Page Fiveteen

169 15 0
                                    

A Little Secret: Masa lalu yang di lupakan

A Little Secret: Masa lalu yang di lupakan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

H A P P Y R E A D I N G

•••••

     Gwen makan tanpa minat. Bahkan makanan yang ada di piring nya pun tidak terlihat tersentuh sedikitpun. Suasana riuh di meja makan itu yang membuat Gwen jadi malas untuk duduk, berlama-lama disana.

"Sampai tangan kamu benar-benar sembuh, Gwen tinggal di rumah aja ya. Biar ada yang perhatiin. Gimana?" Tawaran dari sang mama, bak angin lalu yang masuk ke telinga gwen.

"Lagian kamu juga kenapa bisa ceroboh banget. Gimana kalau ngak cuma tangan kamu aja yang cedera, huh!"

"Mas.." tegur Liu shei pada Wang Yue suami nya itu, agar tidak perlu begitu keras pada putri mereka.

"Ngak bisa mah, lihat. Karna keseringan main dan kamu bebasin gitu aja. Tangan nya sampai cedera gitu. Harusnya dari awal dia masuk asrama aja bukan sekolah swasta seperti sekarang."

"Gwen kenyang, aku naik dulu kalau begitu."

"Tunggu Gwen, papa belum selesai bicara sama kamu. Duduk lagi cepat." Gwen yang sudah setengah berdiri pun, mau tak mau kembali duduk pada kursi nya.

Perkataan bernada perintah itu jelas tidak bisa Gwen tolak begitu saja, terlebih saat raut wajah serius tercetak diwajah pria paruh Bayah itu.

"Papa ngak bakal banyak omong lagi. Kalau kamu, nurut apa perkataan papa dan mama. Seengaknya kalau kamu ngak mau papa pindahin ke asrama, kamu jangan berbuat sembrono dan ceroboh lagi kayak gini." Ujar Wang Yue penuh peringatan pada putri semata wayang nya itu, agar kali ini benar-benar mendengarkan perkataan nya.

"Kamu putri papa satu-satunya Gwen, kamu harus selalu terlihat sempurna. Tanpa cacat sedikitpun!"

Oke, Gwen. Ingat, kau harus selalu sempurna.

"Sore ini Ms. Xu bakal datang kerumah. Kamu ngak lupa kan kalau ada les piano sore ini."

Seperti biasa, Gwen dan jadwal padatnya tanpa jeda. Kadang Gwen merasa sangsi sendiri, apa harus ia melakukan itu semua?

"Ngak ada bantahan, kamu udah tiga hari bolos dari kelas tata Krama. Dan untuk les kali ini ngak boleh lagi. tadi pas papa tanya coach yang biasa ngajarin kamu, dia bisa datang langsung ke rumah buat ngajarin hari ini." Sepanjang perkataan sang papa, Gwen hanya diam memperhatikan. Saat di rasa ia perlu mengangguk, ia pun menganggukan kepala. Tanda ia pun setuju, lebih tepat nya mengiyakan perkataan pria itu padanya.

"Udah kan ngomongnya, kalau udah Gwen pamit permisi. Silahkan nikmati makan siang nya." Kali ini Gwen benar-benar beranjak pergi dari kursi nya. Gwen tak berbohong jika dirinya benar-benar bosan dengan semua itu.

Segala hal yang sudah jelas terdikte dalam otak nya. Harus selalu di lakukan tanpa bantahan sedikitpun.

Sesampainya dikamar. Tidak ada yang Gwen lakukan selain, berdiri, lalu diam termenung menatap hampa pemandangan langit sore dari atas balkon kamar nya.

A little secretTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang