Ledakan terjadi. Kencang, mengerikan, dan memekakkan telinga. Orang-orang berhamburan, berlari menjauh dari tempat kejadian. Ekspresi panik serta ketakutan tergambar dengan sangat jelas di wajah, tidak setiap hari mereka mendengar suara ledakan atau bahkan menyaksikan secara langsung kejadian mengerikan tersebut. Mereka hanya masyarakat biasa, bukan vigilante bukan pula kriminal. Tim, Bruce, Stephanie, dan Cassandra bergerak secepat yang mereka bisa, bekerja sama dengan seluruh petugas GCPD untuk menyelamatkan semua orang dari sana.
Tanah berguncang, asap dan debu berserakan di mana-mana. Untungnya, bagian yang hancur total hanya lantai bawah tanah. Tapi, itu bukan berarti semuanya baik-baik saja. Dampak yang ditimbulkan oleh ledakan tersebut membuat siapa pun takut untuk kembali melangkahkan kaki ke dalam sana sampai semuanya bisa dipastikan aman dan terkendali. Pada akhirnya, penyelidikan terpaksa dihentikan sementara waktu. Tim menghimbau penduduk sipil yang ada di sekitar sana agar segera pulang ke rumah sementara pikirannya tidak berhenti bekerja.
Tidak mungkin dia dan yang lainnya melewatkan keberadaan bom tersebut. Mereka sudah menyusuri gedung itu sebelumnya, memindai seluruh ruangan yang ada menggunakan teknologi tercanggih yang mereka miliki. Seharusnya mereka bisa menemukannya dengan mudah, sekalipun itu tersembunyi di balik dinding atau bawah tanah. Tapi, hasilnya nihil. Ada kemungkinan kalau bom tersebut baru dipasang sehabis mereka melakukan pencarian atau sehabis mengetahui kedatangan Tim dan mengganggu jaringan komunikasinya dengan Barbara. Apa pun yang mereka lakukan, semuanya sudah terjadi.
Kecuali, kalau itu bukan bom. Melainkan sesuatu yang berbeda.
"Oh, ini buruk! Mereka menghancurkan semua barang buktinya!" Stephanie berseru, dia memandang gedung yang ada di hadapannya dengan mata yang melebar tidak percaya.
Cassandra hanya bisa terdiam di tempatnya berdiri, tidak mengatakan apa pun, tapi matanya ikut melebar. Sementara itu, Tim mengepalkan tangan, dia hampir menyalahkan dirinya sendiri, lagi. Tapi, sesuatu yang dia genggam dalam tangannya sekaligus apa yang dia dengan ingat jelas dalam pikirannya menghentikannya. Dia angkat bicara dengan penuh determinasi.
"Tidak. Tidak semua," katanya.
Stephanie dan Cassandra sontak menoleh padanya.
Ya, mungkin lab misterius di lantai bawah tanah gedung yang berhasil mereka temukan sudah hancur dan hanya menyisakan debu serta puing-puing. Tapi, itu bukan berarti harapan yang dia miliki ikut hancur bersamanya. Percayalah, butuh lebih dari itu untuk membuatnya menyerah.
* * *
Malam yang dingin, gelap, dan tidak menyenangkan di Gotham. Jam menunjukkan pukul sebelas malam ketika Vendetta memutuskan untuk pergi meninggalkan rumah. Masa bodoh dengan Harley yang mungkin akan menghabiskan persediaan makanannya, ada hal lebih penting yang harus dia urus sekarang. Lagipula, dia tidak mengantuk seperti biasanya, dan dia juga tidak bisa bersantai atau bersikap biasa saja sehabis mengetahui kalau organisasi penuh bajingan yang dia incar, Black Water, baru saja menghancurkan sebagian rencananya.
Meledakkan sebuah gedung, seriusan? Apa yang mereka lakukan memang sama-sama mencolok seperti aksi pembunuhan miliknya. Tapi, bukan itu yang membuat Vendetta begitu kesal hingga dia ingin menonjok semua orang yang dia temui yang melihatnya dengan tatapan aneh alih-alih berlari ketakutan. Dia justru kesal karena dia tahu kalau mereka sengaja melakukannya dengan cara yang paling menarik perhatian guna menantangnya.
Vendetta memang membunuh sebagian dari mereka secara terang-terangan, menunjukkan pada dunia kalau dia sangat membencinya dan dia menginginkan perang. Dia juga berencana untuk mengungkapkan tempat persembunyian mereka agar semua orang bisa tahu apa yang telah mereka sembunyikan selama ini. Usaha pertamanya, di gedung kesatu, gagal karena tidak ada apa pun yang bisa ditemukan di sana, dan saat dia yakin kalau usaha keduanya berhasil, di gedung kedua, dia tidak pernah menduga kalau mereka akan melancarkan 'serangan' balik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Robin: Vendetta
FanfictionBagi penjahat, menyelamatkan vigilante bukan hal yang bagus. Bagi vigilante, tertarik dengan penjahat juga bukan hal yang bagus. Tim tertangkap, tidak ada jalan keluar, dan satu-satunya orang yang datang untuk menolongnya adalah seorang gadis yang...