Kay berjalan masuk ke mansion dan disambut oleh pelayan pelayan yang bekerja di mansionnya. Dan terlihat Bi Inah sedang berjalan ke arah Kay.
"Non Kay sudah pulang ya. Sini Bibi bawain. " sapa Bi Inah dan membawakan ransel Kay.
Mereka berdua berjalan beriringan menuju kamar Kay tanpa sepatah kata pun. Bi Inah yang menyadari kalau Kay sedang memikirkan sesuatu hanya bisa diam.
Saat sudah sampai di kamar Kay, Bi Inah menyimpan ransel Kay dan berjalan mendekati Kay.
"Non Kay kenapa? " tanya Bi Inah lembut.
"E-eh enggak kok Bi enggak papa. " jawab Kay.
"Kalo ada apa-apa, cerita aja sama Bibi ya. " ucap Bi Inah dan Kay hanya menganggukkan kepalanya. Bi Inah pun berjalan kedua dari kamar Kay.
"Arga gimana ya. Apa dia marah? Apa dia sakit hati? " Kay bertanya tanya pada dirinya sendiri.
"E-eh tunggu tunggu emang sakit hati itu kayak gimana sih? " ucap Kay.
"Apa gue tanyain aja ya sama Kak Ryan. Iya bener gue tanyain aja gimana tuh rasanya sakit hati ke Kak Ryan. "
Kay pun berdiri dan berlari ke arah kamarnya Ryan. Saat sudah berada di depan kamarnya dan..
BRAKK
"Eh kolor ijo. " kaget Ryan yang berada di dalam saat mendengar suara pintu yang dibuka kasar. Ryan sedang membaca buku di meja belajar nya.
"Kay. Kamu tuh ya kalo masuk kamar orang tuh yang sopan dong ketuk pintu dulu kek ngucapin salam kek. Lah ini malah-" omelan Ryan malah terpotong.
"Udah-udah. Kak aku mau nanya dong. " ucap Kay.
"Nanya apaan sih. Kakak lagi baca buju dulu, jadi gak bisa. " tolak Ryan.
"Ih kakak mah, aku mau nanya doang kok." rengek Kay.
Kay berjalan masuk kamar Ryan dan melompat ke ranjang Ryan dan berguling-guling.
"Enggak." ucap Ryan.
"Ayolah kak cuma satu kok. " rengek Kay lagi.
"Pokoknya enggak. Meskipun satu kamu tuh ya suka nanya-nanya lagi terus jadi lama. Harus extra sabar. " tolak Ryan.
"Ayolah kak. Kakak yang baik hati dan tidak sombong. Kakak yang paaling ganteng ." puji Kay ya meskipun dalam hati ia pengen muntah ngedengernya.
"Apa tadi bilang. Kagak kedengeran. " tanya Ryan sok tidak mendengar.
"Kakak yang baik hati." jawab Kay.
"Terus"
"Tidak sombong. " jawab Kay.
"Terus yang terakhir apa. " tanya Ryan.
"Kakak yang paling ganteng. " ucap Kay malas.
"Ok, kamu mau nanya apa?" tanya Ryan sambil berdiri dan berjalan mendekati Kay. Dan Kay pun segera bangun.
"Kak sakit hati itu kayak gimana sih? " tanya Kay to the point.
"Kenapa emang nya? " tanya Ryan balik.
"Jadi aku tuh punya salah tapi aku nyalahin dia. Aku tuh merasa gak enak gitu takutnya dia sakit hati kalo kata orang mah. Tapi aku nggak tau sakit hati itu kayak gimana. " jawab Kay menjelaskan.
"Oh gitu ya. Kerjain ah. " batin Ryan sambil tersenyum devil.
"Kok kakak malah tersenyum sih. Kakak dengerin aku nggak sih. " ucap Kay saat melihat Ryan yang malah tersenyum.
"Eh enggak papa kok. Kakak dengerin kok dari tadi. " jawab Ryan.
Dan akhirnya Ryan menjelaskan tentang apa itu sakit hati pada Kay tentunya gak sepenuhnya benar.
.......
