[11]

72 12 0
                                    


Hyunjin terantuk sebuah akar pohon yang mencuat ke permukaan tanah hingga membuatnya jatuh tersungkur dan kakinya tersangkut disana. Dan ketika menoleh, naga itu ternyata sudah berada persis di belakangnya. Reptil bersayap itu menggeram keras dan kini membuka lebar mulutnya. Dari sana, keluar sebuah bola api berukuran besar yang tertuju pada Hyunjin.

“Chris, kau tak serius ingin membunuhku, kan?! Tolong aku cepat!!”

Hyunjin terjebak dan tak bisa berbuat apa-apa sekarang. Hanya bisa pasrah. Lelaki itu kini memejamkan mata . Biar bagaimana pun, mati dengan cara seperti ni sama sekali tak mengenakkan untuk dilihat.

Hyunjin langsung membuka mata ketika terdengar suara seperti hantaman di dekatnya. Pemuda itu cengo beberapa saat setelah melihat bola api besar yang semula akan menghantamnya kini berbelok dan mengenai salah satu pohon berkat semburan es dari sisi barat.

Itu pasti Felix. Hyunjin berani bertaruh untuk itu.

Dari sudut matanya, Hyunjin melihat Felix berjalan—dengan sangat berkarisma—menghampirinya. Oh, dan satu lagi! Yang paling mencengangkan adalah NAGA ES BERJALAN MENGIKUTI FELIX DI BELAKANG.

Naga itu tampak sudah jinak, bahkan sangat akrab dengan Felix.

“Bagaimana bisa?” heran Hyunjin.

“Sudah kubilang, membangun kemistri itu penting.” Chris mendarat dari atas cabang pohon, menghampiri Hyunjin, lantas mengulurkan tangan kanan pada pemuda itu. “Ayo berdiri.”

Hyunjin mencebikkan bibir. Ia menepis uluran tangan tersebut. “Tidak usah. Aku bisa sendiri,” katanya kesal.

“Oh. Ya sudah.”

“Oh. Halo! Setidaknya tunjukkan penyesalan sedikit!” omel Hyunjin pada Chris. “Kau hampir saja membunuhku tadi.” Hyunjin menghela napas berat, menenangkan emosinya yang berapi-api. “Untung saja ada Felix yang menyelamatkanku.” Ia kemudian menoleh pada Felix, mengulum senyum singkat. “Terima kasih.”

“Tidak masalah,” balas Felix.

Raut wajah Hyunjin kembali masam ketika menoleh pada Chris. “Bagaimana kalau tadi—”

“Kekuatanmu api, bodoh. Api tak bisa membunuhmu,” cibir Chris. “Kenapa kau takut pada elemenmu sendiri.”

Hyunjin terdiam beberapa saat. “Iya juga, ya?”

Bola mata Chris merotasi. “Dasar.” Ia kemudian berjongkok dan memotong akar tanaman yang membelit kaki Hyunjin dengan kapak kecilnya. “Sekarang, jinakkan nagamu.”

“Tunggu sebentar. Nagaku? Naga ini—” Hyunjin menunjuk ke arah naga api yang berada lima meter di depannya. “Naga ini milikku?”

Chris mengangguk. “Selain memiliki batu sakti, para penjaga pusaka juga masing-masing memiliki hewan piaraan.”

“Hewan piaraan?” tanya Hyunjin. “Begini, jangan salah paham dulu. A-aku tidak berusaha menolak naga yang gagah ini. Hanya saja, kalau maksudmu hewan piaraan ini adalah makhluk-makhluk berkekuatan magis, aku sudah memilikinya sebelumnya. Kkami, anjing milikku, bisa bicara. Aku tidak membutuhkannya lagi.”

“Naga ini piaraanmu.” Chris tetap bersikeras.

‘Aku setiap hari bersamamu. Apa kau tak bisa mengenaliku?’

Hyunjin terjingkat mengetahui naga api itu ternyata bisa berbicara. Dan ... suaranya terdengar familiar, seperti suara ...

“Kkami?”

Sang naga api menghela napas berat , kemudian mengubah wujud menjadi seekor anjing. Anjing milik Hyunjin.

“Apa? kenapa? Bagaimana? Anjing ini—” Hyunjin masih berusaha mencerna situasi. “Tadi dia naga api yang menyeramkan. Sekarang ... berubah menjadi anjing kecil? Kkami anjing kecilku berubah jadi naga tadi?”

JAGADDHITA || Stray Kids Fantasy FanficTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang