Utuh Sepenuhnya (17)

60 10 6
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Sekalipun cerita ini udah tamat nantinya, tolong tetap tinggalkan komentar, kritik atau saran, atau kesan kalian selama membaca cerita ini, terima kasih

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sekalipun cerita ini udah tamat nantinya, tolong tetap tinggalkan komentar, kritik atau saran, atau kesan kalian selama membaca cerita ini, terima kasih.

****

Tap...

Tap...

Satoru menghentikan pergerakan tangannya saat suara tembok dipukul menggunakan botol terdengar, ia mematikan kompor terlebih dahulu, sebelum berlari kecil ke arah kamar, menemukan istrinya sedang menatap ke arahnya.

"Udah bangun." Suaranya terdengar ceriah dengan senyuman merekah, begitupun dengan Utahime yang terkikih tanpa suara, wanita itu merentangkan tangannya, dan Satoru segera mendekat, menunduk, mengangkat tubuh istrinya hingga helaian panjang Utahime berjatuhan, membawa Utahime ke kamar mandi, dan dengan cekatan membantu istrinya itu membesihkan dirinya sendiri, sepanjang hanya mereka berbagi cerita lama, dan tidak ada yang tahu bagaimana bunga itu kian mekar dalam diri Satoru setiap kali ia menatap wajah teduh Utahime.

Tubuh kurus Utahime ia bawa kembali ke kamar, baru setelah berganti pakaian, ia mengangkatnya menuju meja makan. Dan Satoru menahan diri untuk tidak meringis setiap kali tubuh itu terasa begitu ringan dalam pelukannya.

"Maafin aku, ya mas. Seharusnya aku yang masak." Suara Utahime terdengar kecil, Satoru menggeleng tegas atas penuturan barusan, kurang setuju, memasak bukan keharusan istri dan ia paham betul setelah mengambil tanggung jawab sebagai suami wanita itu.

"Gak usah minta maaf, sayang, gak ada keharusan kamu mesti masak." Satoru tersenyum lembut, lantas kembali ke dapur dan membawa makanan ke meja makan, ia mengukus ikan karena Utahime menghindari konsumsi berminyak, itupun bersama sayur bening, tenggorok Utahime sulit menerima makanan, selain karena batuknya, makanan yang tidak sesuai akan terasa seperti duri yang menusuk di tenggorokan.

Satoru membantu Utahime menuangkan nasi ke dalam piring, menyediakan perempuan itu lauk juga air minum.

"Maafin mas, ya. Kalau kurang enak."

(Bukan) Tempat Singgah Local AU ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang