bab 15

4.2K 461 23
                                    

haii, mungkin part ini akan sedikit sensitif yaa

selamat membacaa📖

______

Aneh.

Rasanya aneh, Medussa merasa kehidupan sekolahnya berjalan dengan damai. Mustahil untuk dirinya yang selalu ditimpa kesialan.

'Duk'

Ia menunduk kala bola berwarna oranye berhenti di kakinya. Medussa mengangkat pandangannya, melihat sosok jangkung dengan kaus olahraga berwarna biru langit.

Asher menatap gadis yang mungkin hanya sedada-nya saja, ia terus memperhatikan gadis itu hingga berjalan pergi tanpa ada niatan memberikan bola itu padanya.

Asher menggeleng pelan, dengan langkah lebar ia mengambil bola basket tersebut. Ditatapnya lagi punggung kecil itu sebelum berjalan kembali kearah lapangan.

"Suka lo sama dia?" Asher mengangkat alisnya kala mendengar pertanyaan Reizuka—anggota tim basketnya.

"Medussa, kalo lo mau tau namanya." Reizuka tersenyum kecil, jarang-jarang melihat ketuanya itu memperhatikan anak gadis sebegitunya.

Kalo kata anak-anak sih, Asher ini lebih milih pacaran sama bola basketnya daripada dengan seorang perempuan.

Sesayang itu dia.

Asher mendengus, apa-apaan. Dia hanya memperhatikan sebentar tapi Reizuka langsung mengeluarkan teori tidak masuk akal.

Jadi, jika dia memperhatikan seorang wanita tua sekalipun maka Reizuka akan menyimpulkan jika dia menyukai wanita tua itu.

Gila.

"Lo mau gue ganti sama Reizuko?"

"Apaan! gue cape-cape latihan sana sini mau digantiin, mana ama skin walker gue lagi." Reizuka berkacak pinggang, dia benar-benar akan mengajak Asher duel jika itu terjadi.

"Lo kali yang skin walker." Asher menarik sudut bibirnya, setelah itu berjalan meninggalkan Reizuka.

"Gue?! gue yang lahir duluan, jadi jelas dia yang ngikut-ngikut gue!" Reizuka berlari mengejar Asher sembari menggerutu.

Malas sekali dia mengakui Reizuko sebagai kembarannya, karena bocah itu benar-benar meniru struktur wajahnya bahkan sudah sering terjadi kejadian salah orang, saking miripnya.

_______

"Jadi pacar gue, Sa?"

Medussa memutar matanya malas, Theodor sepertinya memiliki muka yang sangat tebal. Ditolak sekali bukannya mundur malah semakin maju, seolah penolakannya tidak berefek apapun.

"Theodor katanya mau nembak lo," dengan random, ia menghentikan siswi yang lewat.

Kemudian meninggalkan Theodor dengan gadis yang ia tidak tahu siapa.

Theodor memegang dadanya, seolah merasa tersakiti, menatap Medussa yang berjalan tanpa peduli apapun.

Tapi nyatanya tindakan itu disalah artikan oleh siswi yang dihentikan Medussa.

"K-kak, aku juga suka sama kakak.." gadis itu menyelipkan untaian rambutnya malu-malu. Dia mengira jantung Theodor begitu berdebar melihatnya, hingga pemuda itu memegang dadanya.

Theodor mengedipkan matanya, wajahnya meringis sebelum lari meninggalkan siswi tadi seraya berteriak, "khodam gue yang suka ama lo, bukan gue! maaf!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 26 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MEDUSSATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang