Ketika panah-panah yang Hyunjin tembakkan terbelah jadi dua, ia tahu pertarungan ini takkan berakhir baik.
Di hadapan cakram milik komandan pasukan musuh, panah Hyunjin terkesan seperti mainan anak kecil, jelas tak ada apa-apanya. Kemampuan bertarung lelaki itu sangat mematikan.
Hyunjin melirik sekilas ke arah barat. Matahari sudah hampir terbenam namun tak ada tanda-tanda pertarungan akan dihentikan. Yang mana tentu saja menyalahi peraturan perang, seharusnya. Maksudnya, apa orang-orang ini sungguh ingin berperang seharian nonstop?
Sedikit informasi yang Hyunjin tahu, saat ini kerajaan timur—kerajaannya dan kerajaan utara—kerajaan Felix—bersatu untuk membantu kerajaan barat—kerajaan Minho—untuk menghadapi serangan pemberontak, yang dipimpin oleh paman Minho sendiri. Atau ... paman Minho di jaman dulu?
Ketika tersedot ke dalam pusaran hitam waktu itu, mereka bertiga tidak terlempar ke dimensi lain, melainkan ke masa lalu. Sepuluh generasi sebelum generasi merek.
Minho baru menyadarinya ketika bertemu dengan Mina, sang tuan putri, putri dari "Minho". Mina adalah ratu pertama kerajaan Antari, sekaligus orang pertama yang mampu mengendalikan naga.
Minho bercerita dahulu kerajaan Antari hanyalah kerajaan biasa. Namun sejak Ratu Mina berkuasa, ada banyak sekali keajaiban menakjubkan terjadi, mulai dari orang-orang Antari yang jadi memiliki dan bisa terbang, kerajaan atas awan, hingga para naga.
Serius, Hyunjin baru tahu kalau naga-naga yang ada, termasuk naga api miliknya dan naga es milik Felix ternyata berasal dari Antari.
Soal bagaimana bisa itu terjadi ... ceritanya menarik.
Dan, ada hubungannya dengan Ryujin—istri yang tiba-tiba ia miliki—juga Yoona akan menikah dengan Felix.
Singkatnya begini, Ryujin adalah sepupu dari Minho, raja Kerajaan Barat yang berkuasa sekarang. Ryujin dinikahkan dengan Hyunjin, pangeran kerajaan timur untuk mempererat hubungan antara dia kerajaan tersebut. Begitu juga dengan Felix dan Yoona.
Hyunjin menduga kelak pemimpin dari kerajaan Antari menghadiahkan naga pada mereka berdua. Masuk akal juga, bukan?
Dan lagi, kenapa pula Hyunjin malah memikirkan perkara seperti ini padahal masih ada pertarungan yang harus ia urus?
Hyunjin menoleh pada kedua temannya yang juga tampak kewalahan bertarung. Bahkan, Felix yang paling bersemangat sejak awal pertarungan, kini kepayahan sendiri menghadapi pasukan musuh.
Lempeng cakram milik salah satu dari pasukan pemberontak berpusing ke arah Minho. Minho dengan cepat menyentak tubuh ke atas—terbang—guna mengelak. Beruntung, cakram itu hanya menggoreskan sedikit luka pada kaki kirinya, bukan luka yang parah.
Lelaki itu kini balas menembakkan anak panah dari ketinggian.
"Hei. Bukankah seharusnya belum saatnya menunjukkan kemampuan terbang mu itu?" tanya Hyunjin.
"Badanku terbelah jadi dua bisa-bisa kalau aku tidak menghindar," balas Minho. "Mereka tidak akan berhenti sebelum semuanya mati. Jangan menunggu. Cepat gunakan kekuatan kalian."
Hyunjin mengangguk, kemudian mengangkat tangan kanan, memunculkan bola api seukuran kepalan tangan orang dewasa, kemudian membantingnya ke bawah, mengarahkannya pada musuh.
Felix juga melakukan hal yang sama dengan kekuatan esnya.
Pertarungan sempat terhenti karena suara raungan yang memekakkan telinga terdengar dari arah langit.
Minho mendongak, mengarahkan pandang pada naga berukuran raksasa yang terbang melintas. Ia bergerak terbang menghampiri sang naga. Sedikit terkejut ketika mendapati Mina, "putri kecilnya" itu menaiki punggung sang naga.