BAB 09

72K 3.5K 9
                                    

- 𝐻𝒶𝓅𝓅𝓎 𝑅𝑒𝒶𝒹𝒾𝓃𝑔 -

"Kas woy, kas, jangan ngutang!"

"Lima ribu doang bilang gada, ntar pulang - pulang lo malah jajanin cewek lo mie ayam." Lisa memberikan tatapan julid nya pada si 'pengutang kas' di kelas nya itu. Adi nama nya.

Adi memandang sinis gadis pemalak di hadapan nya, "Sirik lo mau gue jajanin mie ayam juga?!"

"Yee, sorry - sorry aja. I don't need your money buat jajan. Gue ada duit sendiri!" ujar nya sok menggunakan bahasa inggris. Padahal, baca money aja di baca nya money. Ngerti kan? Ya itu lah intinya.

"Najis." Bukan. Bukan si Adi yang membalas. Suara ini, suara ketus khas Jessica.

"Apa lo? Iri karena ga bisa semandiri gue?"

"Iya?" Gadis itu memajukan bahu kanan nya sekilas dengan tatapan sok nya itu.

Jessica memutar bola mata nya malas, "Lo kali yang iri karena gue bisa di bayarin ayang, kalau lo mah makan sendiri, bayar sendiri," sahut nya.

Benar. Perkataan Jessica tak salah. Lisa tak bisa lagi membalas jika sudah begini. Lantas gadis itu kembali menatap Adi, "Bayar!"

"Tck! Iya - iya," Pria itu merogoh saku nya, mengeluarkan uang senilai 5 ribu rupiah. "nih."

"Nah gitu dong. Jangan ngutang lagi ya mas Adi." Tangan Lisa menerima uang, sedangkan mata kanan nya ia kedipkan centil hingga si pria bergidik.

Kini, mata Lisa beralih pada gadis yang baru saja datang. "Nah! Lo."

Keira mengerjapkan mata nya pelan, menatap aneh gadis di depan nya. "Apa?" tanya nya.

"Bayar kas, goceng, gada ngutang. Kalau ngutang gue cepuin Renza, terus nanti lo di ceramahin, gue ga tanggung jawab," cerocos nya panjang lebar. Gadis itu sudah menyodorkan tangan nya kepada Keira.

"Tck, baru juga dateng. Sabar, uang gue di tas, gue taruh tas dulu," respon Keira tak mempedulikan uluran tangan di depan nya, Keira berjalan menuju tempat duduk nya.

Lisa mengikuti. Lantas, Keira dengan sedikit ogah - ogahan membuka dompet yang ada di dalam tas, mencari uang pas, namun, yang ada malah 10 ribu. "Gue gada goceng, ada nya ceban. Ada kembalian ga?" tanya Keira.

"Yeee, kata nya kaya. Masa 5 ribu aja minta balikin. Bonusin aja buat gue kali," ujar Lisa yang membuat Keira mendengus kesal. Kaya, kaya, kaya, mereka gatau apa sekarang duit nya sisa dikit?! Belum lagi harus bayar kontrakan rumah, terus bensin mobil, terus makan, terus rencana nya buat beli rumah baru--ah cukup, terlalu banyak kebutuhan yang harus di penuhi Keira. Kepala nya jadi pening kalau di pikirkan.

"Gue lagi kere," ungkap Keira apa ada nya. Gadis itu memberikan uang 10 ribu nya, lalu langsung meraih uang 5 ribu di tangan Lisa tanpa izin. "Heh!"

"Kembalian anj*r. Kan kas nya cuma goceng," kata nya. "Hmm, yaudah lah yaudah," ujar Lisa pada akhirnya.

"Makin beda ya lo, Kei. Semoga gini terus deh, biar kelas damai. Kalau bisa temen - temen lo juga tobat dah. Ajakin gih," kata Jessica.

Keira mengedikkan bahu nya, "Lo aja suruh tobat. Ruqyahin dulu."

"Pfttt..." Jessica dan Lisa sontak menyemburkan tawa nya bersamaan.

"AHAHAHA, LO KIRA MEREKA BERDUA LAGI KEMASUKAN SETAN?" Lisa berbicara di akhiri dengan tawa menggema lagi setelah nya.

