End?

9 1 0
                                    

⑅⃝●♡⋆♡♡⋆♡●⑅⃝◌◌⑅⃝●♡⋆♡♡⋆♡●⑅⃝◌







________________________________

"Tristan!" panggil  Gentara sontak semua orang melihat ke arah mereka ternyata semua teman-teman Tristan pun menghampiri Tristan.

Alexi yang berada di samping Tristan pun mengelus bahu Tristan untuk menenangkan laki-laki itu.

"Gw tau lo kuat" kata Alexi menguatkan Tristan yang semakin terpuruk namun mulai merasa tenang, teman-teman Tristan yang melihat kondisi Tristan pun merasa kasihan dengan laki-laki itu.

Tristan berdiri dari duduk nya dan membuat semua teman-teman nya itu bingung, perlahan Tristan berjalan pergi.

"Lo mau kemana Tristan?" Altezza yang berada di samping Ayana, Tristan pun menghentikan langkah nya dan menatap ke arah teman nya itu.

"Gw mau nelfon seseorang" kata Tristan dan di anggukan oleh teman-teman nya, Tristan pun pergi menjauh dari teman-teman dan ibunya itu.

Sampai nya Tristan di luar rumah sakit Tristan pun segera menelfon nomor seseorang lalu menekan panggilan.

'Halo?'

"Aurell..dalam bahaya.."

'serlok tempat lo sekarang, gw dan yang lain akan ke sana"

Seketika panggilan pun terputus, Tristan pun segera mengirimkan lokasi rumah sakit itu, dan Tristan pun kembali ke tempat teman-teman nya.

Saat ingin sampai ke sana, Tristan melihat ibu nya berbicara dengan salah satu dokter yang menangani Aurell.

Tampa pikir panjang Tristan pun segera mendatangi ibu nya dan dokter itu pun pergi.

"Bu!" panggil Tristan dan ibu Tristan pun melihat ke arah anak nya itu.

"Apa kata dokter tadi?!" kata Tristan sambil sedikit menggoyang-goyangkan tubuh ibu nya itu.

"Kata dokter, Aurell mengalami cedera yang lumayan serius, kerena luka di kepala nya itu sudah lama dan tidak di obati, selain itu Aurell juga mengalami shock berat yang mengakibatkan dia kehilangan kesadaran diri nya" kata ibu Tristan membuat Tristan terdiam dan menjauh dari ibunya itu.

"Gak..gak mungkin" kata Tristan sambil menarik rambut nya merasa frustasi dengan semua yang dia alami.

Tab

Tab

Tab

Tab

Bunyi suara langkah kaki berjalan ke arah Tristan dan teman-temannya.

"Apa apan.."

Tristan yang mendengar suara seseorang di belakang nya pun segera melihat ke belakang dan ternyata itu adalah sahabat lamanya.

"Zaidan..,Batara" panggil Tristan, kedua laki-laki itu pun hanya melihat ke arah Tristan dengan perasaan yang kecewa yang terlihat dari raut wajah mereka.

Zaidan berjalan ke arah Tristan dan berdiri di depan Tristan di ikuti oleh Batara di belakang.

Blam!

Suara pukulan mendarat di perut Tristan dengan sangat kencang membuat Tristan jatuh dan mundur ke belakang.

"Akh..m-maaf" kata Tristan sambil memegang tubuh nya yang habis di pukul oleh Zaidan.

Membuat semua orang yang berada di sana pun terkejut dengan tindakan Zaidan, saat Zaidan ingin kembali memukul Tristan namun di tahan oleh Batara.

"Woy! Tenang!, lo jangan main kekerasan! Ini rumah sakit" kata Batara sambil memegang tangan Zaidan yang ingin memukul Tristan.

AurellTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang