Matanya membulat ketika cairan itu menumpahi sesuatu kepunyaan si bibir merah yang sudah menegangkan. Karena benda mengerikan tersebut beberapa terletak jengkal di atasnya yang berada di lantai ia dapat melihat secara close up bagaimana Delynn menjatuhkan banyak tetesan madu di...
Tubuh kokoh 'kejantanannya'.
Erine bergetar. Ya, dia harus menahan diri, tidak boleh bertindak seperti beberapa saat yang lalu seperti cepat-cepat menjilat madu di lantai. Sudah jelas karena letak madu kali ini berada di tempat yang tidak patut ia lihat secara sembarangan.
Delynn menyeringau. "Kenapa? Nggak laper?"
⛓️(DIRT¥ REVENGE)⛓️
Delynn mendekati kemaluannya, hampir saja pipi mulus kemerahan Erine tersentuh jika si empunya tidak cepat membuang muka."Liat ini, Erine..."
Yang dipanggil semakin memperjauh pandangan, benar-benar tidak ingin melihat kemaluan Delynn yang menakutkan sudah mengkilap oleh madu.
Takut, tapi perutnya terus berbunyi tanpa ampun meminta pasokan tenaga.
Masih dengan menundukkan wajah, tangan Erine sedikit terangkat, ingin meraih sesuatu yang membuat senyuman Delynn sedikit berkembang. Tapi sebelum benar-benar menyentuhnya, telapak tangan mungil itu terkepal. Berhenti bergerak.
"Ng-nggak!..."
Ia mengembalikan tangannya ke lantai lalu melemparkan pandangan memelas ke mata Delynn, berharap diberikan madu 'bersih' yang masih banyak di botol. Cowok itu berdecak malas, tapi setidaknya permohonan tadi sedikit dikabulkan pria berbibir merah tersebut. Dia ulurkan tangan kanan telapaknya yang berlumuran madu ke bibir Erine, lalu mengoleskan cairan tersebut.
Tanpa diminta, Erine menjilat bibirnya sendiri sampai si rasa manis menghilang dan diakhiri dengan menggigit bibir, isyarat meminta lebih.
Lagi-lagi Delynn menyanggupi, tapi yang ini dengan cara memasukan kelima jemarinya langsung ke dalam mulut Erine. Tentu saja yang sedang kekurangan menerima, ia jilati tangan itu sampai benar-benar keset. Sedangkan dari pihak Delynn, ia hanya bisa tersenyum saat merasakan hisapan dan juga jilatan yang diberikan Erine untuk tangannya.
Setelah jilatan Erine menjadi pelan yang menandakan sisa madu di jemarinya tinggal sedikit, secara tiba-tiba Delynn melepas paksa kuluman Erine lalu meraih pipinya. Belum sedetik Erine menyadari tindakan Delynn, wajah si cewek sudah ditarik kencang kearah sengkangnya, berniat memasukan paksa sang kejantanan ke bibir Erine yang sudah ia buka lebar-lebar.
"Eh!" Ia memekik sewaktu merasakan setengah bagian wajahnya berlumuran madu karena sempat menabrak kepunyaan Delynn yang menegangkan. Tapi dia bersyukur karena sedikit cepat tanggap dan berhasil menghindar.
"Lu emang susah diatur, ya?"
Susah payah ia memundurkan kepala, sambil mengelap wajahnya menggunakan punggung tangan.
Kali ini Delynn tidak mau menahan lagi, kegiatan yang lama ini membuatnya semakin terangsang. Dan siapa pun juga tahu kalau seorang Delynn Radival Pantjoro tidak akan mau menunggu, apalagi saat alat pemuasnya ada di depan mata.
"Umpf!"
Tapi untuk usaha kedua, Erine telat menyadari jambakan keras yang diberikan Delynn. Tanpa kerepotan apapun cowok itu memaksa Erine membuka mulut lalu memasukan kepunyaannya ke dalam asal muasal desahan yang sering ia dengar setiap hari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Revenge
FanfictionCatherine Vallencia... ia dikenal sebagai anak yg imut, pemalu dan pintar di sekolah. Hidupnya tampak seru, damai tanpa masalah. tapi bagaimana ketika ia dihadapkan dengan rasa balas dendam oleh seseorang terhadapnya, dan jika satu persatu masalah...