BAB 25. JIWA YANG BERANTAKAN

15 1 0
                                    

•••

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•••

Shaka membelah jalanan dengan kecepatan diatas rata-rata. Untuk pertama kalinya Shaka seberantakan ini.

Perkataan dan bayangan Luna berulang-ulang masuk dalam pikirannya.

"Lun gue nggak suka kayak gini,gue nggak senyaman Lo saat dekat sama Lea." Shaka menambah kecepatan melampiaskan segala keluh kesahnya.

Shaka memberhentikan motornya sejenak,menatap langit malam yang tak seindah sebelumnya.

"Lo tau nggak pikiran gue kacau,biasanya Lo bakalan recokin gue agar gue nggak sedih saat gue punya banyak masalah. Gue butuh Lo Luna..."

•••

Luna menginap di apartemen milik Gama, sedangkan Gama akan tidur di apartemen milik Luna.

"Lun,tenang yah..." Lagi dan lagi Gama mencoba menenangkan Luna yang sedang terisak sendari tadi.

"Gam setelah banyak luka yang gue dapetin sekarang gue kena penyakit jantung?" Gama memeluk Luna,dengan senyuman yang terbit di wajahnya.

Kerjain Luna seru kali, batin Gama yang masih mendekap tubuh Luna.

"Itu karena Lo kurang bersyukur." Luna menatap Gama yang sedang menatapnya penuh perhatian.

"Tapi-"

"Kasian Lo lun,masih muda loh.." lirih Gama semeprihatinkan mungkin. Raut wajah Luna terlihat mulai panik,ternyata Luna selugu itu. Gama pamit Gama menyadari Luna butuh waktunya sendiri.

"Gue cuma bercanda Luna,"

•••

Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday to you
Happy birthday happy birthday happy birthday to you LEA..

"SEMOGA DIBERKATI TERUS YAHH,ANAK KESAYANGAN"

"TAPI KAK LUNA JUGA ULANG TAHUN,"

"LUNA TIDAK PUNYA HARI ULANG TAHUN,DIA TIDAK PANTAS MENJADI BAGIAN DARI KITA LEA.."

"ARGHHHH!!"Teriak Luna terbangun dari tidurnya,ternyata itu momen ulang tahun Luna yang ke enam belas.

Hari ini Luna berusia Tujuh belas tahun, situasi yang berbeda dari sebelumnya. Mungkin ayah dan ibunya sedang merayakan ulang tahun Lea,dirumah.

Luna berdoa, mengucapkan syukur kepada Tuhan,selama masa kehidupannya Tuhan selalu menyertai dan memberkati. Luna tak menyadari,sembari dirinya berdoa,Luna menangis mengeluh kepada sang pencipta.

"Tak ada lagi doa seperti tahun-tahun yang lalu, untuk Luna meminta mereka berubah. Luna hanya meminta kesembuhan dari segala luka yang mereka berikan.."

•••

Di sisi lain Shaka sedang duduk di balkon kamarnya,sembari menonton video ulang tahun Luna tahun lalu.

Luna dengan senyuman hangatnya,Shaka rindu senyuman itu. Senyuman Luna yang menjadi temannya baik itu susah dan senang,celotehan Luna yang selalu menenangkan.Panggilan hangatnya,wajah kesalnya,galaknya Luna,Shaka merindukan semuanya.

Shaka menunggu hingga pagi, pikirannya terlalu larut sampai tidurpun terasa sulit.

"KAA INI KASIH KE LUNA YAH,MANTU GUE ULANG TAHUN!!" Teriak ibunya dari bawah sembari memakai seragam Shaka menatap dirinya yang jauh dari kata baik.

Shaka tak memperdulikan hal itu,sekarang semuanya terasa kosong.

"Ingat kaa,Lo udah punya Lea sekarang..."

•••

"Emang kakinya udah nggak sakit lagi lun?" Tanya Gama sedikit meringis melihat Luna yang berjalan tertatih-tatih.Luna hanya mengaguk Tampa minat,keluar dari apartemen Gama.

Luna menatap beling-beling akibat ulahnya semalam,Tampa memperdulikan Luna masuk ke kamarnya untuk bersiap kesekolah meski dengan keadaan yang sedang berantakan.

Rasa sakit mulai Luna rasakan pada saat dirinya sedang mandi,lukanya yang belum sembuh terasa perih ketika terkena air.

Namun dirinya tetap ingin sekolah,dirinya tidak mungkin akan berdiam diri di apartemennya.

Setelah selesai bersiap,terlihat Gama yang dengan santainya membersihkan beling-beling kaca di ruang tamu milik Luna.

"Berangkat bareng gue aja."

•••

Gama melirik Luna yang duduk di belakang lewat kaca spion miliknya. Kini Gama tahu apa yang sedang dirasakan Luna saat ini.Mulut biasa bohong,tapi mata? Selalu menggambarkan kata hati.

Sesampainya di sekolah,Luna menatap Lea dan Shaka yang sedang bergandengan tangan. "Gue turut bahagia,jika itu pilihan Lo ka..."

Shaka menatap Luna dengan tatapan seolah tak pernah mengenal satu sama lain. Gama yang melihat Luna refleks menutup mata Luna saat Shaka mencium kening Lea di depan Luna.

"Nggak usah di tutup Gama,gue udah lihat..."

•••

Hello michyters Gimana kabarnya?Jangan lupa vote Dahhh

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hello michyters
Gimana kabarnya?
Jangan lupa vote
Dahhh

Yang Katanya Teman [On Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang