Sorot matanya (18)

56 9 3
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.



Sekalipun cerita ini udah tamat nantinya, tolong tetap tinggalkan komentar, kritik atau saran, atau kesan kalian selama membaca cerita ini, terima kasih.

****



Utahime tahu, semenjak sakit hidupnya berjalan monoton, setiap hari ia menghabiskan waktu melewati hal yang sama saat di rumah dulu, tidur, bangun, salat, makan, lalu tidur lagi.  Dunia luar seakan asing, semuanya seakan menyudutkannya untuk tetap berada di ruangan yang sama, menanti hembusan angin tidak lagi semenyenangkan dulu, bahkan sekarang kehadiran angin malah kerap membuat batuknya kambuh.

Ia adalah tipe pemakan segalanya selagi halal tapi sekarang? Mencicipinya saja terasa menyiksa, seluruh badanya kompak mengeluarkan rasa sakit, nafasnya terdengar menganggu karena tenggorokannya yang seperti terhimpit sekedar untuk membuatnya tetap bernafas.

Lihatlah badannya yang tidak lagi berisi, hanya tersisa kulit yang menutupi tengkorak. Dan dalam dinginnya malam,  Utahime menguatkan dirinya untuk berjalan menuju ruang tamu, lalu menangis di sana dengan suara tertahan.  Ia tidak ingin membangunkan Satoru, bahkan untuk tidur di samping suaminya itu rasanya ia merasa malu, suara nafasnya bisa di dengar hingga ke ruangan tamu.

"Astagfirullah, astagfirullah." Utahime sesegukan,  apapun yang ia lihat tidak mampu memberikan semangat, seakan memang semangatnya telah lama direnggut.

Sementara Satoru yang menyadari hilangnya Utahime di sampingnya menoleh ke sana-ke mari, matanya menyusuri kamar tapi tetap tidak menemukan keberadaan istrinya itu, Satoru menarik nafas pelan lalu mengusap wajahnya. Ia turun dari ranjang dan berjalan keluar kamar tanpa suara, mencari keberadaan Utahime hingga menemukan punggung istrinya sedang meringkuk di sudut ruangan tamu.

Satoru terdiam beberapa menit menyaksikan Utahime yang menangis, sebelum mendekat dan langsung meraih tubuh wanita itu untuk ia pangku dan ia peluk dari belakang, tangan kekarnya melingkari perut Utahime, sementara rambut panjang wanita itu menjadi tempat wajahnya terbenam.

(Bukan) Tempat Singgah Local AU ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang