𝚂𝙸𝚂𝙸𝙿𝙰𝙽 𝙲𝙴𝚁𝙸𝚃𝙰...

242 27 7
                                    

Kembali ke masa lalu, bukan pilihan..

Apapun yg bersifat lalu, hanya untuk dikenang..

Bukan di buang, tapi di daur ulang..







JAKARTA:  PEMAKAMAN (THN 2023)










Rintik tetesan air bagai tangisan manusia. Begitu deras terbingkai dengan Badai. Tapi ditengah angin dan hujan yg kencang itu ada seseorang berdiri di depan batu nisan. Perempuan muda sendirian sambil membawa seikat bunga krisan putih.

Tidak peduli hembusan dingin yg mampu membuatnya sakit ataupun kilatan petir yg menyambar sesekali. Ia tetap diam tidak bergeming didepan kuburan itu. Siapa kah dia, keluarganya? Atau kan sahabatnya?

Perempuan itu mulai berjongkok lalu menaruh bunga yg ia bawa diatas kuburan itu. Ia elus pelan bagaikan ibu membelai lembut bayinya. Dekat dengannya sebuah petir menyambar kuat bersamaan cahaya kilat yg begitu menyilaukan, namun itu tidak sedikit pun membuatnya berpindah dari tempatnya.

"Sudah hampir 2 tahun. Bagaimana kabarmu?" Bisiknya dengan lembut. Wajahnya sendu karena ia yakin tidak akan ada suara yg menjawabnya.

"Kejam..."

Senyuman lirih ia tampilkan. Matanya terpejam seketika mengingat kembali masa-masa itu, kebersamaan yg penuh duka-suka.

"Kebencian mu, sekarang aku paham. Ini buka sepenuhnya salahmu... "

Cahaya kilat menyala-nyala diantara awan. Perempuan itu mendongakkan kepalanya dan menatap tajam awan hitam diatasnya. "TakdirMu, amat lucu"

Ia berdiri lalu mengangkat kedua tangannya, mengarahkan kedua telapaknya ke awan hitam "Izinkan aku merubah takdirku.."

Dengan satu tarikan nafas, ia berteriak ke langit dengan keras.

"IZINKAN AKU MENGUBAH KEHINAAN INI..."

"IZINKAN AKU MENGATASINYA SENDIRI..."

Ia menghembuskan sisa nafasnya. Lalu menariknya lagi. Ia turunkan kedua tangannya kemudian di kepalkan kuat-kuat. "Sudah ku putuskan, Semuanya harus di akhiri!"

Ia pandangi kembali Kuburan depannya. Lalu berjongkok kembali dan mengelusnya "Akan ku balas ketidakadilan mu, dia dan mereka yang terlibat semua harus diadili. Akan ku buat mereka menemuimu dan berlutut dihadapanmu..."

Perlahan perempuan itu berdiri, hendak meninggalkan pemakanan. Tapi sebelum itu, ia mengambil satu cincin di sakunya lalu ia taruh disamping bunga itu. "Kamu orang yg paling ku benci, dan paling ku sayangi.. Tapi maaf, sekarang aku sudah menemukan orang yg lebih ku sayangi. Kamu yg pertama, dan tidak akan terlupakan.. Sampai jumpa"

Kuburan itu hening meski begitu banyak ucapan dilontarkan kepadanya. Hanya seikat bunga diatasnya yg bergerak-gerak akibat tetesan kuat hujan. Sementara cincin disampingnya mulai kerendam air yg belum terserap tanah.

Perempuan itu berjalan tenang tanpa rada takut sedikitpun mengingat tempat itu pemakaman. Baik hujan dan badai tidak juga menganggu keberaniannya. Karena ia sudah merasakan penderitaan yg jauh lebih menakutkan.

Di depan pemakaman ada mobil yg sudah menunggunya. Dalam mobil tersebut ada seorang perempuan yg tampak terlelap tidur.

Dia yg baru saja keluar dari pemakaman segera membuka pintu mobil dan membuka bagasi belakang untuk mengambil baju ganti dan memakainya. Setelah itu ia kedepan kemudi lalu menyalakannya dan melesat pelan kembali ke jalanan kota.

Ia menoleh ke temannya yg terlelap tenang di samping nya. Senyuman manis tidak bisa ia tahan, begitu sampai di area jalan besar mereka memasuki satu Cafe untuk berteduh.

Ia berhentikan mobil dan hendak membangunkan temannya. Tapi sebelum itu, ia rapatkan tubuhnya lalu ia peluk erat tubuh hangat itu. Pelan tapi pasti, ia arahkan bibir nya ke bibir temannya itu dan akhirnya keduanya menempel mesra.

Setelah sesaat melakukan ciuman sepihak, ia dengan keras membangunkan temannya.

"BANGUUUNNN... KEBAKARAAANN.. KEBAKARAAANN... "

Dengan teriakan dan guncangan yg begitu kuat temannya terbangun kaget dengan nafas terengah-engah.

"Akhirnya bangun juga lo!"

Yg dibangunkan segera mendorong jauh manusia depannya. Ia mencoba mengatur nafasnya yg seperti abis lari maraton.

"Udah sampai di Cafe nih. Neduh dulu yuk" Tanpa merasa berdosa ia keluar dari mobil meninggalkan temannya yg masih mengatur nafas.

Sang korban menggaruk-garuk kepalanya yg tidak gatal. "Dasar Mak Lampir! Erine... Tungguin gue!"

Ia ambil kunci mobil lalu keluar mobil dan berlari kencang ke si pelaku yg sudah berteduh didepan pintu Cafe.

Jangan lupa dibaca bab sebelumnya: Madu & Perubahan. Bab yg ini buat pemanis aja...


  ◦•●◉✿ 𝗢𝗥𝗜𝗡𝗘𝗦𝗛𝗜𝗣 ✿◉●•◦

Dirty RevengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang