Terminal

1.8K 56 4
                                    


  Aurelia Anastasia, seorang gadis dari kampung yang merantau ke kota A untuk mencari ayah nya yang di penjara 15 tahun lalu

  Gadis itu di bekali dengan keahlian memasak sejak ia kecil, dirinya gemar membuat resep-resep makanan baru dari makanan sisa

      *Terminal*

  "Aduh panas banget tempat ini, beda banget sama di kampung." Keluh nya karena hawa panas yang mengitari tubuhnya

  Ia berjalan menyusuri terminal yang amat luas, lalu berhenti sejenak pada sebuah bangku yang kosong. Tak jauh dari sana dirinya melihat seorang pria dengan setelan jas hitam yang di jaga oleh banyak pria-pria tinggi dengan tubuh kekar

  "Buset, siapa tu? Presiden?." Di hampiri nya tempat itu namun di halau oleh bodyguard yang berjaga di sana

  "Maaf nona, tapi anda tidak boleh berada di sini. Silahkan pergi."

  "Woo, orang cuma mau liat aja kok!. Emang ada siapa sih? Presiden, Mafia apa?, pake di jagain segala." Oceh nya kesal karena tak dapat melihat siapa yang akan datang

  Tak lama pria-pria kekar lainnya berdatangan dan mengusir aurel. Seorang pria tampan nampak berjabat tangan dengan seorang pria

  'Wihhh ganteng nya' batin nya

  "Silahkan pak lewat sini" di persilakan nya pria yang tampak sudah berumur itu menuju mobil. Aurel tampak kesal sembari menunggu jemputan

  Tak lama saudara aurel datang dengan mobil tua. "Neng aurel?. Ayo bukde udah nungguin di rumah." Ujarnya memanggil aurel

  "Lama banget mas, dari mana?."

  "Itu, tadi mas ke pom bensin dulu biasalah ngantri lama, kamu udah nunggu lama di sini?."

  "Yaaa, lumayan lah."

  Mobil itu berjalan membawa keduanya menuju rumah yang sangat terlihat usianya. "Ini rumah nya mas?." Tanya nya penasaran, rumah tua siapa itu

  "Iya, kenapa? Tua ya."

  "Hehe, iya. Keliatan banget dari bangku nya."

  "Ya gitu lah, mas udah bilangin sama bukde kursi nya di ganti aja, tapi dia gak mau."

  "Maklum lah mas, kursi itu pakde yang beliin buat bukde. Gaji pertama nya."

"Dari tadi ngobrol aku belum tau nama mas siapa."

  "Oh iya lupa, nama aku Devan."

  "Oh devan, nama aku aurel mas."

  Mas hardi membawa masuk koper-koper aurel menuju kamar tamu. "Assalamualaikum."

  "Wa'alaikumsalam, Eh aurel udah sampe. Gimana sayang perjalanan nya lancar? Ada kendala gak?."

  Siti salehah, bukde aurel yang mengurusnya sedari lahir. Aurel di sambut dengan senyuman manis nya

  Senyuman itu masi terlihat sama dengan saat dia muda, ceria, dan sejuk di pandang masih tetap manis seperti sedia kala

  "Engga bukde aman terkendali."

buy wife (Beli istri)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang