5 Men's Suicides

42 6 31
                                    

Dengan kemampuan deduktifnya, Bruce berhasil menemukan petunjuk yang membawanya ke suatu tempat. Tanpa babibu lagi, Tim segera pergi ke lokasi yang telah dikirim olehnya.

Ketika dia sampai, dia dapat melihat ekspresi Bruce yang tampak sangat serius, pandangannya tertuju pada sebuah bangunan sepi di hadapannya. Itu adalah sebuah gudang tidak terawat yang berada di penghujung jalan kumuh Gotham, tempat di mana orang-orang yang berhasil lolos dari pembunuhan di gedung tersebut sedang bersembunyi. Tidak sulit bagi The Dark Knight untuk mengendus keberadaan mereka yang panik sehabis kejadian berdarah beberapa jam yang lalu, orang seperti itu jauh lebih ceroboh dan cenderung melakukan kesalahan.

Tim memutar kepala ke arah yang sama, night vision yang ada di maskernya bekerja, membantu dia melihat pemandangan yang remang-remang dengan lebih baik. Ada tiga orang pria berusia paruh baya di sana, tampaknya mereka memiliki cukup keberuntungan untuk berhasil melarikan diri dari gedung tersebut dengan selamat.

"Apa yang akan kita lakukan!? Dia akan membunuh kita semua!" seru pria berambut pirang.

"Hubungi pusat!" respon pria berkuncir dengan panik.

Pusat? 

Dahi Tim mengernyit samar. Ternyata dugaannya seratus persen benar. Gedung tersebut hanyalah salah satu dari sekian cabang yang mereka miliki, cabang yang bisa diputus kapan saja bagaikan ekor cicak kalau sudah tidak lagi dibutuhkan atau mengancam keberadaan mereka. Salah satu ciri-ciri dari organisasi rahasia yang berbahaya.

"Tidak bisa! Mereka memutus seluruh komunikasi! Beberapa nomor yang bisa kita hubungi sudah tidak aktif!" Pria berjas di antara mereka mendengus frustasi sambil mengusap wajah.

"Sudah kuduga mereka hanya akan membuang kita kalau kita ketahuan!" Pria berambut pirang nyaris sinting.

Tanpa mengatakan apa pun, Bruce menoleh ke arah Tim, kemudian mereka mengangguk secara bersamaan. Dengan aba-aba sebuah gerakan tangan singkat, keduanya segera melompat. Mereka menerjang, melakukan serangan dadakan, dan masuk dengan dramatis sambil memecahkan kaca jendela, bersiap untuk membuat keributan.

Ketiga pria tersebut tersentak kaget, mata mereka membola begitu melihat sepasang vigilante paling ikonik di Gotham sedang melesat dengan sangat cepat ke arah mereka. Benar-benar sambutan yang tidak ramah, sambutan yang tidak siapa pun inginkan.

"Batman!" Pria berjas menggeram kesal.

Tidak ada waktu untuk melarikan diri, walaupun ada, Bruce dan Tim tentu saja tidak akan membiarkan hal itu terjadi. Tanpa berpikir panjang, pria tersebut segera menarik pistol dari balik jasnya dan menembakkan beberapa peluru ke arah mereka sementara kedua temannya segera melancarkan serangan balasan berupa pukulan dan tendangan.

Bruce dan Tim menghindar dengan begitu mudahnya. Mereka terlatih dan memiliki bertahun-tahun pengalaman, ketiga pria itu bukan tandingannya. Tidak mau kalah, Tim mendaratkan tinju tepat di wajah pria berambut pirang, diikuti oleh Bruce yang menghantam pria berjas serta pria berkuncir dengan kepalan tangannya. Dilihat dari cara mereka berkelahi yang terkesan sembrono dan asal-asalan, pria-pria itu sama sekali tidak memiliki bakat bertarung. Yang mana membuat Tim semakin bertanya-tanya, kenapa gadis itu membunuh orang seperti mereka?

"Kalian tidak akan menang."

Bruce tidak ingin buang-buang waktu dengan melawan sekumpulan orang payah yang bahkan tidak tahu cara menembak dengan benar, dia akhirnya memutuskan untuk mengerahkan seluruh kekuatannya dan menjegal pria pirang serta pria berjas hingga tubuh mereka menghantam tembok, sama sekali tidak memiliki ruang untuk melarikan diri. Di sisi lain, Tim berhasil menjatuhkan pria berkuncir ke lantai dengan bantuan tongkatnya, dia mengunci kedua tangannya erat dengan pijakan kaki.

Robin: VendettaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang