(Bukan) Wawancara (05)

44 13 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.




****




Satoru menarik nafas terlebih dahulu sebelum turun dari motornya dan menghampiri Utahime yang sedang melayani pembeli,

"Assalamu'alaykum warahmatulloh.'" ujarnya, sedikit tidaknya membuat Utahime menoleh dengan raut terkejut, tapi karena masih ada pembeli yang mengajaknya berbicara, salam dari Satoru ia tunda terlebih dahulu untuk balasannya.

"Wa'alaykumussalam warahmatulloh." balas Utahime kemudian setelah terbebas dari pembeli tadi, ia langsung membuat pesanan Satoru bahkan tanpa lelaki itu berucap seperti biasa. Menyerahkannya dan Satoru meliriknya pelan sebelum bergerak menerima.

"Makasih mbak, padahal saya belum pesan." Ia terkekeh diakhir kalimat, merasa sedikit senang Utahime sudah bisa langsung menebak tanpa ia beritahu.

"Udah hapal, mas." Utahime ikut terkekeh.

"Mba Hime, suka ikut kajian, ya?"

Ia memulai obrolan kecilnya dan selalu mencari cara agar tetap seperti itu, setidaknya kecangguan tidak terjadi dan ia bisa lebih banyak mengetahui tentang Utahime.

"Egh...lumayan si mas, biasanya ngikut yang deket, yang bisa dijangkau."

Satorumengangguk mengerti. "Berarti sering ikut kajian pra nikah yang di Dafam?"

Walau raut terkejut nya kentara, Utahime tidak terlihat keberatan sama sekali untuk menjawab kembali.

"Iya mas, hehe. Gak papalah belajar dulu."

"Ya emang bagus." Satoru mengacukan jempol, "Emang sebaiknya gitu sih, mbak, ilmu pernikahan kadangnya sering dijadikan hal sepele, seringnya kita hanya berfokus pada kata siap yang diucapkan mulut, padahal agama, tubuh, mental, ekonomi dan hal sejeninya juga butuh persiapan." Ia mengusap keningnya sebentar dengan punggung tangan, memikirkan jawaban selanjutnya, "Setidaknya kita tahu, tujuan sebenarnya kita menikah untuk apa, misi, visi, biar nanti jika ada masalah dalam rumah tangga, kita tahu cara menyelesaikan nya dengan benar. Dengan cara yang Allah suka." Ekor matanya melirik Utahime, tatapannya melembut, ia tidak bisa untuk tidak menatap ke arah perempuan itu saat kata nikah itu terucap dari mulut. 

(Bukan) Tempat Singgah Local AU ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang