•••
Luna memutuskan untuk berbelanja di minimarket terdekat, mumpung ini hari Minggu.
Luna berjalan ke minimarket, anggap saja merilekskan otak sebelum berperang dengan sekumpulan orang tak punya hati.
Pagi ini cuacanya cerah,seolah mendukung Luna untuk menikmati waktunya dengan santai.
Shaka? Jangan tanyakan dia, Shaka sedang berada di perusahaan ayahnya,Katanya untuk belajar bisnis. Tampa Shaka kayaknya kosong banget.
Sesampainya di minimarket,Luna hanya membeli kebutuhannya saja. Tak lupa Luna membeli bahan makanan, untuk memasak beberapa hari ke depan.
Katanya,karamel,Karina dan Angel akan datang kerumah Luna,dengan buru-buru Luna segera menyelesaikan acara belanjanya untuk balik ke apartemen.
Setelah Luna membayar,Luna mengambil beberapa kresek berisi belanjanya dengan sukacita menikmati suasana pagi.
Luna memikirkan banyak hal Tampa sadar ada batu bata di depannya.
Bruckk
Sialan.
Luna terpeleset,dengan kondisi jalan yang ramai. Sepertinya kakinya terkilir,Luna terus menyemangati dirinya untuk kuat jika tidak,bagaimana dirinya akan kembali ke apartemen?"ASTAGHFIRULLAH DEK!!"
"Ayo berdiri dek,"
"Kamu gak papa? Dagu kamu berdarah Lo ini," Tanya ibu-ibu entah dari mana datangnya mengerumuni Luna yang dengan tidak aethesticnya terpeleset.
Luna malu,apalagi ada sekumpulan anak-anak yang tertawa ngakak melihatnya terjatuh. Luna ingin menghilang saja. Sakit sih iya tapi malunya gak tertolong.
Dengan posisi yang masih diatas trotoar jalan, Luna entah ingin melakukan apa? Luna binggung.
Luna menutup matanya pasrah sembari menikmati rasa sakitnya. Tiba-tiba Luna merasakan tubuhnya terangkat,entah siapa yang menggendongnya.
Luna membuka matanya sedikit demi sedikit. WHAT?? REALLY? GAMALIEL?
Gama mendudukkan Luna di bangku samping jalan,kemudian mengecek dimana luka memar yang ada pada Luna.
Luna terdiam tak tahu akan melakukan apa,mulutnya seakan keluh tak bisa berbicara.
"Lo nggak akan mati cuma karena kesusahan dan minta pertolongan orang lain," Tutur Gama menatap Luna yang Tengah menahan rasa sakit.
"Tunggu sebentar gue mau beli obat luka,"
Tak perlu waktu lama, Gama kembali dengan beberapa obat luka di tangannya.
Gama memijat pelan kaki Luna yang terkilir,sampai berbunyi 'krek'. Gama mengobati luka memar yang ada di lutut Luna dengan telaten.
"Kok ada orang ceroboh Lo?" Luna hanya tersenyum menanggapi.
Luna melihat Gama yang sedang mendekat kearahnya,
"Ng-ngapain Lo deket-deket?" Tanya Luna gugup melihat wajah Gama dengan jarak dekat.
"Dagunya berdarah." Luna terdiam,dengan Gama yang mengobati.
"Entah gue harus benci atau berterima kasih sama Lo gam," Ucap Luna menatap Gama.
"Tetap benci gue,"
•••
Hello michyters annyeonggg!!!
Gimana kabarnya,
Jangan lupa vote yahh
Babayyy
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Katanya Teman [On Going]
Teen FictionNamanya Luna,manusia rapuh penuh luka yang selalu mengharapkan kasih sayang dari orang tuanya. Namun kehadiran Shaka dalam kehidupan Luna membuat semuanya berubah,hidup Luna lebih terasa menyenangkan. Shaka cowok berandalan dengan aura kejamnya yang...