Keesokan paginya seperti biasa Kay dibangunkan oleh Bi Inah. Bi Inah sudah keluar dari kamar Kay tetapi Kay bukannya segera bersiap ia malah duduk saja di pinggiran kasurnya.
"Sakit hati. Apa Arga sakit hati ya. Apa bener ya kalo sakit hati itu sakit banget sampe-sampe merenggut nyawa. " Kay terus saja kepikiran tentang penjelasan Ryan semalam kalo sakit hati itu sangat sakit.
"Kalo sakit hati gimana dong. Kalo dia sakit terus masuk rumah sakit, terus kalo harus di operasi, terus kalo gagal gimana, terus Arga meninggal, dan gue bisa bisa dipenjara bertahun tahun tapi kalo gue dihukum mati gimana." ucapan Kay makin lama makin ngawur.
"Akkhh. Gue gamau dipenjara gue gak mau dihukum mati. Gue masih belum nikah dan rasain honeymoon. "
"Eh bentar bentar. Kan kalo sakit tuh suka ada obatnya ya. Kalo sakit kepala obat sakit kepala, terus kalo sakit gigi ada obat sakit gigi, terus kalo sakit hati apa ada obat nya? "
"Kalo gak ada obatnya gimana. AKKHH. Gue gamau Arga mati, gue gamau. " teriak Kay.
"Kay kamu gapapa kan? " tanya Winda yang baru masuk. Dan terlihat Winda sangat panik saat mendengar Kay berteriak. Niatnya sih mau marahin Kay karna dari tadi ia belum juga turun.
"Eh mama. Aku gapapa kok. " jawab Kay.
"Oh syukurlah. " ucap Winda lega dan Kay hanya cengengesan.
"Oh ya kamu kok belum siap-siap?! Ini udah siang loh. " ujar Winda sambil kedua tangannya di pinggang.
"A-anu. "
"Cepet mandi habis itu sarapan. Udah nungguin dari tadi juga. " omel Winda.
"Hehe. "
"Hehe hehe sana cepat mandi. " ucap Winda.
Kay langsung berlari ke kamar mandi dan Winda hanya menggelengkan kepalanya tak habis pikir.
.......
Kay sudah berada di sekolah dan bel istirahat sudah berbunyi lima menit yang lalu. Kantin pun sudah mulai ramai oleh para murid-murid yang ingin mengisi perut kosong mereka. Begitu juga dengan anggota Sky.
Kay terlihat mengaduk aduk makanannya tanpa berniat memakannya.
"Kenapa Kay? " tanya Bima dan menghentikan makannya.
"E-eh kenapa? Kenapa apanya? " Kay balik bertanya dengan wajah kebingungan.
"Itu nasi goreng nya kenapa di aduk-aduk doang, kenapa gak di makan? Lo lagi ada masalah? " tanya Bima.
"Enggak kok enggak ada apa apa. Nih gue makan. " ucap Kay dan memasukkan sesendok nasi goreng ke dalam mulutnya.
"Ekhem, Kay lo kenal gue kan? Masih gak mau bilang ada apa? " ucap Thio setelah selesai makan.
"Iya nih lo gak mau cerita ya sama kita. " ujar Ziel khawatir.
"A-arga lo udah selesai makannya?" tanya Kay gugup.
"Udah. " jawab Arga.
"Lo bisa ikut gue sebentar ? " tanya Kay.
"Ngapain? " tanya balik Arga.
"Udah ayo ikut aja. " ucap Kay dan menarik tangan Arga dan pergi dari kantin.
"Mau kemana tuh bocah? " tanya Thio.
"Entah. " jawab Ziel.
Hai hai hai.
Ketemu lagi sama gue.
Gimana ceritanya apa kalian suka.
Jika kalian suka tungguin chapter.
selanjutnya ya.Jangan lupa vote dan komen sebanyak banyaknya terima kasih.
Bye bye.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenapa Aku??
Roman pour AdolescentsKenapa Aku?? Menceritakan tentang kehidupan seorang gadis yang selalu ceria. Dan keceriaannya berubah menjadi tangis dan kekecewaan. ... Yang penasaran yuk langsung aja dibaca. Dan jangan lupa vote dan komen ya. Terima kasih. Happy Reading