VOTELAH SEBELUM MEMBACA!⛓️(DIRT¥ REVENGE)⛓️
Beberapa minggu kemudian, saat awan yang semula berwarna putih itu sudah berubah menjadi kehitaman, mobil Delynn sudah sampai ke depan halaman rumahnya. Ia parkirkan mobil di tempat biasa, lalu ia mematikan mesin dan mencabut kuncinya.
Setelah itu, ia menghela nafas dan menyenderkan punggungnya.
Sembari menenteng tas hitamnya, Delynn keluar mobil. Dia hampiri rumah dan menekan bel. Beberapa saat kemudian, Rini membukakan pintu rumah dengan sebuah ucapan selamat datang.
Dia membantu Delynn dengan membawakan tasnya, lalu ia berkata. "Selamat datang Tuan Delynn."
"Hm."
"Nyonya Erine menunggu Tuan Delynn di kamar."
Di saat itu, kedua iris hitam cowok itu meliriknya. Ia menatap Rini yang sedang tersenyum tulus.
Untuk urusan 'siapa' yang dimaksud oleh wanita itu, Delynn dapat menebaknya. Pasti Erine. Tapi ia masih tidak tau alasannya.
"Ada apa?"
Rini tidak langsung menjawab. Ia hanya tersenyum, lalu pergi meninggalkan Delynn sendirian di sana. Sang tuan tidak terlalu mepermasalahkannya. Ia memilih untuk mengambil air dingin dulu di dispenser untuk minum, dan barulah ia membawanya ke kamar.
Cklek...
Saat pintu kamar di buka, di sana sudah ada Erine yang berdiri di depan laci sebelah ranjang. Tampaknya wanita itu terkejut saat mendapati Delynn yang sudah membuka pintu kamar.
Lalu Erine pun berbalik, memperlihatkan sebuah wajah cantik yang terbingkai oleh helaian rambut panjang yang menjuntai ke punggungnya.
Itu istrinya. Dan dia terlihat sedang gugup sambil menggenggam sebuah benda.
Sebenarnya, ada dua hal yang membuat Erine seperti itu.
Pertama, di saat inilah ia akan memberitahu keadaan jabang bayi di dalam rahimnya. Dan kedua, saat melihat Delynn, ia jadi teringat percintaannya yang terakhir dulu, di mana Erine merasa dirinya sangat menikmati sentuhan-sentuhan dari sang suami tersebut.
Awalnya, Erine mengira Delynn akan menanyakan kenapa dirinya terlihat sangat cemas. Tapi, nyatanya tidak. Cowok berbibir merah itu hanya meletakan gelasnya di meja kecil di sebelah lemari, lalu membuka pakaiannya. Pasti Delynn akan segera mandi.
Lalu, Erine tetap memperhatikannya, namun Delynn tidak kunjung sadar.
Padahal rencananya ia akan menjelaskan secara perlahan kepada Delynn apabila cowok itu sudah menanyai keadaannya.
Tampaknya, ia butuh waktu yang tepat.
Lalu setelah ia melihat suaminya yang sudah mengambil handuk itu akan memasuki kamar mandi, Erine memanggil namanya. "Delynn."
Gaara tidak menjawab, tapi ia menoleh.
"Ada... Ada yang pengen gua omongin..." Katanya, gugup.
Dalam hati, Erine meringis saat melihat tatapan datar Delynn yang mengenainya. Apakah cowok itu sama sekali tidak mengingat peristiwa yang terjadi di saat mereka bercinta tanpa ada paksaan dari satu sama lain?
Kenapa cowok itu bersifat seolah-olah kejadian itu tidak pernah ada di antara mereka?
"Apa?"
Setelah menelan ludahnya bulat-bulat, Erine berusaha membuat dirinya tidak tegang saat ia mulai menghampiri Delynn.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dirty Revenge
FanfictionCatherine Vallencia... ia dikenal sebagai anak yg imut, pemalu dan pintar di sekolah. Hidupnya tampak seru, damai tanpa masalah. tapi bagaimana ketika ia dihadapkan dengan rasa balas dendam oleh seseorang terhadapnya, dan jika satu persatu masalah...