•••
Luna membuka pintu apartemennya,terlihat Gama yang menunggunya dengan penuh senyuman.Senyuman Shaka itu menghanyutkan,jadi jangan ditatap lama-lama.
"Cantik," gumam Gama Tampa sadar membuat Luna mengangkat sudut bibirnya,
"Gue tau kok gam,gue kan kembaran dasha taran." Ucap Luna dengan percaya diri membuat Gama terlihat seperti mau muntah saja.
"Ketinggian lun,yukk.." ajak Gama mengengam tangan Luna erat,membuat Luna menatapnya polos.
"Emang harus di genggam yah gam," lirik Luna pada tangan yang di genggam Gama.
"Harus dong lun,biar Lo cinta sama gue."
•••
Di mobil Gama,Luna duduk dengan memainkan ponselnya.
"Lun," Luna menatap Gama yang memanggilnya.
"Kenapa?" Gama menatap manik mata Luna dengan tenang lalu berucap,
"Nggak jadi." Luna menarik nafas dalam-dalam untuk menahan rasa geram akibat Gama.
"Nggak jelas Lo," Geram Luna menatap wajah Gama yang mendekat kearahnya.
Woy..woy.. ngapain Lo,
AHHH JANGAN-JANGAN GAMA MAU NYIUM GUE? Kata kara cowok kalu kepalanya mendekat kearah muka pasti mau nyium.
NGGAK-NGGAK MAU LUNA HARUS GIMANA?
Ehh iya tutup mata aja, Isi pikiran Luna yang sedang berkelana entah kemana.Gama yang melihat mulut Luna yang berkomat-kamit seperti dukun mendekat untuk memasang selt beat.
Gama lebih binggung,kenapa Luna tutup mata? Jangan bilang Luna mengiranya akan mencium Luna?
Gama kemudian terkekeh menatap mata Luna yang terpejam. Luna mengintip sedikit,kenapa Gama belum menciumnya?
"Lo kenapa nutup mata? Berharap gue cium yah?" Luna yang mendengar hal itu langsung membuka matanya lebar-lebar.
Apa-apaan ini,Luna melihat Gama yang tak berhenti menertawakan dirinya. Luna menutup wajahnya malu,entah mukanya mau ditaruh di mana.
•••
"Gam,barengan gue malu jalannya di depan," ucap Luna menunggu Gama yang baru turun dari mobil.
"Iya Luna," Gama kemudian berjalan dengan Luna di sampingnya. "Kata Deova, restoran ini lagi rame banget jadi susah untuk booking tempatnya." Luna mengaguk menanggapi sembari berjalan.Restorannya mewah,pelayanannya juga bagus jadi pantas saja.
"Pesan semuanya kecuali seafood." Luna yang duduk,dengan tiba-tiba terkejut.
"Lo tau gue alergi seafood Gam?" Tanya Luna,padahal hanya Shaka dan teman-temannya yang mengetahui hal itu.
"Apa sih yang gue nggak tau lun," Gama kemudian menoleh hidung Luna membuat Luna terdiam. Jantung Luna tidak aman lagi.
Beberapa menit kemudian makanan sudah berada di meja mereka. Namun Luna terlalu asik untuk bercerita dengan Gama.Gama seorang pendengar yang baik,jadi Luna merasa dihargai.
Gama menatap siluet Shaka bersama Lea yang duduk dibelakang Luna,jadi Luna tidak bisa melihatnya.
Gama mengajak Luna untuk makan terlebih dahulu. Luna yang hendak berbalik mengambil ponselnya yang dirinya simpan kembali di dalam tasnya membuat Gama panik, Gama dengan cepat memegang pipi Luna untuk berhadapan dengannya.
"Lo ngapain sih Gam," tanya Luna kesal mencoba melepaskan tangan Gama.
"Tatap mata gue Luna," Luna kaget,kemudian tertawa dengan tangan Gama yang masih memegang wajahnya.
Gama melepaskan tangannya dan mengambil ponsel dari tas Luna,lalu menyodorkannya. Mata Luna memicing tanda mencurigai Gama.
"Makan aja lun,makanan ini udah gue kasih ramuan," kata Gama memakan makanan miliknya.
"Ramuan?" Tanya Luna binggung.
"Ramuan buat cinta sama gue.." sambung Gama membuat wajah Luna memerah. Luna yang menyadarinya hendak berbalik untuk pergi ke toilet.
"Tunggu lun,tetap diam okay jangan lihat kebelakang." Interupsi Gama membuat Luna tertawa terbahak-bahak.
Lalu mendekat kearah Gama,
"Gue tahu kok kalau Shaka sama Lea ada di belakang."
•••
Hello michyters
Michy Doble up!!
Tetap semangat up walaupun gak ada pembaca😺
Its okay...
See youu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Yang Katanya Teman [On Going]
Novela JuvenilNamanya Luna,manusia rapuh penuh luka yang selalu mengharapkan kasih sayang dari orang tuanya. Namun kehadiran Shaka dalam kehidupan Luna membuat semuanya berubah,hidup Luna lebih terasa menyenangkan. Shaka cowok berandalan dengan aura kejamnya yang...