali berbicara, Theodor tiba-tiba tergeser kesamping karena seseorang yang menyerobot ditengah-tengah mereka berdua.
"Ayve, kok ga ngajak Khalid ke kantin?" Theodor menatap pemuda jangkung di sampingnya aneh, dan juga botol apa yang dikalungi-nya itu?
"Harus banget?" respon Medussa yang ogah-ogahan membuat Khalid mencebik.
"Jahat!" Khalid memegang tali botolnya erat, kemudian berjalan mendahului mereka.
Medussa menggeleng pelan saat cowok itu berbelok ketempat lain, "mau kemana Khal? kantin ghoib?"
Khalid menghentikan langkahnya, lalu kembali berjalan bersama Medussa dan Theodor yang menyipitkan matanya melihat tingkah laku Khalid.
"Lo sakit jiwa?" pertanyaan frontal itu membuat tatapan Arsen yang di belakang mereka bertiga menajam.
Sedangkan Medussa melotot pada Theodor, tidak menyangka Theodor akan se-frontal itu.
"Lo tuh yang sakit jiwa!" sinis Medussa sebelum refleks menarik tangan Khalid menjauh dari Theodor.
Theodor berdecak kesal saat dirinya ditinggalkan, saat akan menyusul dua remaja yang sudah jauh itu, pemuda tersebut tiba-tiba merasakan remasan kuat di bahunya.
"Jaga ucapan anda lain kali, kali ini saya akan menoleransi ucapan anda, tapi tidak lain kali." setelah menegur Theodor, Arsen juga berlalu pergi meninggalkan Theodor seorang diri.
Theodor menggaruk tengkuknya yang tak gatal, "kan gue cuma nanya.
__________
"Makan yang bener, Khal." dengan sabar, Medussa memungut bagian-bagian makanan Khalid yang keluar jalur dari piring.
"Makasih, Ayve." Khalid menatap gadis diseberang mejanya dengan mata berbinar.
Medussa pun hanya mendengus sebagai respon, kemudian kembali fokus pada makanannya.
"Gue ga diperhatiin juga, Ayve?" Medussa lupa dengan keberadaan mahkluk asing dimeja mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MEDUSSA
Fantasybukankah hidup ini lucu? diberikan kehidupan untuk mengejar kematian. Medussa tau bahwa Zayn itu gila tapi apa memang segila ini? Karena Zayn, kematiannya datang lebih cepat. jika memang Tuhan masih memberikan sedikit belas kasih padanya, dia ingi...