Kay dan Ryan tengah sarapan bersama di meja makan. Ini kali pertama Kay sarapan bersama Ryan setelah sekian lama. Sebelumnya Kay hanya sarapan di kamarnya saja, namun kali ini berbeda karena mereka berdua sudah berbaikan kembali.
Selama sarapan tidak ada pembicaraan apapun hanya ada suara dentingan sendok karena hal tersebut sudah menjadi tradisi keluarga Dirgantara. Bicara saat makan dianggap tidak sopan.
Setelah selesai sarapan Kay dan Ryan berbincang-bincang di ruang keluarga. Sudah lama mereka berdua tidak berkumpul dan berbicara. Namun kali ini berbeda, hari ini dipenuhi dengan hangatnya Kakak dan Adik yang saling berbincang-bincang dan juga bercanda.
"Gimana acaranya kemaren? " tanya Ryan kepada Kay.
"Lancar-lancar aja, " jawab Kay dan Ryan hanya menganggukkan kepalanya.
"Oh ya Kak, nanti malam kan ada acara di sekolah kayak pembagian hadiah gitu. " -Kay.
"Terus, apa hubungannya dengan Kakak? " sela Ryan.
"Makanya dengerin dulu. " ucap Kay kesal.
"Iya-iya lanjutin ngomongnya. " ucap Ryan sambil terkekeh.
"Nah terus kalo cewek disuruh pake dress. Dress punya Kay kan udah pada kekecilan dan udah lama juga Kay gak pake dress. Jadi temenin Kay beli dress, ok? " ucap Kay panjang lebar.
"Oh gitu, ok lah Kakak temenin. " jawab Ryan dan Kay pun tersenyum senang dan sangat antusias untuk membeli dress bersama Kakak nya, yang tak lain adalah Ryan.
.
.
.
.
.Kini Kay dan Ryan sudah sampai di mall. Mereka bergegas ke butik yang ada di mall tersebut agar bisa cepat-cepat mendapatkan nya dan sisa waktunya akan mereka gunakan untuk hal lainnya.
Taklama kemudian Kay mendapatkan dress yang sangat cocok dengannya. Mereka berdua memtuskan untuk berjalan-jalan keliling mall. Ada banyak tempat yang mereka kunjungi namun kebanyakan mereka hanya melihat-lihat saja tanpa membelinya.
Serasa sudah puas dan capek mereka memutuskan untuk istirahat sejenak di sebuah caffe yang ada. Mereka memesan beberapa makanan dan minuman. Setelah selesai mereka akhirnya pulang dengan perasaan senang.
S
K
I
PMalam hari pun tiba, dan Kay sudah sampai di sekolahnya dan diantar oleh Ryan. Tadinya sih mau Desta yang nganterin tapi Ryan ngotot banget mau nganterin Kay. Alhasil Kay membiarkan kakak nya itu yang mengantarkannya.
"Selamat bersenang-senang Princess kakak. " ucap Ryan lalu melajukan mobilnya pergi dari hadapan Kay.
Saat berjalan kearah gerbang Kay tidak sengaja berpapasan dengan Vanya. Dan Vanya yang melihatnya langsung memanggil Kay.
"Widih, Kay lo cantik banget sumpah. " ucap Vanya sambil melihat penampilan Kay dari atas sampai bawah.
"Jangan ngomong kayak gitu deh Nya. Sumpah gue malu banget tau. " ucap Kay dengan wajah yang terlihat gugup.
"Eh gak papa, beneran cantik kok, " ucap Vanya.
Mereka berjalan memasuki area sekolah yang dimana menjadi lokasi acara hari ini.
"Kay!! "
Saat sedang berjalan ada seseorang yang memanggil Kay. Sontak Kay dan Vanya mencari sumber suara. Ternyata yang memanggilnya adalah Zahra. Terlihat Zahra yang berjalan mendekati Kay dan Vanya.
"Gue kira suara mbak kunti yang manggil. " ucap Kay dengan gamblangnya.
"Ish, ya bukanlah. Suara gue kok disamain sama kunti. Dasar lo Kay. " kesal Zahra.
"Abisnya mirip sih. " ucap Kay cengengesan. Zahra yang mendengar itupun merasa kesal dan hendak bicara kembali namun Vanya bicara mendahuluinya..
"Udah-udah, kalo gitu gue duluan ya. Mau ke tempat temen kelas gue dulu, nanti ketemuan lagi, dah," ucap Vanya lalu pergi.
"Hati-hati nanti diculik om wowo!" teriak Kay.
"Mulutnya itu. " ucap Zahra terheran-heran dengan ucapan Kay. "Eh om wowo siapa Kay? "
"Genderewo. " jawab Kay dengan polosnya.
"Ehm, mantap nama setan aja lo ganti apalagi nama orang, " Kay hanya cengengesan. Mereka pun melanjutkan perjalanannya.
S
K
I
PKini Kay sedang berbincang-bincang dengan Vanya yang sudah kembali lagi. Sedangkan Zahra sedang berduaan bersama Vano. Saat tengah asyik berbincang-bincang, Thio dan Ziel menghampirinya.
"Widih, baru pertama kalinya gue liat lo pake baju kek gini. " ucap Thio sambil berdecak kagum dengan penampilan Kay.
"Ya iyalah ngapain juga gue make baju kek gini tiap hari, " ucap Kay.
"Ini baju lo beli Kay? " tanya Ziel.
"Gak, ini baju sumbangan, " ucap Kay membalas pertanyaan Ziel yang sangat unfaedah.
"Loh, lo kena bencana apa? Kok sampe dapet sumbangan? " tanya Thio yang percaya gitu aja sama ucapan Kay.
"Percaya lagi ni anak. Ya beli lah, yakali baju sumbangan. " ucap Kay dengan kesal. Vanya yang hanya melihatnya tertawa terbahak-bahak mendengar percakapan mereka.
"Selagi nunggu pengumuman pemenang, main TOD kuy. " ajak Ziel.
"Ayolah gas. " ucap Vanya semangat.
"Yo lo yang cari botol, " suruh Ziel.
"Gue gak mau. Masa penampilan udah rapi harus cari sampah. " tolak Thio.
"Aishh, pake pulpen gue ajalah, " ucap Kay sambil menyodorkan sebuah pulpen.
"Kok lo bisa bawa pulpen, emangnya buat apa? " - Thio.
"Ya biasalah buat tanda tangan atas permintaan fans gue, " ucap Kay. Thio, Ziel, dan Vanya memandangnya dengan tatapan tak percaya.
"Gak lah ini pulpen yang ada di meja depan sana. Gak sengaja gue bawa. " ucap Kay cengengesan.
Memang benar saat memasuki gerbang sekolah semua siswa dan siswi diharuskan menyerahkan kartu undangan dan tanda tangan.
"Kayak gak punya salah aja ni anak. " ucap Vanya.
Jangan lupa vote dan komen ya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Aku??
Teen FictionKenapa Aku?? Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang selalu ceria. Dan keceriaannya berubah menjadi tangis dan kekecewaan. ... Yang penasaran yuk langsung aja dibaca. Dan jangan lupa vote dan komen ya. Terima kasih. Happy Reading