Chapter 12: Julian Hayes
Elisa duduk dalam keheningan, membiarkan kesunyian bioskop yang gelap menyelimuti dirinya. Dia menarik napas dalam-dalam, berusaha menenangkan detak jantungnya yang masih berdetak cepat setelah pengalaman yang baru saja dia alami. Meski tahu bahwa kejadian barusan hanyalah bagian dari sistem virtual reality bioskop, sensasi ketakutan dan ketegangan itu masih terasa sangat nyata. Beruntung Elisa bukan orang biasa—dia memiliki kemampuan untuk melihat hantu, dan pengalaman dengan dunia roh bukanlah hal baru baginya. Maka, meskipun film yang baru saja dia alami begitu intens, Elisa tidak benar-benar terguncang.
Elisa tidak yakin jika orang biasa yang mengalami sistem eror akan dapat menyelesaikan film seperti dirinya. Namun, ada sesuatu yang mengganggunya—perasaan bahwa Julian yang menemaninya sepanjang film merupakan orang yang sangat aneh. Dia memejamkan mata sejenak, mencoba menguraikan perasaan aneh itu, ketika tiba-tiba seorang penjaga bioskop muncul di hadapannya.
Seorang penjaga bioskop tiba-tiba muncul di hadapannya, wajahnya tampak cemas dan penuh penyesalan. "Maafkan kami atas ketidaknyamanan yang Anda alami, Nona Elisa," ujar penjaga itu dengan nada penuh penyesalan. "Ada kesalahan dalam sistem bioskop yang menyebabkan pengalaman virtual reality Anda menyatu dengan penonton lain. Anda seharusnya tidak terjebak dalam pengalaman tersebut. Kami sangat menyesal"
Elisa menatap penjaga itu dengan mata yang masih sedikit menyipit, sebagian karena rasa penasaran. "Aku tahu," jawabnya, suaranya tenang meski di dalam hatinya masih ada sedikit kegelisahan. "Itu bukan filmku, kan? Aku berada di film milik Julian."
Penjaga itu mengangguk pelan, lalu menyerahkan selembar kertas kecil kepada Elisa. "Ini ditinggalkan oleh Tuan Julian untuk Anda. Dia adalah penonton VVIP yang memiliki kemampuan untuk memilih tingkat kesulitan film, dan tampaknya dia memilih mode mimpi buruk kali ini. Karena kesalahan sistem, Anda ikut terseret ke dalam filmnya."
Elisa mengambil kertas itu, tetapi sebelum membacanya, penjaga bioskop kembali meminta maaf, "Kami sangat menyesal atas ketidaknyamanan ini, Nona Elisa. Kami akan melakukan segala yang kami bisa untuk memastikan bahwa hal seperti ini tidak terjadi lagi."
Elisa hanya tersenyum tipis, mengangguk sebagai tanda terima kasih. "Tidak apa-apa," ujarnya, suaranya lembut namun tegas "Jangan terlalu dipikirkan"
Elisa menerima kertas itu dengan hati-hati, tetapi sebelum membacanya, penjaga bioskop melanjutkan dengan nada lebih ceria, mencoba meredakan ketegangan. "Kami juga ingin mengucapkan selamat kepada Anda, Nona Elisa. Hanya sedikit orang yang berani dan berhasil menyelesaikan film horor seperti itu. Itu adalah pencapaian yang luar biasa."
Elisa tersenyum tipis, mengangkat bahu seolah menanggapi pujian tersebut dengan sikap rendah hati. "Terima kasih," ujarnya lembut, suaranya menyiratkan rasa syukur meski ia masih merasakan dampak dari pengalaman yang baru saja dilaluinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunting Echoes
FanfictionDi era teknologi yang semakin maju, penggunaan virtual reality (VR) merambah ke berbagai sektor hiburan, termasuk dunia perfilman. Teknologi holografik terbaru memungkinkan penonton untuk ikut serta dan berperan dalam film yang ditayangkan di biosko...