Chapter 2 - Taman Belakang
Teriakan Alana membuat Elisa dan Tom langsung bergegas pergi. Saat mereka menuruni tangga, mereka dapat mendengar suara kekacauan dan kepanikan. Jeritan semakin keras, dan mereka bisa melihat bayangan orang-orang yang berlari dan tersandung dalam kegelapan. Tom meraih tangan Elisa dan menariknya, mencoba menavigasi kekacauan tersebut.
Ketika mereka sampai ke sumber suara, Alana yang meringkuk di sudut ruangan telah dikelilingi teman-temannya yang lain, matanya terbelalak ketakutan.
Tom bergegas ke sisinya, menariknya ke dalam pelukan pelindung. "Apa yang terjadi?" tanyanya, suaranya bergetar ketakutan.
Suara Alana bergetar saat dia berbicara "A-apelnya..." ujarnya menangis, menunjuk apel yang terjatuh dilantai dengan tangan bergetar "Apel-nya!!"
Semua orang mengikuti jari Alana yang gemetar ke sumber terornya. Di sana, di lantai, tergeletak apel itu, kulitnya terkelupas. Keadaan apel masih terlihat sangat sengar, membuat kebingungan mengudara.
Olivia mengangkat sebelah alisnya, menunduk mengambil apel yang berada tepat disamping kakinya "Ada apa dengan apel ini? Baik-baik saja kok?" ujarnya menatap Alana kebingungan.
Mata Alana membelalak ketakutan saat dia menatap apel itu, tubuhnya gemetar tak terkendali. "A-aku melihatnya... kelabang... ia keluar dari dalam apel," ia tergagap, suaranya nyaris tak terdengar seperti bisikan.
Tom memandang cemas, tidak yakin apa yang harus dia lakukan.
Olivia, yang masih memegang apel itu, memeriksanya dengan saksama. Dia masih tidak melihat masalah yang dibicarakan Alana. Tidak ada apapun dalam apel tersebut, bahkan bisa dibilang keadaan apel dalam keadaan prima. Untuk memastikan matanya tidak menupunya, dia memperlihatkan apel pada Serena, membuat Serena mengangkat bahunya bingung.
Tiba-tiba Alana berteriak lagi, menatap horror pada Olivia yang masih memegang apel. Dia terus menunjuk, berteriak ketakutan. Matanya terbelalak ketakutan saat menatap kelabang yang hanya bisa dia lihat berkeliaran disekitar apel.
Tom, yang mencoba menenangkan Alana, mengambil apel itu dari Olivia dan memeriksanya. Dia juga tidak melihat ada yang salah dengan apel itu. Dia menoleh ke arah Alana, "Alana, tidak ada apa-apa di sana. Itu hanya sebuah apel."
Jeritan Alana semakin keras dan putus asa. Dia histeris sekarang, mencakar Tom dan Olivia, berusaha menjauh dari apel itu. Teman-temannya yang lain berusaha menenangkannya. Mereka saling berpandangan dengan kebingungan, tidak mengerti apa yang menyebabkan Alana bereaksi dengan begitu keras. Tom menarik napas dalam-dalam dan berusaha menenangkan diri, karena ia tahu bahwa ia harus tetap tenang jika ingin menolong Alana.
"Tidak apa-apa... tidak apa-apa" bisik Tom memeluk Alana erat, berusaha menenangkan gadis yang tubuhnya bergetar hebat itu.
Elisa mengamati dalam diam. Film horror ini adalah film yang menggunakan penglihatan pemeran utama untuk memberikan rasa takut pada menit-menit awal. Berdasarkan pergerakan pemeran utama, Elisa tidak bisa mengharapkan mereka berdua untuk keselamatannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunting Echoes
FanfictionDi era teknologi yang semakin maju, penggunaan virtual reality (VR) merambah ke berbagai sektor hiburan, termasuk dunia perfilman. Teknologi holografik terbaru memungkinkan penonton untuk ikut serta dan berperan dalam film yang ditayangkan di biosko...