17

3.2K 272 60
                                    

Tepat pukul 21.30,
Seungcheol, Seokmin, Vernon, Lucas sampai dikediaman Chan. Mereka bergegas mengetuk pintu, tak lama munculah seorang wanita yang merupakan eomma dari Chan.

"Eomma, sekarang Chan ada dimana?"
Tanya panik Seokmin

"Dikamarnya nak, tolong bantu Chan"

"Kalian semua disini, biar gw yang masuk ke kamarnya"
Cegah Lucas yang melihat seluruh temannya hendak menuju kamar Chan.

"Gak ada waktu buat main-main, Lucas. Nyawa Chan dalam bahaya"
Balas Seungcheol

"Tenang, gw bawa ramuan, biarin gw yang masuk, dan Lo semua tetap disini"
Ujar Lucas seraya berjalan menjauh menuju kamar Chan.

Sesampainya dikamar Chan, Lucas segera mendekati tubuh Chan yang Sudah sangat lemah dan feromone enigma yang juga mulai menghilang.

"Chan...maaf"

Lucas segera menyayat ujung jari Chan agar darah Chan keluar dan bisa ia campur dengan ramuan ungu yang ia buat.

"Maafin gw sekali lagi Chan"

Setelah mendapatkan tiga tetes darah Chan, ia segera menutup luka itu dengan p3k yang ia bawa beserta ramuan-ramuan miliknya.

Perasaan Lucas benar-benar campur aduk saat ini,ia sangat sedih karena ternyata Chan lah yang meminum ramuan itu, ramuan yang dapat mengubah Enigma menjadi Alpha.

Kalian ingat saat istirahat dari latihan enigma, para enigma muda diminta untuk meminum ramuan berwarna biru racikan Lucas?. Nah saat itu Lucas sengaja menggunakan berbagai macam warna tutup botol yang berbeda agar tidak ada yang sadar jika Lucas membuat satu ramuan dengan racikan berbeda yang ia isi dibotol kaca dengan tutup berwarna biru tua, yaitu ramuan yang dapat mengubah Enigma menjadi Alpha. Dan awalnya pun bukan Chan yang ia targetkan, melainkan Vernon.

.
.
.

Pagi tiba, pintu kamar seorang Boo Seungkwan sudah menjadi korban kebrutalan mami Boo.

"YAKK BOO SEUNGKWAN!!"

"BANGUN!!"

"MAMI UDAH BANGUNIN KAMU DARI SETENGAH JAM YANG LALUU!"

"Ada apa sih mi? Masih pagi udah teriak-teriak aja, gak kayak biasanya"
Tanya papi Boo yang bingung akan kelakuan istrinya.

"Ini Pi, Seungkwan gak bangun-bangun, padahal lima belas menit lagi gerbang sekolahnya udah ditutup"

"Aneh,biasanya dia paling semangat buat sekolah"
Ujar papi Boo

"Dobrak aja Pi, takutnya Seungkwan kenapa-kenapa"

Mendengar ucapan istrinya, papi Boo segera mendobrak kamar Seungkwan.

Donbrakan ke tiga akhirnya berhasil membuka pintu kamar Seungkwan.

Papi dan mami Seungkwan segera masuk kamar anaknya, yang mereka lihat adalah Seungkwan yang masih tertidur dengan napas teratur.

"Kwan, bangun heyy! Kamu udah telat"
Ujar sang papi seraya mengguncangkan tubuh anaknya, namun Seungkwan tak kunjung bangun.

"Pi, dia dari tadi gak mau bangun, apa kita bawa kerumah sakit aja ya,gak bisanya Seungkwan kayak gini"
Panik mami Seungkwan karena melihat anaknya tak kunjung bangun.

Seungkwan biasanya mendengar suara ketukan pintu sudah terbangun, tapi kenapa ini sampai digoyangkan tubuhnya tak kunjung membuka mata.

.
.
.

Dikelas 10-1,

Vernon benar-benar jomblo.

Chan dan Seungkwan ijin sakit, sedangkan Lucas tanpa keterangan.

Ia merasa kesepian.

"Anak-anak, kalian saya berikan tugas menjawab soal-soal dikertas yang saya bagikan, kelompoknya sama teman satu meja ya,jadi satu kelompok dua orang... Untuk Vernon kamu satu kelompok dengan Tzuyu"
Perintah Ong saem karena Dahyun hari ini juga tidak berangkat sekolah.

"Tapi Saem, saya satu kelompok dengan Seungkwan, kan tugasnya buat satu meja"
Sahut Vernon

"Besok Seungkwan biar sama Chan atau Dahyun karena mereka sama-sama gak berangkat. Kamu sama Tzuyu yang jelas-jelas hari ini berangkat"
Balas Ong saem

Mau tak mau Vernon harus menurut, padahal ia sangat malas jika harus menghadapi Tzuyu, feeling-nya selalu menunjukan untuk waspada dan hati-hati jika dengan wanita itu.

.
.
.

Hari ini Jihoon bangun kesiangan, dan sekarang Jihoon sedang menikmati sarapan yang sudah disiapkan sang Eomma.

Saat tadi Jihoon tiba didapur, ia melihat secarik kertas bertuliskan pesan sang eomma. Pesan itu berisikan bahwa sang eomma pamit pergi membantu sang appa menghandle perusahaan cabang, serta Jihoon yang sudah ditemani sang mate membuat Eomma Lee lebih tenang.

Jihoon tak masalah dengan itu, ia justru mempermasalahkan keberadaan Soonyoung yang masih ada dikamar miliknya.

"Jadi gw beneran mate dia?"
Monolog Jihoon seraya mengusap tanda mate serta bekas gigitan milik Soonyoung.

"Berarti yang dibilang Jihyo itu bener?"
Monolog Jihoon lagi seraya mengigit sepotong roti kedalam mulutnya.

"Jihyo bilang apa?"
Tanya Soonyoung yang baru saja datang dan duduk dihadapan Jihoon.

Pertanyaannya tak kunjung dijawab,akhirnya Soonyoung bertanya untuk yang kedua kalinya.

"Jihyo bilang apa, hmm?"
Tanya Soonyoung lagi, kali ini menatap tepat mata Jihoon.

Hal itu membuat Jihoon gelagapan.

"Gak ada"
Jawab Jihoon seadanya

Soonyoung tak ingin memaksa Jihoon untuk bicara, karena ia tahu jikalau Jihoon masih sangat kesal sekaligus marah padanya.

"Kita udah diijinin sakit sama Seokmin"
Ujar Soonyoung yang dibalas tatapan bingung Jihoon.

"Ga usah bingung, Seokmin juga enigma dan dia udah tau kenapa gw gak berangkat. Sedangkan kehadiran punya Lo, gw yang minta tolong dia buat ijinin lagi sakit"
Jelas Soonyoung

Jihoon bernapas lega karena Soonyoung belum mengatakan apapun soal dirinya dan Soonyoung yang menjadi mate, kecuali kepada sang Eomma.

"Maaf Ji semalem gw maksa banget jadiin Lo mate gw, soalnya gw gamau kena cambuk lagi dari pelatih"

Jihoon cukup bingung dengan pernyataan Soonyoung barusan, tapi ia sedang malas berpikir.

"Udah terlanjur, yang penting kita masih kayak biasanya aja"
Jawab Jihoon dengan mulut yang masih setia mengunyah sarapannya.

Soonyoung jadi gemas sendiri.
.
.
.
.
TBC

Hallowwwww guissssss-!!

ENIGMA?!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang