epilog

2K 114 19
                                    

.

.

.

.

.

10 tahun kemudian.

Sunghoon menatap kearah tangga dengan perasaan kesal, dia sudah menunggu suami dan anaknya turun selama 15 menit. Sunghoon melangkah menaiki anak tangga untuk ke kamar dirinya dan suami, karena Sunghoon tau suami dan anaknya itu pasti akan berada di kamar mereka. Sunghoon membuka pintu kamarnya dan mulai berdecak kesal.

Bagaimana tidak kesal? Anak dan suaminya malah kembali tidur sekarang. Sunghoon melangkah mendekati keduanya, Sunghoon membangunkan sang suami dengan menepuk lengannya dengan pelan.

"Kaka, bangun ih" ucap Sunghoon.

"Bangun, sekarang udah mau jam 7!" seru Sunghoon dengan sedikit kesal.

Oke, tidak akan mempan membangunkan Heeseung lebih baik membangunkan anaknya. Sunghoon berdoa semoga kali ini anaknya mudah di bangunkan saat tidur.

"Dek, bangun" ucap Sunghoon dengan sedikit lembut sambil menggoyangkan tubuh anaknya pelan.

Sang anak malah membalikan badannya memunggui Sunghoon. Baik, mereka tidak bisa di bangunkan. Sunghoon menyerahkan, adai bunda disini Sunghoon pasti tidak akan kerepotan seperti ini.

"Kalian gamau bangun?!" tanya Sunghoon dengan kenaikan nada bicaranya.

"Oke, jangan deket deket sama papi selama 2 Minggu" ucap Sunghoon sambil melangkah keluar dari kamarnya dengan kesal.

Heeseung membuka matanya dan di susul dengan sang anak. Mereka saling menatap sebelum buru buru pergi menyusul Sunghoon.

Sunghoon sangat kesal, ini bukan pertama kali anak dan suaminya susah untuk di bangunkan. Masalahnya ini adalah hari pertama anaknya masuk sekolah setelah beberapa bulan libur, tapi bisa bisanya anaknya itu tidur dengan sangat pulas seperti papanya.

Sunghoon heran, padahal yang mengandung dia tapi kenapa anaknya sangat mirip dengan sang papa. Mulai dari rambut, nada bicara, tidur, makan, sikap, tampang dan lain lainnya. Kenapa anaknya tidak mirip dengannya, padahal dia yang melahirkan dengan susah payah.

"Ngapain turun?" tanya Sunghoon dengan sedikit ketus.

"Maaf papi" ucap sang anak sambil memeluk tubuh papinya.

"Maaf sayang, aku lupa kalo hari ini adek masuk sekolah" ucap Heeseung.

"Terus kenapa turun? Mandi!" ucap Sunghoon kepada suami dan anaknya itu.

"Oke, aku mandi tapi papi jangan marah lagi" sang anak melepaskan pelukan dengan sang papi.

Sunghoon memutar bola matanya malas, anaknya mencium pipi Sunghoon dan segera berlari ke atas menuju kamarnya sendiri. Heeseung memeluk tubuh Sunghoon dan menyembunyikan wajahnya di leher Sunghoon.

"Geli, kalo di lihat sama Seunghoon gimana?" tanya Sunghoon.

Heeseung mencium leher Sunghoon membuat sang empu memejamkan matanya dan menggigit bibir bawahnya.

"Stop, kaka udah jangan sampe ada tanda" ucap Sunghoon.

Heeseung menjauhkan wajahnya dari leher Sunghoon dan menatap suami kecilnya itu.

you're mineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang