Di kantor, Jaehyun berjalan dengan penuh wibawa, seperti biasanya. Dengan setelan jas rapi dan postur tegap, dia selalu berhasil menarik perhatian banyak orang, baik karyawan maupun klien. Senyum ramah yang selalu terpasang di wajahnya menambah pesona yang sulit untuk diabaikan.
Saat dia melangkah masuk ke lobby kantor, beberapa karyawan menghentikan aktivitas mereka sejenak untuk menyapanya.
"Selamat pagi, Pak Jaehyun" sapa mereka dengan hormat.
"Selamat pagi" jawab Jaehyun dengan senyum hangat, memberikan sedikit anggukan kepada setiap orang yang menyapanya.
Seorang resepsionis muda yang baru bekerja di kantor tersebut tidak bisa menyembunyikan kekagumannya.
"Pak Jaehyun benar-benar karismatik, ya" bisiknya kepada rekannya. Rekannya yang lebih senior hanya tersenyum dan mengangguk, mengerti perasaan yang sama.
Jaehyun terus melangkah ke ruang kerjanya di lantai atas, bertemu dengan beberapa manajer di lift yang juga menyapanya dengan hormat.
"Pagi, Pak. Siap untuk rapat pagi ini?" tanya salah satu manajer.
"Tentu, saya sudah siap. Ayo kita buat rapat ini produktif" jawab Jaehyun dengan semangat, membuat para manajer merasa lebih termotivasi.
Sesampainya di ruang kerjanya, sekretaris pribadi Jaehyun, Yuna, sudah menunggu dengan jadwal hari itu.
"Selamat pagi, Pak Jaehyun. Ini jadwal Anda hari ini" katanya sambil menyerahkan tablet berisi agenda rapat dan pertemuan.
"Terima kasih, Yuna" kata Jaehyun sambil membaca sekilas jadwalnya. "Ada hal penting yang perlu saya ketahui sebelum kita mulai?"
"Ya, ada beberapa laporan yang perlu Anda tanda tangani sebelum rapat dimulai, dan beberapa dokumen dari klien utama kita yang memerlukan persetujuan Anda" jawab Yuna efisien.
"Baik, bawa semua dokumen itu ke ruang rapat. Saya akan menanganinya di sana" kata Jaehyun sambil mulai bersiap-siap untuk rapat pagi.
Selama rapat, Jaehyun memimpin dengan kepemimpinan yang kuat dan visi yang jelas. Setiap orang di ruangan bisa merasakan semangat dan dedikasinya, membuat mereka lebih termotivasi untuk memberikan yang terbaik. Ide-ide inovatif dan solusi praktis yang dia tawarkan selalu mendapatkan apresiasi dari timnya.
Di tengah kesibukan, Jaehyun menyempatkan diri untuk memeriksa pesan dari Taeyong di ponselnya. "Semoga harimu menyenangkan, Pah. Anak-anak juga mengirimkan pelukan virtual untuk Papa" tulis Taeyong.
Jaehyun tersenyum membaca pesan itu, merasa semakin bersemangat untuk menjalani hari. "Terima kasih, Sayang. Semoga harimu juga menyenangkan. Berikan pelukan kembali untuk anak-anak" balasnya cepat sebelum kembali fokus ke pekerjaannya.
Dengan wibawa yang selalu memikat dan perhatian penuh pada detail, Jaehyun tidak hanya menjadi seorang pemimpin yang dihormati di kantor, tetapi juga suami dan ayah yang selalu dirindukan di rumah.
Di rumah, suasana yang semula tenang mulai berubah ketika Beomgyu tiba-tiba mulai rewel tanpa sebab yang jelas. Sementara itu, Mark dan Jeno sudah pergi untuk kegiatan mereka masing-masing, sehingga Taeyong sendirian mengurus Beomgyu dan Sungchan.
Taeyong, yang sedang menikmati waktu bersantai menonton TV, segera menyadari perubahan suasana. Dia melihat Beomgyu yang mulai gelisah dan mulai merengek di ruang tamu.
"Ada apa, sayang?" tanya Taeyong dengan lembut sambil mendekati putranya.
Beomgyu hanya menggeleng dan memeluk boneka kesayangannya, tapi tetap terlihat tidak tenang. Taeyong memeluk Beomgyu dan mengusap punggungnya dengan lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
MAMA MUDA🔞| Jaeyong (+S2)
FanfictionKarena paksaan kedua orang tuanya demi melunasi hutang-hutangnya,Taeyong yang masih baru berumur 19 tahun harus rela menikah dengan seorang laki-laki duda Jaehyun namanya yang berumur 32 tahun yang sudah memiliki 2 orang anak. Dan parahnya laki-laki...