"Anj*ng, your congor gede banget," ringis Keira menahan malu. Sudah dua kali ia merasa malu karena suara menggema lawan bicara nya.

Lisa masih tertawa - tawa saja, tak peduli dengan omongan Keira. Jessica memegang perut nya, "Aduh cape gue ketawa," kata nya pelan. Padahal tak lucu, tapi selera humor mereka ini memang receh sekali.

"Suara siapa tadi anj*r? Sampe ke depan." Renza masuk ke dalam kelas dan langsung berjalan ke tempat duduk nya.

"Biasa, lampir," jawab Jessica setelah selesai dengan tawa nya. "Ih anj*ng!" Lisa mendelik tak terima.

"Berisik kalian. Udah mau masuk juga." Renza menatap kearah Jessica, "Itu tadi pacar lo nyariin," kata nya.

"Mars?"

"Ya iya tol*l, emang pacar lo ada siapa lagi selain dia?" gereget Renza.

"Oh iya sih. Yaudah gue nyamper--"

"Gada. Udah mau bel. Duduk."

Jessica mengerucutkan bibir nya sebal, ingin bertemu sang pacar, namun iya, memang bel tinggal 3 menit lagi. Akhirnya ia memilih duduk di tempat duduk nya. Begitu pula Keira juga Lisa yang sudah duduk dengan rapi di tempat masing - masing.

Tak lama, bel berbunyi dan selang 2 menit, guru datang. Pelajaran pun di mulai.

.

Jam istirahat pertama.

"Yok ke kantin," ajak Lisa pada kedua sahabat nya--Jessica dan Renza. Kedua nya mengangguk. Jessica dan Lisa berjalan pergi lebih dulu, sedangkan Renza malah berbalik memandang Keira. Yang di pandang menaikkan satu alis nya, bertanya 'apa'.

"Ga ikut ke kantin?" tanya Renza. Mengerjap pelan, "Gue lagi masukin buku ke tas," jawab nya.

Renza mengangguk mengerti, mengamati gadis yang kembali fokus pada aktivitas nya. Setelah meja nya rapi, Keira beranjak berdiri, kemudian menatap pada Renza. "Nungguin gue ya lo?"

"Iya. Baik kan gue?"

"Najis."

Renza memutar bola mata nya malas, "Gue rasa, lo mau berubah jadi lebih baik. Jadi, sebagai ketua kelas, gue harus support lo, biar lo ga salah jalan lagi," kata nya bijak.

Gantian Keira yang melakukan rolling eyes. Tapi baik lah. Ia tak peduli. Langsung saja Keira melangkah keluar kelas, melewati Renza, hingga pria itu mengumpat. "Gatau terimakasih lo ah!" kesal nya mengekori Keira.

Keira sih, tak acuh saja.

Tak seperti hari pertama Kayla di tubuh Keira, dimana kantin terlihat sangat padat, hari ini kantin lebih sepi. Keira tentu tau alasan nya.

Saat ini, Tama beserta teman dan beberapa orang lain nya sedang bermain basket di lapangan. Tentu saja, hal itu membuat orang - orang lebih tertarik ke lapangan daripada kantin.

Tapi, Keira tak peduli sih. Ia memilih duduk bergabung bersama Renza dan yang lain seperti kemarin, karena di tawari juga oleh Renza untuk duduk bersama.

Mereka makan dengan tenang, kemudian Keira permisi ke toilet lebih dulu saat sudah selesai dengan aktivitas makan nya.

Berjalan ke toilet, gadis itu mendorong pintu toilet yang tertutup, namun, pintu tak bisa di buka. Keira mengernyit. Terdiam sejenak, gadis itu mendekatkan telinga nya ke pintu.

"Lepasin gue.. hiks.."
"Bac*t. Makanya jangan sekolah disini! Pindah sana."
"Hahaha! Salah, Mey. Harusnya jangan jadi miskin."

Keira kembali terdiam. Suara tangisan terdengar semakin jelas beserta kata - kata kasar dari dua orang yang tertuju pada orang yang sama.

Brakkk!

.

.

.

• B E R S A M B U N G •

The Antagonist ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang